Berita NTT
Sikapi Cacar Monyet dengan Bijaksana
Kasus Mpox pada manusia ditemukan pertama kali tahun 1970 pada seorang anak usia 9 tahun di Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo / RDK).
Oleh: Soeharsono - Mantan Penyidik Penyakit Hewan
Penulis Buku Zoonosis dari Hewan Liar
POS-KUPANG.COM - Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adanom Gebreyesus, tanggal 14 Agustus 2024, menyatakan cacar monyet atau Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Pernyataan ini sebagai akibat dari peningkatan jumlah kasus Mpox oleh galur baru virus Mpox, terutama di Afrika dan penyebaran ke sejumlah negara di luar Afrika.
Di Indonesia, sampai 17 Agustus 2024, Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi kasus Mpox sebanyak 88 orang, tersebar di beberapa tempat.
Menurut Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 87 pasien dinyatakan sembuh.
Karena kasus Mpox umumnya berasal dari luar negeri, sehinngga Bali sebagai pintu masuk turis manca negara, baru-baru ini memasang 3 thermo-scanner untuk deteksi turis yang demam. Demam merupakan salah satu gejala Mpox.
Bila dideteksi demam perlu dilanjutkan pemeriksaan klinis terhadap jejas (lesi) Mpox, umumnya pada kulit. Bila ditemukan lesi kulit masih perlu diteguhkan dengan pemeriksaan laboratorik.
Seorang warga Afrika yang pergi ke Singapura tertular Mpox di negerinya, namun gejala klinisnya muncul saat tiba di Singapura tahun 2019.
Isolasi ketat terhadap pasien sampai benar-benar sembuh, tidak menularkan Mpox ke orang lain.
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, seperti diungkap The Strait Times 14 Agustus 2024, risiko penularan Mpox ke Singapura rendah.
Tahun 2022 ditemukan 19 kasus, sedangkan 2023, ada 32 kasus. Tahun 2024 ditemukan 10 kasus Mpox.
Semua kasus Mpox di Singapura dinilai sebagai kasus ringan, disebabkan oleh clade II.
Mengenal Mpox Mpox pertama kali ditemukan di Kopenhagen, Denmark (1958), pada monyet asal Afrika yang sedang dipergunakan penelitian di laboratorium.
Kasus Mpox pada manusia ditemukan pertama kali tahun 1970 pada seorang anak usia 9 tahun di Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo / RDK).
Baca juga: Tewaskan 450 Orang, WHO Nyatakan Wabah Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Global
Temuan kasus selanjutnya di Afrika Tengah, Afrika Timur dan Afrika Barat. Peningkatan kasus cacar monyet diduga karena dunia telah bebas dari cacar manusia (small pox), sehingga vaksinasi terhadap cacar manusia dihentikan.
Penelitian para ahli membuktikan bahwa vaksinasi cacar manusia juga memberikan kekebalan terhadap Mpox.
Sebagian besar kasus Mpox ditemukan di Nigeria dan RDK.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.