Pilkada Jakarta 2024
Duet Dharma – Kun Jadi Kuda Hitam di Pilkada Jakarta 2024, Simak Ini
Peneliti di Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad mengungkapkan prediksi politiknya terkait pesta demokrasi tahun ini.
POS-KUPANG.COM - Peneliti di Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad mengungkapkan prediksi politiknya terkait pesta demokrasi, Pilkada Jakarta 2024 yang saat ini sedang berproses.
Bahwa dalam momen ini segala kemungkinan bisa terjadi. Pasalnya, setiap pasangan calon punya keunggulan masing-masing yang jika dimaksimalkan, maka hal tersebut bakal membawa banyak manfaat bagi Masyarakat.
Pasangan Ridwan Kamil – Suswanto misalnya, meski punya elektabilitas tertinggi saat ini, namun pada saat yang sama, popularitas Pramono Anung – Rano Karno juga terus menanjak dari waktu ke waktu.
Sementara pasangan Dharma Pongrekun – Kun Wardhana juga bakal menjadi kuda hitam apabila masyarakat Jakarta terjebak dalam dua kubu yang berhadap-hadapan dalam momen ini. Dua kubu yang menjadi rival terberat dalam Pilkada Jakarta 2024 ini, adalah Ridwan Kamil – Suswanto dan Pramono Agung – Ranoi Karno.
Saidiman Ahmad mengatakan, bahwa situasi politk 2024 ini akan berubah sangat drastis. Perubahan drastis bisa saja terjadi karena Pramono -Rano memiliki kesempatan menang jika sosiliasi yang kini semakin digencarkan, berlangsung efektif.
Sebab, katanya, basis pemilih PDIP dan kelompok nasionalis di Jakarta cukup besar.
Dari sisi etnisitas, lanjutnya, etnis Jawa diwakili oleh Pramono dan Betawi direpresentasikan oleh Rano, yang jumlahnya sekitar 64 persen dari total penduduk Jakarta.
Sementara itu, basis pemilih Sunda, yang diwakili oleh Emil, hanya 14-15 persen.
Karena itu dari aspek sosiologis, dia menilai pasangan Pramono-Rano memiliki ceruk pemilih yang cukup besar dibanding duet Ridwan Kamil-Suswono.
Hal ini, menurutnya, bergantung pada efektifitas sosialisasi mereka di kalangan masyarakat Jakarta.
"Aspek kedua yang juga harus diperhatikan adalah di Jakarta ini penduduknya relatif kritis, relatif terdidik. jadi mereka yang lulusan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) itu jumlahnya sangat besar, sekitar 68 persen. Karena warganya kritis, artinya pilihan itu sangat bergantung pada hal-hal yang rasional sebetulnya. Misalnya rekam jejak dan platform kebijakan," kata Saidiman dikutip dari VOA Indonesia.
Saidiman mencontohkan pada Pemilihan Gubernur Jakarta 2017, sebelum debat, calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono cenderung lebih kuat dibanding yang lain.
Tapi, setelah masing-masing kandidat menyampaikan rencana kebijakannya dalam debat, elektabilitas berubah.
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menempati peringkat pertama, disusul Anies dan Agus Harimurti.
Dia mengatakan debat kandidat gubernur untuk warga Jakarta itu penting karena mereka berpikiran kritis.
Oleh sebab itu, debat menjadi peluang bagi Pramono yang belum kompetitif untuk muncul dan menawarkan program-program yang bisa diterima oleh publik secara objektif.
Pasangan calon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana, menurut Saidiman kurang kompetitif, sampai saat ini.
Namun sekali dia menegaskan karena masyarakat Jakarta kritis.
Seandainya duet ini bisa mengemukakan platform kebijakan yang bagus, mereka bisa menjadi kuda hitam.
Kuda hitam dalam artian selama ini tidak diunggulkan tapi bisa keluar jadi pemenang di Pilkada Jakarta 2024.
Untuk diketahui, Pilkada Jakarta 2024 diikuti oleh 3 pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
Pertama pasangan Pramono Anung-Rano Karno diusung PDIP.
Kedua Ridwan Kamil–Suswono yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus.
Dan ketiga kandidat jalur independen yaitu Dharma Pongrekun–Kun Wardana.
“Jadi kalau misalkan di survey hari ini RK (Ridwan Kamil) misalkan unggul, bisa-bisa disalip sama jagoan Bang Chico (Pramono Anung – Rano Karno),” ujar Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin 9 September 2024.
Dialog terbut juga menghadirkan Juru Bicara PDI Perjuangan Chico Hakim, partai pengusung Pramono-Rano.
Dia menegaskan Pramono Anung-Rano Karno berpotensi mengalahkan Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada Jakarta.
Menurutnya hal itu terjadi jika Ridwan Kamil-Suswono tidak banyak inovasi dan bermanuver tajam membalikan persepsi dan opini publik.
“Jadi kalau misalkan di survey hari ini RK (Ridwan Kamil) misalkan unggul, bisa-bisa disalip sama jagoan Bang Chico (Pramono Anung – Rano Karno),” ujar Agung.
Baca juga: Pramono Anung Berpeluang Kalahkan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024
Baca juga: Andika Perkasa Ingin Temui Ganjar Pranowo dan Bibit Waluyo, Ini Maksudnya
“Ini bisa rebound ini, Pramono-Ranonya (menang), kalau RKnya tidak banyak berinovasi, bermanuver-manuver tajam yang bisa membalik persepsi dan opini publik, ya sehingga kalau kemarin RKnya leading, ini bisa-bisa trendnya turun,” kata Agung.
Oleh karena itu, Agung menilai penting bagi pasangan Ridwan Kamil – Suswono maupun Pramono Anung – Rano Karno juga pasangan independen untuk merasionalisasikan program-progam yang bisa diterima oleh pemilih.
Salah satunya adalah program-program yang bisa diterima oleh pendukung Anies Baswedan.
“Karena approval rating Anies ini tinggi seperti itu, sehingga elektabilitasnya juga bagus, nah tiga hal ini yang menjadi pekerjaan rumah semua partai ataupun kandidat yang maju untuk memastikan endorsan Anies situ mengalir kemana pada ujungnya,” ujarnya. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Pilkada Jakarta Aman Hingga Selesai, Pramono Anung: Terima Kasih Mas Ridwan, Mas Dharma |
![]() |
---|
Ray Rangkuti Bicara Soal Pilkada Jakarta: Sesungguhnya RK- Soswono Belum Terima Kekalahan |
![]() |
---|
Pramono Anung Bakal Akomodir Program Unggulan Ridwan Kamil-Suswono |
![]() |
---|
Usai Batalkan Gugatan ke MK, Kini Ridwan Kamil-Suswono Akui Kemenangan Pramono Anung |
![]() |
---|
Pramono Anung: Sudah Saatnya Kita Bekerja Sama untuk Bangun Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.