Wujudkan Gereja Ramah Anak, Hari Anak Nasional Diikuti Lintas Agama di GMIT Kaisarea Kolhua Kupang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ribuan anak berkumpul di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Kaisarea BTN-Kolhua, Kota Kupang untuk merayakan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli tiap tahunnya.

Perayaan hari anak ini merupakan komitmen Sinode GMIT, menciptakan gereja ramah anak dan memberi perlindungan bagi hak-hak anak.

Kegiatan ini diikuti oleh semua anak-anak yang berasal dari lintas agama baik islam, katolik, hindu, budha, dan kong hu cu yang ada di Kota Kupang.

Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy Funay dalam sambutan yang dibacakan oleh Staf Ahli Wali Kota Kupang Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Maria Magdalena Detaq memberikan apresiasi kepada Sinode GMIT yang telah menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan.

“Peringatan hari anak nasional, hendaknya tidak dimaknai sebagai selebrasi tetapi momen penting untuk memaknai perjuangan dan pemenuhan hak anak, dari setiap sektor kehidupan. Tema yang diusung tahun ini adalah anak terlindungi, Indonesia maju dengan sub tema para anak membangu gereja dan bangsa. Tema ini menjadi motivasi bagi kita semua, untuk tetap memastikan perlindungan dan pemenuhan hak anak,” ujarnya Selasa, 23 Juli 2024.

Sinode GMIT lanjutnya, berkontribusi pada perlindungan dan pemenuhan hak anak dengan mewujudkan gereja ramah anak, gerakan perlindungan anak di sinode GMIT, dan 3 model gereja ramah anak. 

“Komitmen ini membuktikan adanya kesadaran dalam aktivitas keagamaan. Ada banyak persoalan anak yang harus kita selesaikan bersama. Pemkot Kupang telah menunjukan keseriusan dalam menangani persoalan perlindungan anak. Pemkot telah menyelenggarakan program bantuan sosial berupa beasiswa bagi anak, kelurahan ramah anak dan perempuan, satuan pendidikan ramah anak, pelayanan ramah anak di puskesmas, pusat kreatifitas gereja ramah anak, dan program penanganan stunting,” jelasnya.

Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, diwakili oleh Kasubdit PUPB Ditjen Bimas Kristen, Levina Nahumury memberikan apresiasi karena semua anak lintas agama hadir dalam peringatan hari anak nasional tersebut.

“Saya merasa beruntung anak-anak dari semua agama hadir di sini, tidak ada perbedaan. Saya bersyukur ditugaskan oleh ibu Dirjen untuk hadir di sini. GMIT merupakan wujud gereja ramah anak, momen ini sangat tepat untuk menggugah kepedulian dan partisipasi bukan hanya anggota gereja tetapi lintas agama di Indonesia,” ungkapnya.

Peringatan hari ini sambungnya, adalah peringatan bagi semua pihak untuk mengembangkan simpati dan empati pada anak dengan segala persoalan yang dihadapi anak.

“Kita semua ikut memahami dan ikut menanggulangi permasalahan yang dihadapi anak-anak, untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan mereka. GMIT terpanggil terlibat secara aktif untuk pemenuhan hak anak agar terhindar dari tindakan kekerasan diskriminasi dan eksploitasi,” ucapnya.

Baca juga: Menteri Bintang Puspayoga Berkaca Kaca Saat Dialog bersama Anak Binaan LPKA Kupang

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengajak orang tua menciptakan lingkungan yang positif bagi anak.

“Perayaan ini bukan selebrasi tetapi momen yang penting bagi anak-anak. Para orang tua mari kita ciptakan lingkungan yang positif dan ramah anak, bagi generasi muda penerus bangsa. Sumber daya yang paling berharga adalah manusia, maka kita harus memberikan investasi bagi anak-anak kita, yang mengisi sebagian dari jumlah penduduk  Indonesia,” ajaknya.

Menurut Darmawati sesuai amanat undang-undang perlindungan anak, keberadaan gereja menjadi bagian penting dalam pemenuhan hak anak.