Berita Kupang
Prodi Produksi Ternak Politani Kupang Ajar Warga Desa Bipolo Cara Membuat Pupuk Bokasi
Sejak 15 Juli lalu saat pertama kali ke desa tersebut para Mahasiswa, Dosen, PLP/teknisi mendapati banyak limbah feses sapi yang terbuang percuma
Penulis: Yohanes Alryanto Tapehen | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen
POS KUPANG.COM, OELAMASI- Warga Desa Bipolo Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang mendapat ilmu baru membuat pupuk bokasi yang diajarkan oleh Prodi Produksi Ternak Jurusan Peternakan Politani Kupang.
Sejak 15 Juli lalu saat pertama kali ke desa tersebut para Mahasiswa, Dosen, PLP/teknisi mendapati banyak limbah feses sapi yang terbuang percuma.
Untuk itu mereka kemudian mengajarkan kepada masyarakat yang ada di tiga kelompok tani yakni Poktan Tiberias, Elshadai, dan Betel cara membuat pupuk Bokasi dengan bahan dasar feses sapi.
Pupuk Bokasi yang mereka buat merupakan campuran dari limbah peternakan dan pertanian seperti feses sapi, sekam padi, arang sekam, juga mikroba EM4.
Pada Rabu 7 Agustus 2024 setelah dilakukan fermentasi selama satu bulan hasilnya sangat sesuai yang mereka harapkan bahkan langsung menghasilkan ratusan kilogram pupuk bokasi.
Bukan cuma pupuknya tapi rumah produksinya juga mereka buat di halaman samping depan gereja Imanuel Taupkole Desa Bipolo.
Bahkan Camat Sulamu Markus Fanggidae juga hadir pada kesempatan itu memberikan apresiasi atas ilmu yang diterapkan secara gratis olrh Politani kepada warganya di desa Bipolo.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Produksi Ternak, Ima Malawati menjelaskan dalam pengabdian masyarakat ini ada tiga program yang mereka lakukan.
Baca juga: Politani Kupang Budikdamber di Mekaar Lais Manekat, Tak Ada Ember, Bokor pun Jadi
"Yang pertama pembuatan pupuk bokasi dari kotoran ternak sapi, lalu kedua pembuatan rumah produksi pupuk bokasi, dan ketiga pemanfaatan batang pisang untuk pakan ternak babi," terangnya Rabu 7 Agustus 2024.
Hasilnya sudah mereka tunjukan dan dilihat langsung oleh masyarakat Bipolo juga dengan pupuk bokasi yang sudah berhasil mereka buat.
"Harapan kami melalui pengabdian ini masyarakat petani bisa mandiri dan mendapatkan keterampilan membuat pupuk bokasi dan mendatangkan keuntungan bagi mereka," tambahnya.
Menurut Ima, pengabdian masyarakat lewat ilmu yang mereka bagikan ini sangat bermanfaat karena masyaarakat dari sebelumnya tidak tahu membuat pupuk bokasi dari kotoran sapi bila tahun bahkan mendatangkan nilai ekonomi tinggi bagi mereka.
Sementara dalam penyuluhan kepada masyarakat oleh salah satu dosen Prodi Produksi Ternak, Ferdinan Suek menerangkan seringkali kotoran ternak dikeluhkan akibat menimbulkan bau tidak sedap dan membuat banyak usaha peternakan tutup akibat mendapat banyak protes dari warga
Sehingga dengan pupuk bokasi ini, kotoran ternak bisa diolah kembali dan tentu mendatangkan keuntungan ekonomis yang tinggi bagi warga.
"Pembuatan Bokasi sangat mudah, pembuatan praktis serta bahan yang diperlukan mudah diperoleh. Maka ini menjadi peluang bagi masyarakat untuk menambah pendapatan. Namun sebelum itu perlu analisis usaha puluk ini layak atau menguntungkan tidak," jelasnya.(ary)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.