Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agutus 2024, “Mereka Kecewa dan Menolak Dia” 

Yehuda untuk datang kerumah Tuhan untuk bersujud kepadaNya dan mendengarkan firman yang akan disampaikan kepada mereka.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agutus 2024, “Mereka Kecewa dan Menolak Dia”  

Oleh: Bruder Pio Hayon,SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agutus 2024, “Mereka Kecewa dan Menolak Dia” 

Hari Jumat Biasa Pekan XVII

Bacaan I: Yer. 26:1-9

Injil: Matius13:54-58                                                    

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Penolakan atas dasar kecewa itu selalu punya dampak besar dalam hidup kita. Banyak orang akan mengalami kekecewaan dan menolak sesamanya selalu menyisahkan luka batin dan trauma yang besar karena orang mengalami tekanan secara psikis dan juga sosial. Apalagi jika kejadiannya terjadi saat banyak orang menyaksikannya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 31 Juli 2024, Kebaikan Pasti akan Menang atas Kejahatan

Kebutuhan dasariah kita untuk dihargai seketika jatuh sehingga kita menjadi tak berdaya. Namun apapun itu kita tetaplah diri kita. Kita hanya mengalami secara emosional atau juga mungkin sosial.

Namun jati diri kita tetap saja ada sebagai seorang manusia karena kesejatian manusia tak bisa diukur hanya dalam aspek emosinya saja. Emosi tetaplah emosi tapi tak merubah kita menjadi robot atau patung. Kita tetap menjadi manusia.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari ini kita, hari kedua bulan Agustus, kita disegarkan lagi dengan santapan sabda dari nubuat nabi Yeremia dan kisah Yesus yang ditolak di tempat asalNya sendiri. Dalam kisah nabi Yeremia kali ini, Tuhan berfirman kepada Yeremia untuk mengundang semua penduduk kota Yehuda untuk datang kerumah Tuhan untuk bersujud kepadaNya dan mendengarkan firman yang akan disampaikan kepada mereka.

Dan setelah semua umat berkumpul di rumah Tuhan itu, Yeremia menyampaikan firman Tuhan kepada mereka: “Jika kalian tidak mau mendengarkan Daku, tidak mau mengikuti TauratKu yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hambaKu, para nabi, yang terus menerus Kuutus kepadamu tetapi kalian tidak mau mendengarkan maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.”

Sesudah menyampaikan firman Tuhan itu, Yeremia diserang dan ditangkap oleh rakyat itu dan berkata: “Engkau harus mati!” Kisah penolakan terhadap Tuhan dan para nabiNya sudah terjadi sejak jaman  dahulu kala yang juga terjadi pada nabi Yeremia yang kita dengar kisahnya hari ini.

Nabi Yeremia ditolak dan diserang oleh umat itu karena dianggap telah mengotori bait Allah dengan berfiman keras terhadap bait suci Tuhan. Padahal firman itu datangnya dari Tuhan sendiri yang disampaikan oleh Yeremia. Ini bisa terjadi karena mereka lebih mementingkan tampak fisik dari dari bait suci itu tapi lupa akan isi dari bait suci itu sendiri. Maka mereka menolak Yeremia yang berarti juga menolak Allah.

Pengalaman yang sama juga dialami oleh Yesus ketika Dia datang ke tempat asalNya untuk mengajar di rumah ibadat mereka. Setelah mengajar dengan sangat berhikmat, orang-orang itu pun pertanyakan hikmat yang Dia miliki dengan mengambil patokan tentang status sosial dan keluargaNya.

Dari sudut pandang sosial ini, seorang anak tukang kayu dan keturunan keluarga yang dianggap rendah secara sosial menjadikan itu standar untuk menilai seseorang dan menyatakan kekecewaan dan menolak Yesus karena tidak sesuai dengan standar mereka. Maka reaksi Yesus: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”

Ungkapan Yesus ini menjadi tanda bahwa penolakan mereka itu adalah tanda akan ketidakpercayaan mereka kepadaNya. Dalam banyak hal, kita pun biasa atau bahkan sering menolak atau merasa kecewa dengan Tuhan karena doa-doa kita tidak terkabulkan atau mengalami banyak kesusahan. Padahal kita sudah mengalami banyak mujizat dan tanda-tanda yang kita dapatkan tapi kita tidak menyadarinya tapi lebih melihat itu sebagai usaha kita sendiri.

Bahkan kita pun sering jatuh pada kesombongan sosial dan spiritual dalam diri kita dengan menganggap remeh orang lain atau bahkan merendahkan orang lain hanya karena status atau golongan tertentu. Itulah kita, yang gampang sekali menilai orang tapi lupa untuk menilai diri kita sendiri yang juga manusia terbatas dan pendosa.

Kita selalu menggunakan standar kita yang terbatas untuk menilai orang lain yang mungkin punya standar yang lebih tinggi dari kita. Maka marilah kita belajar untuk selalu bersikap rendah hati kepada siapapun terlebih kepada Tuhan agar kita dianggap layak di hadapanNya.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:semua kita adalah juga orang-orang yang dipanggil Tuhan dalam tugas panggilan kita masing-masing.

Kedua, dalam tugas, kita pun sering dipandang sebelah mata atau dianggap remeh oleh sesama kita hanya karena kita percaya dan mendengarkan firman Tuhan.

Ketiga, maka kita pun belajar untuk selalu mendengarkan firmanNya agar kita semakin mampu mengikuti jalan-jalanNya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

                                                                                                                                                 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved