Breaking News

Konflik Israel Hizbullah

Ketegangan Israel-Hizbullah Membawa Timur Tengah Menuju Perang

Baik Hizbullah maupun Israel sedang mempersiapkan perang, dengan kemampuan militer yang mampu menimbulkan kehancuran besar-besaran.

Editor: Agustinus Sape
AFP
Serangan udara Israel di pinggiran desa Zawtar di Lebanon selatan pada 21 September 2024 

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah bersiap menghadapi konflik lain dengan Hizbullah sejak perang mereka pada tahun 2006, dan mereka memahami dengan baik kekuatan dan kerentanan kelompok tersebut.

Mengubah peperangan modern

Namun, terlepas dari keunggulan-keunggulan ini, militer Israel menghadapi kelelahan. Setelah hampir setahun pertempuran sengit di Gaza, tekanan terhadap tentara dan peralatannya menjadi semakin nyata. Banyak pasukan telah menyelesaikan beberapa tur, dan cadangan Israel sudah kewalahan.

Perang dengan Hizbullah, yang jauh lebih hebat dibandingkan Hamas, akan membutuhkan sumber daya yang sangat besar, sehingga memberikan tekanan lebih lanjut pada militer yang sudah lelah.

Salah satu faktor penting yang dapat mengubah sifat konflik adalah penggunaan peperangan drone. Perang Rusia-Ukraina baru-baru ini menunjukkan bagaimana drone mengubah peperangan modern, digunakan untuk pengintaian, penargetan, dan bahkan serangan langsung.

Hizbullah, dengan sekitar 2.000 drone yang dipasok Iran, diperkirakan akan menggunakan alat-alat ini secara luas. Israel, pemimpin dalam teknologi drone, juga akan mengandalkan sistem tak berawaknya, menjadikan peperangan drone sebagai ciri utama konflik di masa depan antara keduanya.

Meskipun negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, menyerukan untuk menahan diri, hanya ada sedikit optimisme bahwa diplomasi akan berhasil. Meskipun para mediator AS telah mendorong gencatan senjata, kenyataan di lapangan masih tetap tidak menentu. Kedua belah pihak mempunyai posisi yang kuat, dan begitu perang pecah, akan sulit untuk membendungnya.

Kekhawatiran yang signifikan adalah peran Iran dalam konflik di masa depan. Teheran telah lama menggunakan Hizbullah sebagai proksi regional utamanya dan dapat dengan mudah meningkatkan situasi dengan melibatkan pasukannya di Irak dan Suriah. Perang sebesar ini tidak hanya akan menghancurkan Lebanon dan Israel namun juga mengguncang seluruh Timur Tengah.

Negara-negara tetangga akan terlibat dalam konflik ini, sehingga berpotensi mengganggu pasokan energi global. Wilayah ini, yang sudah terpecah akibat konflik selama bertahun-tahun, akan mengalami gelombang pengungsi baru, yang akan memperburuk ketegangan sektarian dan semakin mengganggu stabilitas negara-negara yang rentan.

Bahaya perang yang lebih luas di Timur Tengah bukan hanya kemungkinan yang akan terjadi, namun merupakan kenyataan yang mungkin terjadi. Baik Hizbullah maupun Israel sedang mempersiapkan perang, dengan kemampuan militer yang mampu menimbulkan kehancuran besar-besaran. Namun dampaknya akan sangat merugikan seluruh wilayah. (gulfnews.com)

Ashok Swain adalah profesor penelitian perdamaian dan konflik di Universitas Uppsala, Swedia

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved