Kunjungan Paus Fransiskus

Sejak Soekarno, Kunjungan Presiden RI ke Vatikan Promosi Universalitas Nilai Pancasila

Paus Fransiskus merupakan Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia setelah Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II.

Editor: Agustinus Sape
VATICAN MEDIA
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bersalaman dengan Paus Fransiskus, Kepala Negara Vatikan sekaligus pemimpin tertinggi Gereja Katolik, di Istana Kepausan, Vatikan, Senin (18/12/2023) pagi waktu setempat. Megawati bertemu Paus bersama juri Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Kemanusiaan atau Zayed Award for Human Fraternity (ZAHF) 2024. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Paus Fransiskus  akan mengunjungi Indonesia pada bulan September 2024. Dia merupakan Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia setelah Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II.

Sebaliknya, hampir semua Presiden Indonesia sudah mengunjungi Vatikan sejak Soekarno, Soeharto, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. 

Riwayat kunjungan Presiden Indonesia ke Vatikan diulas Litbang Kompas melalui tulis berikut ini. 

”Paus Pius XII agak terperanjat karena tidak menyangka seorang presiden di sebuah negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam mempunyai ajudan beragama Katolik,” demikian tulis Guntur Soekarnoputra, putra sulung Presiden Soekarno, yang ikut serta dalam kunjungan ke Vatikan pada 13 Juni 1956. Ajudan yang dimaksud adalah Mayor Korps Komando Angkatan Laut (KKO) Bambang Wijanarko (Kompas, 5/7/2021).

Dalam kunjungan tersebut, Bung Karno mendapatkan bintang tanda jasa, Bintang Tertinggi Vatikan dari Paus Pius XII, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia kala itu.

Vatikan menjadi salah satu negara yang dikunjungi oleh Presiden Soekarno dalam rangkaian perjalanan ke beberapa negara, yakni Amerika Serikat, Kanada, Swiss, Tunisia, dan Italia. Misi yang dibawa Bung Karno adalah memperkenalkan Indonesia serta meningkatkan kerja sama.

Dalam tulisan yang sama Guntur menekankan, ketika Bung Karno memperkenalkan ajudannya yang beragama Katolik kepada Paus Pius XII hal itu bukan tanpa penyebab. Presiden pertama Indonesia itu ingin menunjukkan bahwa Pancasila diawali dengan Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjamin kebebasan beragama dan toleransi di Indonesia.

Tiga medali Paus untuk Bung Karno

Setelah tahun 1956, tercatat Presiden Soekarno mendapatkan dua medali lain dari dua Paus yang berbeda. Medali bintang dan tanda jasa kedua dari Vatikan diterima Bung Karno dalam kunjungannya pada 14 Mei 1959. Ia menerimanya dari Paus Yohanes XIII.

Berikutnya, medali ketiga diterima oleh Bung Karno pada 12 Oktober 1964. Dalam kunjungan tersebut, ia diterima oleh Paus Paulus VI.

Sebelum itu, sebenarnya pada 15 Juni 1963, Presiden Soekarno sempat berkunjung ke Vatikan. Namun, dalam catatan Apostolic Nunciature Indonesia, Vatikan sedang dalam kondisi takhta kosong yang berarti sedang tidak ada paus yang menjabat.

Relasi antara Soekarno dan Takhta Suci Vatikan menjadi menarik jika mengingat bahwa Bung Karno merupakan pemimpin negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam yang menerima tanda bintang jasa dari Vatikan kala itu.

Tiga medali yang didapatkan dari Vatikan menunjukkan penghargaan bahwa Bung Karno dipandang mampu menjadi pemimpin yang tak hanya mengayomi penduduknya yang mayoritas beragama Islam, tetapi juga penduduk beragama lain, termasuk Katolik.

Kebanggaan Soekarno juga terucap dalam buku biografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. ”Aku orang Islam hingga sekarang telah memperoleh tiga buah medali yang tertinggi dari Vatikan,” tutur Bung Karno.

Cerita tentang Soekarno dan Takhta Suci pun melanjutkan sejarah hubungan baik antara Indonesia dan Vatikan di awal-awal kemerdekaan. Vatikan merupakan satu dari 10 negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved