Berita NTT
Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan Undana Lakukan Transplantasi Karang di Namosain
Selain itu ekosistem ini memiliki fungsi ekonomis, seperti kegiatan penangkapan ikan dan pariwisata, khususnya kegiatan snorkeling dan selam.
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi (Prodi) Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Peternakan, Kelautan, dan Perikanan Universitas Nusa Cendana (Undana) melakukan pengabdian masyarakat berupa upaya rehabilitasi ekosistem terumbu karang pada perairan sekitar Namosain, Kota Kupang.
Pengabdian ini dilatarbelakangi bahwa ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut tropis dengan keragaman hayati yang sangat tinggi. Ekosistem ini memiliki fungsi secara ekologis seperti proses pemijahan dan pembesaran ikan serta pelindung garis Pantai.
Selain itu ekosistem ini memiliki fungsi ekonomis, seperti kegiatan penangkapan ikan dan pariwisata, khususnya kegiatan snorkeling dan selam.
Namun demikian ekosistem ini sangat rentan terhadap kerusakan akibat dampak negatif dari kegiatan manusia dan juga bencana alam.
Aktivitas destructive fishing, tekanan akibat pariwisata yang dapat mematahkan bagian karang, bahkan bencana alam seperti badai dan tsunami dapat menghancurkan struktur karang keras. Siklon seroja pada April 2021 silam merupakan salah satu contoh betapa kuatnya dampak bencana terhadap kerusakan ekosistem terumbu karang, salah satunya di perairan sekitar Namosain.
Dosen Penanggung Jawab Kegiatan Pengabdian Masyarakat, Lumban Nauli menyampaikan sejak tahun 2021 setidaknya sudah lebih dari 300 rangka transplantasi dipasang di ekosistem ini oleh berbagai lembaga, baik pemerintah maupun swasta.
“Berdasarkan hasil pemantauan, transplantasi yang sudah dilakukan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Fragmen karang makin besar dan sudah banyak ikan yang berkumpul di antara karang yang ditransplantasikan,” ujarnya Minggu, 15 September 2024.
Kegiatan ini kembali dilaksanakan, bekerjasama dengan berbagai pihak.
“Kami bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT (BBKSDA-NTT), Yayasan Konservasi Alam Nasional (YKAN), Anana Laut, Au Manekat Tasi (Beta Cinta Laut), Underwater Kupang, Bukan Sekedar Pasiar (BSP), Freediving Kupang, Mapala Undana, dan masyarakat Rumah Tujuh khususnya RT 07, civitas Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan memperluas area rehabilitasi ekosistem terumbu karang menggunakan metode jaring laba-laba (spider web),” jelas Nauli.
Menurut Nauli, sebanyak 30 rangka jaring laba-laba ditenggelamkan pada perairan sekitar ekosistem terumbu karang.
“Pada setiap rangka jaring laba-laba terdapat 13 fragmen karang yang diikat dengan kuat, baik dari karang Acropora Branching, Coral Branching, Coral Submassive, dan juga Coral Massive. Total terdapat 390 fragmen karang yang ditransplantasikan di ekosistem ini. Sebelum diletakkan di sekitar ekosistem terumbu karang, setiap fragmen diukur panjangnya agar dapat dipantau hasil pertumbuhannya pada periode mendatang sebagai salah satu indikator keberhasilan kegiatan transplantasi. Pada saat yang sama juga dilakukan pembersihan serta perbaikan pada rangka spider yang pernah ditenggelamkan pada kegiatan transplantasi sebelumnya,” ungkap Nauli.
Baca juga: Ansy Lema Bantu Kapal "Banteng Senayan" untuk Nelayan Namosain
Nauli berharap, upaya rehabilitasi ini terua berlanjut.
“Harapan kami upaya rehabilitasi pada kawasan konservasi Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang ini dapat terus berlanjut, agar fungsi ekosistem ini tetap terjaga dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan juga lingkungan,” pungkasan. (cr19)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.