Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 18 Juli 2024, dan Ringanlah BebanKu

maka sebenarnya mereka bersykur dan tinggal mengikuti saja apa yang diperintahkan oleha Allah kepada mereka.

Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD Renungan Harian Katolik Kamis 18 Juli 2024, dan Ringanlah BebanKu 

Oleh: Bruder Pio Hayon,SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 18 Juli 2024, dan Ringanlah BebanKu

Hari Kamis Biasa Pekan XV

Bacaan I:Yes. 26:7-9.12.16-19

Injil: Matius11:28-30                                                               

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Beban itu biasanya selalu berhubungan dengan  sesuatu yang  berupa barang atau hal lain yang  dianggap  memberatkan  hidup  seseorang. Jika beban itu diambil  maka orang akan merasa ringan.

Beban itu juga bisa berupa tekanan psikologis yang  dialami oleh  seseorang  dan terasa  berat dan kadang semakin memberatkan hidupnya. Intinya beban itu selalu menjadi  tantangan  tersendiri bagi setiap orang.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Di hari  ini  kembali kita disegarkan lagi olehh bacaan-bacaan suci yang masih diambil dari kitab nabi Yesaya dan injil Mateus. Kitab nabi Yesaya masih berkutat dengan bangsa Israel yang  mengeluh kepada Allah  dan menyerukan  nama Tuhan ketika mereka dirundung kegelisahan dan menyanyikan kidung  kepada Allah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar  sejak  nenek moyang mereka.

Bangsa itu lalu mulai merasa galau karena Allah  mereka  tetap saja tidak setia kepada Allah  dengan perbuatan-perbuatan mereka yang salah di hadapan Allah. Semua itu dikidungkan  sebagai kidung ratapan  di hadapan Allah untuk semua kenangan yang telah dilakukan Allah bagi mereka sebagai bangsa pilihan. Secara logis, memang bangsa Israel adalah bangsa pilihan, maka sebenarnya mereka bersykur dan tinggal mengikuti saja apa yang diperintahkan oleha Allah kepada mereka.

Namun yang terjadi adalah bangsa ini  tidak bisa bertahan dalam situasi mereka apalagi dalam cobaan-cobaan yang diberikan oleh Allah kepada  mereka  yang membuat bangsa itu gampang sekali jatuh dalam dosan karena tidak setia dan taat pada Allah. Maka mereka lebih suka pada tata aturan yang mereka ciptakan sendiri dan lebih menguntungkan mereka yang berkuasa dari pada rakyat atau umat biasa dan sederhana yang papa miskin.

Namun, Allah tetap setia kepada perjanjianNya kepada mereka dan selalu memaafkan kesalahan umatNya dan mereka kembali dibangkitkan dari kematian mereka dan mereka hidup kembali. Itulah sifat manusia di hadapan Allah dan sifat Allah yang berbelaskasih di hadapan manusia yang selalu berdosa. Dan sifat Allah ini ditunjukkan Yesus dalam pengajaranNya hari ini: “Datanglah kepadaKu kalian semua yang  letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu sebab  Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapatkan ketenangan.”

Bagi Yesus, sifat Allah yang  yang berbelas kasih itu terlihat nyata dalam diri Yesus sendiri. Allah yang tampak menjadi murka kepada bangsa Israel itu, kini terlihat dalam diri Yesus yang rendah hati dan lemah lembut itu.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah dari padaKu dimasudkan oleh Yesus adalah salib. Salib yang Yesus letakan ke atas kita itu sudah lebih ringan karena salib dosa itu akan Dia tanggung. Dan beban salib itu telah menjadi ringan karena beban salib itu sudah dipikul sendiri oleh Yesus. Itulah sifat Allah yang utama. Selalu siap menanggung beban dosa manusia untuk keselamatan manusia. Supaya beban dosa manusia itu sudah menjadi  lebih ringan.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved