Timor Leste
Kisah Anak Penjual Telur di Dili Timor Leste yang Bercita-cita Menjadi Pilot dan Tentara
Berdasarkan Survei Pekerja Anak tahun 2016, lebih dari 50 ribu anak menjadi pekerja anak di Timor Leste. Kemiskinan masih menjadi alasan utama.
Tendy Gunawan, Staf Program ILO di Timor Leste, menyatakan bahwa pekerja anak tidak bisa dilihat begitu saja. Penghapusannya merupakan prinsip dan hak mendasar di tempat kerja, bersamaan dengan penghapusan kerja paksa, kebebasan berserikat, perundingan bersama, non-diskriminasi, dan hak atas lingkungan kerja yang sehat dan aman.
“Pekerja anak merupakan permasalahan kompleks yang seringkali bersumber dari kemiskinan dalam keluarga, ditambah dengan kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai layanan kesehatan. Solusinya memerlukan upaya dan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan di negara ini. Oleh karena itu, diperlukan strategi terpadu yang meningkatkan akses terhadap seluruh prinsip dan hak mendasar di tempat kerja, karena strategi tersebut telah terbukti mampu mengatasi kemiskinan dan kesenjangan yang mendorong munculnya pekerja anak secara berkelanjutan,” kata Tendy.
Terlepas dari kondisi kehidupan mereka, ketiga bersaudara ini menikmati sekolah dan berkomitmen untuk melanjutkan studi mereka selama mungkin.
“Saya ingin menjadi tentara kalau besar nanti,” kata Kaimau yang juga gemar bermain sepak bola, sementara Abara berkata dengan semangat, “Saya ingin menjadi pilot, menerbangkan pesawat melintasi angkasa.”
(ilo.org)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.