5 Hal tentang Paus Fransiskus yang Akan Memulai Kunjungannya ke Singapura

POS-KUPANG.COM, SINGAPURA - Paus Fransiskus akan mengakhiri kunjungannya di Timor Leste pada hari ini Rabu (11/9/2024), dan langsung menuju Singapura, destinasi terakhir dari rangkaian perjalanan apostoliknya Asia Tenggara dan Pasifik. Hanya dengan menempuh empat jam penerbangan dari Dili, Paus Fransiskus dan rombongan akan mendarat di Singapura pada hari Rabu ini juga.

Sebelumnya, pimpinan Gereja Katolik sedunia tersebut sudah mengunjungi Indonesia/Jakarta (3-6/9), Papua Nugini (6-9/9), dan Timor Leste (9-11/9).

 Paus Fransiskus akan berada di Singapura pada Rabu (11/9) hingga Jumat (13/9). Selanjutnya, dia akan kembali ke Roma/Vatikan.

1. Siapakah Paus Fransiskus?

Paus Fransiskus terpilih pada tahun 2013 dan merupakan pemimpin spiritual dari 1,3 miliar umat Katolik Roma di seluruh dunia.

Lahir dengan Jorge Mario Bergoglio pada tahun 1936 dari imigran Italia dari Argentina, dia adalah orang Amerika Latin pertama yang memimpin Gereja Katolik.

Dia dilatih sebagai teknisi kimia sebelum menjadi imam/pastor.

Empat hari sebelum ulang tahunnya yang ke-33, ia ditahbiskan menjadi imam.

Pada tahun 1992, dia dilantik sebagai uskup Auca dan Auxiliary Buenos Aires. Lima tahun kemudian, ia menjadi Uskup Agung Koajutor kota tersebut.

Setelah Kardinal Antonio Quarracino meninggal, Fransiskus menjadi Uskup Agung pada tahun 1998. Ia diangkat menjadi Kardinal pada tahun 2001.

Setelah lima putaran pemungutan suara pada tahun 2013, ia terpilih sebagai paus.

2. Ke mana dia akan pergi di Singapura?

Paus Fransiskus memiliki jadwal yang padat selama berada di Singapura.

Dia dijadwalkan tiba di Singapura dari Dili, Timor Leste sekitar pukul 14.15 pada hari Rabu bersama staf dan pejabat Vatikan.

Menurut Vatikan, dia akan mengadakan pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Yesus di Pusat Retret St Francis Xavier.

Keesokan harinya, ia akan menerima sambutan resmi di Gedung Parlemen pada pukul 9 pagi. Ia juga akan bertemu dengan Presiden Tharman Shanmugaratnam dan Perdana Menteri Lawrence Wong.