Konflik Israel Hizbullah
Dataran Tinggi Golan Dapat Serangan Roket, 12 Orang Tewas, Israel Tuduh Kelompok Hizbullah
Serangan roket menghantam sebuah lapangan sepak bola di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan, Sabtu (27/7/2024), menewaskan 12 orang.
Konflik di Timur Tengah tidak menunjukkan titik terang akan segera melakukan gencatan senjata, apalagi berakhir. Balas-balasan serangan roket antara Israel dengan yang diduga Hezbollah di Golan serta serangan ke Gaza semakin memperparah situasi dan menambah jumlah korban jiwa.
Baca juga: Hizbullah Targetkan Brigade Timur Tentara Israel dengan Artileri Berat dan Roket
Terkait serangan di Dataran Tinggi Golan, Israel menyatakan mengidentifikasi roket yang jatuh ke perkampungan itu sebagai roket Falaq-1 buatan Iran. Itu sebabnya, mereka pun segera menuduh kelompok Hezbollah di Lebanon yang didukung oleh Iran sebagai pelaku serangan.
Hezbollah sebelumnya memang mengumumkan hendak menyerang markas-markas militer Israel sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina. Namun, untuk serangan ini, Hezbollah menyangkal.
Serangan ke sebuah lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan terjadi menyusul baku serangan antara Hezbollah dan Israel pada hari Sabtu kemarin. Hezbollah mengatakan, tiga anggotanya tewas dalam baku serangan itu tanpa menyebut secara spesifik lokasi serangan. Israel menyebut, angkatan udaranya menyerang gudang senjata di Hezbollah di Desa Kfar Kila, wilayah perbatasan Lebanon-Israel.
Sementara Hezbollah mengungkapkan, para pejuangnya melancarkan 10 serangan berbeda menggunakan roket-roket dan pesawat nirawak dilengkapi bahan peledak di pos-pos militer Israel. Salah satu target terakhir mereka adalah pos komando Brigade Haramoun Angkatan Darat Israel di Maaleh Golani dengan roket-roket Katyusha.
Melalui pernyataan terpisah, Hezbollah menyebut, pihaknya menyerang pos tentara Israel itu dengan roket jarak dekat, Falaq. Serangan ini merupakan balasan atas serangan-serangan Israel di desa-desa di Lebanon selatan.
Serangan ke sekolah di Gaza
Sebelumnya, pada Sabtu pagi, Israel menembak sekolah di Deir Al-Balah, Jalur Gaza, dengan roket. Sekolah itu merupakan penampungan warga Palestina yang terpaksa mengungsi akibat perang. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 30 orang tewas yang termasuk 15 anak dan delapan perempuan. Sebanyak 100 orang terluka.
”Semua orang yang berlindung di Sekolah Khadija itu warga yang terluka,” kata Intihal Ahmed, seorang perempuan pengungsi yang ketika serangan terjadi sedang berada di tenda di luar area sekolah.
Militer Israel menuduh Hamas menggunakan sekolah dan tempat-tempat umum sebagai lokasi persembunyian. Menurut Tel Aviv, Hamas juga menyimpan berbagai persenjataan di tempat-tempat umum, antara lain sekolah dan rumah sakit.
Hal ini dibantah oleh Hamas dan pengelola rumah sakit tersebut. Pada November 2023, Rumah Sakit Indonesia di Rafah, Gaza Utara, juga dituduh sebagai markas Hamas dengan alasan terdapat terowongan rahasia di bawahnya. Pemerintah Indonesia dan pengelola rumah sakit membantahnya, tetapi fasilitas kesehatan itu tetap diserang.
Jumlah korban terus bertambah. Di Gaza, lebih dari 39.000 orang tewas, di Israel setidaknya ada 1.500 orang yang menjadi korban tewas mencakup 328 tentara di Gaza dan 17 tentara di Golan. Terkait serangan Hezbollah, Israel menyebut ada 30 warga Israel dari berbagai agama yang tewas.
Kecaman keras Irlandia
Perdana Menteri Irlandia Simon Harris adalah salah satu pemimpin dunia pertama yang mengutarakan kecaman atas serangan ke Sekolah Khadija. Ia menilainya sebagai aksi kekerasan tanpa hati nurani.
”Mengincar lokasi tempat keluarga pengungsi itu tidak manusiawi dan tindakan yang hina,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.