Dosen Poltekes Kupang Berdayakan Buah Bidara Cegah Stunting di NTT

Kegiatan ini dilakukan di Desa Baumata Timur, Dusun III, Kabupaten Kupang, pada tanggal 28 Agustus 2024. Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta

Editor: Sipri Seko
POS KUPANG/HO
Program Studi Farmasi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Kupang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan fokus pada pemberdayaan Tanaman Obat Keluarga. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon


POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi Farmasi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Kupang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan fokus pada pemberdayaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) melalui pelatihan pembuatan sirup bidara. 

Kegiatan ini dilakukan di Desa Baumata Timur, Dusun III, Kabupaten Kupang, pada tanggal 28 Agustus 2024. Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari ibu-ibu kader dan ibu rumah tangga.

Ketua tim pengabdian, Dra. Fatmawati Blegur, Apt., M.Si, bersama anggota tim, Dra. Elisma, Apt., M.Si, dan Muhamad Satria Pua Upa, S.Farm., Apt., M.Farm, memimpin pelatihan tersebut dengan dibantu oleh mahasiswa Klarita Banggo dan Adistry Rohman. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni) yang dilakukan oleh Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang untuk memberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Desa Baumata Timur telah menjadi desa binaan Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang sejak tahun 2019. Meskipun desa tersebut sudah memiliki kebun TOGA sebagai kebun percontohan, namun ragam tanaman obat yang dimanfaatkan baru mencapai sekitar 25 persen. 

Salah satu tanaman yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat adalah bidara. 

Buah bidara memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk sebagai sumber antioksidan alami karena kandungan karoten, vitamin A, dan vitamin C.

Fatmawati Blegur menjelaskan, buah bidara berpotensi membantu dalam mencegah stunting karena kandungan gizinya yang tinggi. 

Bidara dapat diolah menjadi sirup herbal yang mudah dikonsumsi dan diharapkan bisa memberikan asupan vitamin penting bagi anak-anak di Desa Baumata Timur.”

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. 

Data Dinas Kesehatan NTT menunjukkan angka stunting sebesar 15,7 % pada Februari 2023, dengan Kecamatan Kupang sebesar 19,88?n Kecamatan Taebenu, yang mencakup Desa Baumata Timur, sebesar 13 % . 

Tingginya angka stunting ini menjadi perhatian utama tim pengabdian masyarakat.

Stunting adalah masalah serius yang perlu ditangani dengan berbagai upaya, termasuk memanfaatkan sumber daya lokal seperti tanaman obat keluarga. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu masyarakat memahami pentingnya gizi seimbang dan cara membuat produk yang bermanfaat, seperti sirup bidara, untuk mencegah stunting," tambah Fatmawati.

Dalam pelatihan tersebut, peserta diajarkan bahan-bahan dan cara pembuatan sirup bidara melalui metode ceramah, diskusi, dan simulasi langsung. Dengan keterampilan ini, diharapkan ibu-ibu peserta pelatihan bisa memberikan asupan makanan bergizi yang lebih baik bagi keluarga mereka, serta menciptakan peluang ekonomi baru melalui penjualan sirup bidara."Kami berharap pelatihan ini tidak hanya membantu dalam hal kesehatan, tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk memproduksi dan menjual sirup bidara. Ini bisa menjadi tambahan pendapatan keluarga," tutup Fatmawati.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved