Liputan Khusus
Lipsus - Siswa SMA di NTT Mulai Pulang Petang
Namun dalam penerapannya tidak bersifat memaksa dan disesuaikan dengan kebijakan satuan pendidikan.
“Saat ini KBM mulai jam 7.15 Wita sampai jam 13.45 Wita. Sore hari mulai dari jam 14.30 Wita sampai 17.30 Wita kita laksanakan ekskul di sekolah. Tahun ajaran baru ini kami 10 rombel, 344 siswa. Maksimal dalam satu kelas 36, kami ada yang 32 dan 34 siswa dalam 1 kelas,” jelasnya.
Terkait aktivitas sekolah RD. Stefanus mengaku mendapat banyak masukan dari orang tua agar jadwal diatur dengan baik.
“Sampai saat ini orang tua mendukung, dan meminta pengaturan jadwal secara baik. Pada rapat evaluasi yang baru dilaksanakan beberapa waktu lalu, kami sepakat peserta didik maksimal mengikuti 3 ekstrakurikuler. Sejauh ini orangtua memberikan masukan agar pengaturan jadwal tidak bertabrakan dan anak-anak tidak pulang sampai malam. Tahun ajaran baru ini, kami juga melakukan evaluasi dan pembenahan untuk kegiatan-kegiatan sekolah,” ucapnya.
Perkuat Pendidikan Karakter
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo merespon beberapa SMA/SMK di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menerapkan program 5 hari sekolah pada tahun ajaran 2024/2025 ini.
Ia menyatakan, sekolah-sekolah yang menerapkan lima hari bersekolah ini melakukannya berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017, yang memberikan kesempatan kepada sekolah SMA/MA dan SMK untuk mengimplementasikannya.
"Program sekolah lima hari itu disesuaikan dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017, yang memberikan kesempatan pada sekolah-sekolah yang sudah siap untuk dapat menerapkannya," kata Ambrosius, Rabu (31/7).
Ia menambahkan, jika ada sekolah yang baru mulai menerapkan program ini, penerapannya harus disesuaikan dengan persiapan yang matang di sekolah tersebut.
"Banyak sekolah yang sudah menerapkan program ini untuk memperkuat pendidikan karakter pada hari Senin sampai Jumat. Sementara hari Sabtu dan Minggu dapat digunakan anak-anak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan kegiatan lainnya," jelas Ambros.
Menurut Ambros, program sekolah lima hari ini tidak diharuskan untuk semua sekolah, baik negeri maupun swasta. Namun penerapannya dilakukan secara bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing sekolah.
“Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Program itu kembali ke sekolah, tidak boleh ada pemaksaan," tegasnya.
Perlu Dikaji Kembali
Menyoroti diberlakukan sekolah 5 hari di beberapa sekolah di Kota Kupang, Anggota Komisi V DPRD NTT, Emanuel Kolfidus menyebut hal itu perlu dikaji lagi.
Kepada Pos Kupang, Rabu (31/7), Emanuel mengatakan, apapun bentuk kebijakan yang dikeluarkan, peserta didik harus menjadi tujuan utama, jangan sampai peserta didik justeru menjadi korban dari satu kebijakan.
"Aspek penting adalah perlu dikaji terkait daya tahan peserta didik dalam menyerap materi pembelajaran, karena ini menyangkut anak sekolah, ini akan menentukan berapa lama hari sekolah yang paling baik setiap minggu,"ujar Emanuel.
Menurut Emanuel, salah satu isu utama dalam pendidikan adalah kurikulum dan metode pengajaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.