Semenanjung Korea

Korea Utara Sebut Hubungan Korea Selatan, AS, dan Jepang sebagai NATO versi Asia

Pyongyang tidak akan mengabaikan penguatan blok militer yang dipimpin oleh A.S. dan sekutunya dan akan melindungi perdamaian regional

Editor: Agustinus Sape
SPESIALIS KOMUNIKASI MASSA PELAUT AARON HARO GONZALEZ/ANGKATAN LAUT AS VIAAP
Dalam foto selebaran yang disediakan oleh Angkatan Laut A.S., MH-60S Sea Hawk mendarat di dek penerbangan kapal induk kelas Nimitz USS Theodore Roosevelt selama latihan Freedom Edge, 29 Juni 2024. 

POS-KUPANG.COM, SEOUL - Korea Utara mengkritik latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat yang diadakan bulan ini, kata media pemerintah pada hari Minggu, dan mengatakan bahwa latihan tersebut menunjukkan hubungan antara tiga negara telah berkembang menjadi “NATO versi Asia.”

Pada hari Kamis, ketiga negara memulai latihan militer gabungan skala besar yang disebut “Freedom Edge” yang melibatkan kapal perusak angkatan laut, jet tempur dan kapal induk bertenaga nuklir AS Theodore Roosevelt, yang bertujuan untuk meningkatkan pertahanan terhadap rudal, kapal selam dan serangan udara.

Latihan tersebut dirancang pada pertemuan puncak tiga pihak di Camp David tahun lalu untuk memperkuat kerja sama militer di tengah ketegangan di Semenanjung Korea yang disebabkan oleh uji coba senjata Korea Utara.

Pyongyang tidak akan mengabaikan penguatan blok militer yang dipimpin oleh A.S. dan sekutunya dan akan melindungi perdamaian regional dengan respons yang agresif dan luar biasa, kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan, menurut kantor berita KCNA.

Kementerian tersebut juga mengatakan bahwa Washington melanjutkan upayanya untuk menghubungkan Korea Selatan dan Jepang dengan NATO, dan menambahkan bahwa upaya Korea Selatan untuk memasok senjata ke Ukraina adalah salah satu contoh dari upaya tersebut.

Korea Selatan mengatakan pihaknya akan meninjau kemungkinan memasok senjata langsung ke Ukraina sebagai protes terhadap pakta pertahanan bersama yang baru-baru ini ditandatangani antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Korea Selatan dan Amerika Serikat menuduh Korea Utara memasok senjata ke Rusia yang digunakan dalam perang Ukraina. Baik Rusia maupun Korea Utara menyangkal adanya transaksi semacam itu.

Pada hari Sabtu, partai penguasa Korea Utara mengadakan pertemuan penting, dipimpin oleh Kim, yang membahas “penyimpangan” yang menghambat pembangunan ekonomi dan menetapkan fokus untuk paruh kedua tahun ini, kata media pemerintah.

Baca juga: Duta Besar Korea Selatan untuk PBB Kritik Transfer Senjata Korea Utara-Rusia

Korea Utara telah lama mengecam latihan gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai latihan invasi dan bukti kebijakan bermusuhan yang dilakukan Washington dan Seoul.

Tahun lalu, ketiga negara tersebut mengadakan latihan pertahanan rudal angkatan laut dan anti-kapal selam bersama untuk meningkatkan respons terhadap ancaman Korea Utara.

(voanews.com/reuters)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved