Berita Belu

Warga Lamaholot Diaspora Belu Perkenalkan Tarian Hedung dalam Parade Kebangsaan di Batas Negara

Gerakan mengangkat pedang dan adu perisai menunjukan keberanian seorang prajurit yang berjuang untuk meraih kemenangan.

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Warga etnis Lamaholot yang berada di Kabupaten Belu memperkenalkan tarian tradisional Hedung di perbatasan Indonesia-Timor Leste dalam Parade Kebangsaan yang digelar oleh Pemerintah Daerah Belu untuk menyambut HUT ke-79 Republik Indonesia, Senin, 12 Agustus 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA – Warga Etnis Lamaholot yang berada di Kabupaten Belu memperkenalkan tarian tradisional Hedung di perbatasan Indonesia-Timor Leste dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal. 

Tarian ini ditampilkan dalam Parade Kebangsaan yang digelar oleh Pemerintah Daerah Belu untuk menyambut HUT ke-79 Republik Indonesia, Senin, 12 Agustus 2024.

Masyarakat etnis Lamaholot yang menetap di Kota Atambua, Kabupaten Belu ini tetap menjaga dan memegang teguh tradisi serta budaya lokal mereka di tengah arus modernisasi. 

Pantauan POS-KUPANG.COM, saat tarian Hedung dipertunjukkan, para penari melakukan gerakan-gerakan khas yang menggambarkan duel di medan perang. 

Gerakan mengangkat pedang dan adu perisai menunjukan keberanian seorang prajurit yang berjuang untuk meraih kemenangan.

Para penari mengenakan kain tenun tradisional, ikat kepala dari daun lontar, giring-giring, serta membawa pedang, tombak, dan perisai layaknya prajurit masa lalu. 

Tarian ini juga tetap mempertahankan keasliannya dengan musik pengiring berupa bunyi gendang, gong, dan giring-giring yang terpasang pada kaki para penari.

Ketua Paguyuban Flores Timur Kabupaten Belu, Gaspar Kleden menyatakan bahwa komunitas Lamaholot yang terdiri dari warga asal Flores Timur daratan, Adonara, Solor, Lembata, dan Alor, tetap berupaya melestarikan tarian Hedung. 

"Tarian ini awalnya digunakan untuk menyambut pahlawan perang yang pulang dengan kemenangan, kini ditampilkan dalam acara-acara besar seperti penyambutan tamu, imam Katolik baru, pernikahan, dan pementasan seni," jelasnya. 

Baca juga: BI Gelar Lomba Class Of Champions CBP Rupiah dan Qris Tingkat SMA/SMK se-Kabupaten Belu 

Sementara Frans Beda, Ketua Ikatan Keluarga Ile Mandiri, mengungkapkan harapannya agar tarian Hedung terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus sebagai identitas dan jati diri orang Lamaholot

Selain itu, ia berharap tarian ini dapat menjadi salah satu tradisi yang dipromosikan dan dikenal lebih luas, khususnya di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste dalam bingkai kebhinekaan. (Cr23) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved