Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Senin 8 Juli 2024, Berhikmat dan Beriman
Allah sumber hikmat dan pengetahuna dalam kembara hidup di dunia dengan kegemerlapannya yang bersifat waktui/temporal saja.
Hidup kita adalah pertanyaan yang terus dijawab dengan pertanyaan-pertanyaan kita. Pertanyaan-pertanyaan kita jawabannya ada dalam hikmat Allah saja.
Selanjutnya, hikmat harus diperlakukan sebagai saudara atau sanak famili. Sebagai sesama saudara hal yang penting adalah saling menjaga dan melindungi. Karena itu metafora “hikmat rasa saudara” adalah tepat. Sanak family adalah teman perjalanan/ziarah iman yang layak dipercayai! Saudara dan family di sepanjang ziarah iman kita adalah hikmat. Hikmat kawan karib terdekat dalam suka dan duka.
Perlindungan Hikmat! (Amsal 5-7)
Raja Salomo menyebutkan manfaat dari hikmat/perlindungan hikmat sebagaimana terbaca dalam ayat 5-7. Dari perspektif feminis saya tidak setuju jika perlindungan hikmat hanya semata-mata untuk mengjauhkan para teruna/laki-laki muda dari “jerat perempuan jalang dan perempuan asing”. Dengan ini seakan-akan, pertama musuh terbesar hikmat adalah perempuan.
Padahal dalam banyak tradisi hikmat, justru hikmat diindentikkan dengan perempuan. Itu berarti perempuan adalah orang berhikmat juga,-paling tidak dipakai juga oleh Allah/diperlengkapi juga oleh Allah.,- dan bukan hanya laki-laki saja. Tetapi mengapa perempuan di sini ditempatkan sebagai “tanda awas” bagi hikmat?
Hikmat tidak boleh direduksi, dan tidak boleh mengalami distorsi kemanfaatannya (hanya bagi kepentingan laki-laki saja). Namun dapat dipahami bahwa “kesan pementingan laki-laki” dalam perlidungan hikmat dalam teks ini karena pengaruh budaya patriakhi dengan pandangan misoganis yang kental dalam pengemasannya.
Sedangkan untuk kebutuhan renungan ini, kita bersepakat bahwa hikmat untuk melindungi setiap orang, -baik laki-laki maupun perempauan dari berbagai usia dan latar belakang SARA. Hikmat menembus batas-batas pembeda antar manusia yang dipatok oleh manusia.
Dengan hikmat, tidak saja menghindarkan laki-laki dari “kejahatan” dan kelicikan perempuan versi dunia patriakhi tetapi juga dengan hikmat membunuh racun kematian yang disebarkan oleh baik laki-laki dan perempuan yang memalingkan wajah dari Allah sumber hikmat dan pengetahuna dalam kembara hidup di dunia dengan kegemerlapannya yang bersifat waktui/temporal saja.
Hikmat dapat mendasarkan persekutuan umat manusia sebagai “mahabhrata” (bangsa yang terpilih. imamat yang rajani, bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kita mmeberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (bdk. 1 Pet. 1:9).
Dengan hikmat akan membuat setiap orang mengalami kebangkitan hidup setiap hari. Kehidupan yang dibebaskan dan yang membebaskan dari belenggu kematian karena dosa!
Penutup
Renungan ini ditutup dan bungkus dengan “sabda” hikmat dari parwa hikmat yang lain dari Alkitab: “Permulaan hikmar adalagh takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi. Puji-pujian kepada-Nya (Sang Batara Agung: tambahan mengikuti versi ‘’dharmasastra”/tulisan ajaran iman/rohani dalam ajaran HIndu) tetap untuk selama-Nya (Mazmur 111:10). Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.