Berita Kota Kupang

FUKRI dan Ribuan Warga Kota Kupang Doakan Kedaulatan Bangsa di Hari Doa Nasional

Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI) bersama ribuan warga Kota Kupang mendoakan kedaulatan bangsa dalam kegiatan Hari Doa Nasional

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
HARI DOA NASIONAL - Hari doa nasional ke-3 tahun 2024 dilaksanakan di lapangan upacara Polda NTT bersama 8 aras gereja nasional dan umat denominasi yang ada di Kota Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI) bersama ribuan warga Kota Kupang mendoakan kedaulatan bangsa dalam kegiatan Hari Doa Nasional Tahun 2024, yang bertema syafaat bagi bangsa.

Doa nasional ini merupakan tahun ke-3 dilaksanakan di Indonesia. Tahun 2024 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ditunjuk sebagai tuan rumah hari doa nasional. Doa nasional ini digelar di lapangan upacara Polda NTT pada Jumat, 5 Juli 2024 malam.

Kapolda NTT sekaligus Ketua Umum Hari Doa Nasional, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H., M.A mengatakan sebelum dilaksanakan hari doa nasional terlebih dahulu dilakukan seminar yang dihadiri oleh 1.200 pendeta dan gembala.

Daniel juga mengungkapkan puncak perayaan, adalah doa bersama semua masyarakat untuk kedaulatan bangsa.

“Kita berdoa memuji Tuhan untuk mendoakan keadaan dan masa depan bangsa serta persatuan umat kristen di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah kita mendoakan proses demokrasi bisa berjalan lancar, pemerintahan, ekonomi dan semua aspek kehidupan masyarakat terutama di NTT agar bisa bangkit dari keterpurukan, kemiskinan, dan keterbelakangan,” ungkapnya.

Kegiatan ini lanjut Daniel, diikuti oleh seluruh gereja yang tergabung dalam 8 aras gereja nasional yakni Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI), Persekutuan Baptis Indonesia (PBI), Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Indonesia (GMAHK), Gereja Bala Keselamatan (BK), dan Gereja Orthodox Indonesia (GOI).

Daniel berharap 8 aras gereja dan umat yang hadir dapat menciptakan, suatu mukjizat yang terus digunakan untuk kedaulatan bangsa.

“Harapannya terjadi kesatuan tubuh Kristus di seluruh umat dan seluruh gereja yang ada,” ujarnya.

Baca juga: Wawancara Eksklusif Dewi Praswida: Paus Fransiskus Junjung Rasa Toleransi Umat Beragama

Pejabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake, S.H., M.D.C.,  mengapresiasi terlaksananya kegiatan doa bersama nasional yang diinisiasi oleh FUKRI.

Menurutnya FUKRI telah menjadi forum strategis bagi umat kristiani, lembaga gereja, dan umat untuk mempertegas oikumene menjadi satu kesatuan.

“Kegiatan ini akan memperkokoh semangat kebangsaan, spirit, dan komitmen FUKRI. Hal ini membutuhkan dasar yang kokoh, upaya membangun semangat oikumene, dan spiritualitas. Penetapan hari doa nasional ini memperlihatkan kesadaran gereja yang tergabung dalam FUKRI. Doa bersama bukan hanya sekedar seremonial tetapi momen memperkuat komitmen moral,” kata Ayodhia.

Pemerintah provinsi NTT sambung Ayodhia, menyambut penuh sukacita terlaksananya hari doa nasional. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi pemerintah NTT, masyarakat senantiasa menjaga kerukunan dan perdamaian.

Ayodhia menyadari meningkatkan layanan umat dan meningkatkan kualitas pemahaman, dan pengajaran umat tidak mungkin dilakukan pemerintah sendiri. Kementerian Agama bersama seluruh stakeholder terlibat bersama membangun bangsa.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI, Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd menyampaikan terima kasih kepada Kapolda NTT dan seluruh panitia yang telah bekerja keras sehingga kegiatan doa bersama dapat berjalan lancar.

Dijelaskan Jeane, hari doa bersama nasional diperingati setiap tanggal 5 Juli bertepatan dengan salah satu peristiwa nasional yaitu dekrit presiden.

Baca juga: Ketua PHDI NTT Sebut Takjil Sebagai Media Pererat Antar Umat Beragama

“Peristiwa dekrit presiden yang terjadi pada 5 Juli 1959 adalah momentum bagi umat kristiani bersama-sama mewujudkan konsensus Pancasila,” ujarnya.

Jeane juga menuturkan syafaat adalah panggilan untuk mendoakan semua orang yang membutuhkan dukungan.

“Syafaat adalah panggilan untuk mendoakan mereka yang membutuhkan dukungan  menyerukan kehadiran Allah atas bangsa kita di tengah tantangan. Kita menumbuhkan komitmen dan semangat untuk terus berdoa dan terlibat pembangunan bangsa. Kita memohon kesatuan gereja di Indonesia bahwa roh kudus membawa persatuan di tengah perbedaan,” imbuhnya.

Pantauan POS-KUPANG.COM, ribuan umat yang hadir terdiri dari berbagai usia mulai dari anak-anak hingga kaum lanjut usia. Karena doa bersama berlangsung hingga malam, semua umat diantar dengan kendaraan yang disiapkan oleh panitia dan Polda NTT hingga ke rumah masing-masing.

Pengamanan kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dansat Brimob Polda NTT,  Kombes Pol. Ferry Raymond Ukoli melibatkan 660 personel Polda NTT,  serta 60 personel  Polresta Kupang Kota.

Kegiatan doa nasional ini menampilkan paduan suara gabungan TNI-Polri, Cakra Komodo, paduan suara Polda NTT, paduan suara Kupang City Corale, trio RMS, bunda Fernandes, Inggrid Wakano, Jack Kalla, Risa Masae, Putri Siagian, dan Kris Tomahu. (cr19).

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved