Berita Kabupaten Kupang
Enam Sampel Anjing yang Dikirim Ke BBVet Denpasar Negatif Rabies
anak tersebut mengalami gejala demam tinggi dan muntah-muntah tetapi tidak dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
Penulis: Yohanes Alryanto Tapehen | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen
POS KUPANG.COM, OELAMASI - Dinas peternakan Kabupaten Kupang mengirim enam sampel otak anjiing yang terindikasi rabies ke Bala Besar Veteriner Denpasar usai adanya kematian akibat Rabies di Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang pada 29 Juni 2024 lalu.
Kabid Keswan, Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran Dinas Peternakan Kabupaten Kupang drh. Yosep A. Paulus, Selasa 16 Juli 2024 menjelaskan enam ekor anjing yang dicurigai terinfeksi karena dekat dengan HPR yang mengigit korban milik Thomas Subu sebanyak satu ekor dan milik Samuel Amtiran sebanyak lima ekor kemudian dieliminasi dan diambil sampel otak mereka.
"Jadi ada 6 sampel kami kirim ke kupang pada tanggal 3. Lalu lanjut kirim ke Bali ke BBVet tanggal 5 Juli kemarin dan sudah sampai tanggal 9. Hasilnya belum kami terima, tapi hasil uji cepat di balai kesehatan Kupang hasilnya negatif," tambahnya.
Pihaknya juga pagi ini sudah menerima hasil dari BBVet Denpasar dimana dari 6 sampel yang diperiksa di laboratoriun semuanya negatif.
Baca juga: Gelar Rakor Multi-Stakeholder, Bawaslu Kabupaten Kupang Hadirkan Akademisi Undana dan PWI NTT
Pengujian enam sampel otak tersebut menggunakan metode Fluorescent Antibody Test (FAT) pada 10 Juli lalu, BBVet mengeluarkan keterangan hasil negatif untuk enam sampel otak anjing milik Samuel Amtiran dan Thomas Subu.
Meskipun hasilnya negatif namun dia tetap menghimbau agar masyarakat yang masih punya anjing di rumah dan belum divaksin agar segera menghubungi petugas untuk segera divaksin dan memutus rantai virus ini.
Sebelumnya, virus rabies akhirnya masuk di Kabupaten Kupang setelah satu siswa SMP di Amarasi Selatan Kabupaten Kupang meninggal dunia akibat digigit anjing.
Korban diketahui berinsial AS, 15 tahun merupakan siswa kelas 3 salah satu SMP di Amarasi Selatan meninggal pada 29 Juni 2024 lalu di RS Leona Kupang.
Dinas Peternakan Kabupaten Kupang yang melakukan tracing kemudian mengetahui anak tersebut digigit pada 22 Mei 2024 lalu dari anjing jantan kecil berusia dua bulan yang dibawa ibunya dari Kabupaten TTS saat mengikuti pesta keluarga disana.
"Anjing yang dibawa pada 18 Mei tersebut lalu menggigit korban pada 22 Mei di bagian wajah dekat mata tapi luka gigitan tidak dalam hanya goresan saja, karena lihat luka hanya gores saja jadi orang tua tidak bawa ke puskesmas," terang Kabid Keswan, Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran Dinas Peternakan Kabupaten Kupang drh. Yosep A. Paulus, Senin 15 Juli 2024.
Dua hari setelah menggigit korban, anjing tersebut mati pada tanggal 24 Mei setelah berada di wilayah Kabupaten Kupang selama 6 hari.
Satu bulan berselang pada 26 Juni 2024 anak tersebut mengalami gejala demam tinggi dan muntah-muntah tetapi tidak dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
Setelah dua hari mebgalami gejala berat baru pada tanggal 28 Juni 2024 sekitar pukul 10 malam dibawa ke RS Leona tanpa mengambil rujukan di puskesmas Sonraen.
Lalu pada 29 Juni 2024 korban meninggal dunia setelah beberapa hari mengalami gejala hebat berupa demam dan muntah-muntah.(ary)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.