Liputan Khusus
Lipsus - Ansy Lema Mundur dari DPR RI, Siap Bertarung di Pilgub NTT
Penugasan Ansy Lema ini diketahui dari surat DPP PDIP tertanggal 25 Juni 2024 yang ditandatangani, Ketua Bambang Wuryanto dan Sekjen Hasto Kristiyanto
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan telah menetapkan Yohanes Fransiskus Lema, S.IP, M.Si atau Ansy Lema maju di Pilgub NTT. Selain Ansy, DPP juga menetapkan tujuh calon untuk Pilkada tingkat kabupaten/kota di NTT.
Penugasan Ansy Lema ini diketahui dari surat DPP PDIP tertanggal 25 Juni 2024 yang ditandatangani, Ketua DPP Bambang Wuryanto dan Sekjen Hasto Kristiyanto. Surat tersebut diperoleh Pos Kupang, Rabu (26/6).
Surat bernomor: 6238/IN/DPP/VI/2024 dengan perihal Instruksi dan Undangan Pemantapan Batch-2 Tim Pemenangan Daerah Pilkada Serentak 2024. Surat tersebut ditujukan kepada calon kepala daerah/wakil kepala daerah Pilkada Tahun 2024.
Baca juga: Siapa yang Akan Gandeng Refafi Gah di Pilgub NTT? Laka Lena atau Ansy Lema?
Selain Ansy Lema, PDIP menetapkan Jefirstson Richest Riwu Kore alias Jefri Riwu Kore berpasangan dengan Lusia Adinda Dua Nurak maju Pilkada Kota Kupang. Jefri Riwu Kore sebagai Calon Wali Kota Kupang, sedangkan Lusia Adinda Dua Nurak jadi Calon Wakil Wali Kota Kupang.
Jefri Riwu Kore mantan Wali Kota Kupang yang kembali bertarung. Sementara Lusia Adinda diketahui sebagai kader PDIP, istri mendiang Frans Lebu Raya (mantan Gubernur NTT/mantan Ketua DPD PDIP NTT).
Pasangan Krisman Bernard Riwu Kore dan Thobias Uly diusung PDIP untuk maju di Pilkada Sabu Raijua. Adapun Dr. Simon Nahak, SH diusung PDIP untuk maju Pilkada Malaka. PDIP belum menetapkan Calon Wakil Bupati Malaka yang mendampingi Simon Nahak.
Untuk Pilkada Flores Timur, PDIP mengusung Antonius Gege Hadjon, sementara wakilnya belum ada. Anton Hadjon mantan Bupati Flotim, menjabat Ketua DPC PDIP Flores Timur.
Di Pilkada Sikka, PDIP menetapkan Fransiskus Roberto Diogo alias Roby Idong sebagai Calon Bupati Sikka. Roby Idong merupakan mantan Bupati Sikka, dia menjabat Ketua DPC PDIP Sikka.
PDIP juga mengusung Patrianus Lali Wolo sebagai Calon Bupati Nagekeo untuk maju Pilkada Nagekeo. Patris Wolo kader PDIP, saat ini menjabat Bendahara DPD PDIP NTT. Dia juga menjadi anggota DPRD NTT periode 2019-2024 dan pada Pemilu 2024 kembali terpilih.
Sedangkan di Pilkada Sumba Barat Daya, PDIP mengusung Dominikus Alpawan Rangga Kaka sebagai Calon Wakil Bupati SBD. Rangga Kaka merupakan kader PDIP yang saat ini menjadi anggota DPRD Kabupaten SBD. Ayah dari Rangga Kaka adalah Kornelis Kodi Mete, Bupati SBD saat ini.
Pada bagian lampirannya tercantum nama-nama Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah untuk 14 provinsi dan 58 kabupaten/kota, termasuk di NTT.
Cinta NTT
Setelah menerima penugasan dari PDI Perjuangan tersebut, Ansy Lema yang saat ini menjadi Anggota DPR RI memutuskan undur dari jabatannya saat ini di Senayan.
Dalam keterangan resminya, Rabu (26/6), Ansy Lema mengatakan, sebagai kader, ia menyikapi penugasan tersebut dengan mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas kepercayaan yang diberikan partai kepadanya.
"Saya mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Pak Sekjen Hasto Kristiyanto dan seluruh jajaran pimpinan partai yang telah memberikan kepercayaan besar ini kepada saya,” ujarnya.
Sebagai kader, tambah Ansy, penugasan ini akan diterima dan dijalankan dengan tanggung jawab optimal dan kerja nyata yang serius untuk mempersiapkan diri, mempersiapkan secara terukur dalam program kerja serta visi-misi dan segala hal yang akan dilakukan untuk NTT, provinsi yang sangat dicintainya.
Dia menjelaskan, surat tugas yang dipercayakan kepadanya tentu sudah melalui proses kajian panjang dan mendalam oleh internal partai yang mencakup sejumlah aspek. Dikatakan, penugasan dimaksud lazimnya telah melalui mekanisme pengukuran metodologis seperti survey elektoral dan kajian lapangan atas kader-kader terbaik partai.
Penugasan partai juga lanjutnya, sudah melalui proses penilaian rekam jejak (track record) serta integritas dan kapasitas personal. Pemilihan figur kandidat oleh partai pun diambil setelah menyerap berbagai aspirasi masyarakat, selain tentu saja berbasiskan hasil uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan secara internal.
Dengan demikian, tambahnya, kader yang mendapatkan mandat tersebut adalah figur terbaik yang dinilai paling layak dan mumpuni untuk menjadi kepala daerah serta memiliki peluang terbesar untuk menang dalam dalam proses Pilkada.
Ansy menjelaskan, penugasan partainya selaras dengan panggilan hatinya, untuk mengabdikan diri bagi NTT, sebagaimana terungkap dalam beberapa wawancara media tentang NTT.
"Cinta itu yang menggerakkan hati saya untuk kembali ke NTT, mendorong diri saya untuk mengabdikan diri secara langsung dalam pelayanan kepada masyarakat NTT dengan meninggalkan jabatan saat ini sebagai anggota DPR RI," ujar mantan Juru Bicara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI 2017.
Menurut Ansy, jika tujuan pengabdiannya adalah pada kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat maka posisi sebagai seorang eksekutif, secara khusus sebagai kepala daerah, akan lebih memberikan dampak langsung dibandingkan posisi sebagai legislator.
Apalagi sejak dimulainya penerapan otonomi daerah pada 2004, kewenangan kepala daerah dalam menjabarkan orientasi pembangunan daerah menjadi semakin luas. Alhasil, visi-misi, program, kebijakan maupun keputusan kepala daerah akan sangat menentukan kualitas pembangunan suatu daerah.
"Untuk itulah saya telah memutuskan untuk mundur dari posisi saya sebagai anggota DPR RI untuk fokus pada tugas dan kepercayaan yang telah diberikan partai kepada saya. Itulah cara saya membuktikan keseriusan pilihan dan sikap saya kepada partai dan masyarakat NTT," tegas aktivis '98 ini.
Pasca penerimaan surat tugas dan mundur dari kursi DPR RI, Ansy menyatakan akan fokus pada persiapan diri dan penyiapan visi-misi dan program yang terukur. Selanjutnya dia akan terjun langsung ke masyarakat dalam rangka penyerapan aspirasi dan sosialisasi program kerjanya.
Berlaku 14 Hari
Ketua Bappilu DPD PDI Perjuangan NTT, Cen Abubakar membenarkan Ansy Lema ditugaskan DPP PDI Perjuangan untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT.
Dikatakan, surat tugas itu diberikan untuk melakukan konsolidasi struktural dari tingkat DPD hingga anak ranting.
"Iya. SK-nya masih di tangan saya," kata Cen Abubakar, Rabu (26/6).
Selain konsolidasi internal, Ansy Lema juga ditugaskan untuk membangun komunikasi dengan partai politik lainnya untuk membentuk koalisi. Surat tugas, terdapat tiga hal, yang salah satunya mengenai penyiapan koalisi.
"Melaksanakan konsolidasi pemenangan Pilkada dengan DPD, DPC, PAC, Ranting dan Anak Ranting di seluruh elemen PDIP se-NTT. Dan mencari partai koalisi, oleh bersangkutan," kata dia.
Surat tugas, menurut dia, berlaku 14 hari. Jika hingga waktu yang diberikan maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat kerja yang dilakukan penerima surat tugas.
"Pasti dievaluasi lah. Dievaluasi bukan diganti, bisa juga ditanya, kau kerja sampai mana. Atau mempertimbangkan ulang untuk penugasan yang telah dikeluarkan. Itu kan biasa tanpa kita baca juga orang hukum pasti dia tahu. Surat tugas ada masa waktu," katanya.
Menurut dia, surat tugas hanya diberikan kepada Ansy Lema. Budaya PDI Perjuangan memang tidak seperti itu. Cen Abubakar menegaskan, sekalipun kondisi itu, semua kader PDI Perjuangan NTT tetap solid. “PDIP partai disiplin,” ujarnya.
Dia menjelaskan, konteks surat tugas diberikan ke penerima surat tugas untuk melakukan penghimpunan kekuatan internal maupun membangun komunikasi dengan partai lainnya.
Rekomendasi, kata dia, akan diberikan kepada penerima dan akan dilakukan kerja bersama partai. Penyerahan rekomendasi juga dilakukan oleh DPP. Berbeda dengan surat tugas yang boleh diberikan oleh DPD atau tingkat Provinsi.
"Surat tugas dia wajib melaksanakan konsolidasi di tingkat struktural. Kalau sudah menerima rekomendasi, baru konsolidasi itu dilakukan partai dan penerima rekomendasi," kata dia.
Untuk diketahui, Ansy Lema dan Emi Nomleni dalam survei Charta Politika periode Mei 2024, memiliki presentasi pengenalan oleh pemilih di atas 50 persen dan tingkat kesukaan pemilih di atas 90 persen. Bahkan ketika pengujian elektabilitas antara Ansy Lema dan Melki Laka Lena, Cagub Golkar, hanya selisih hampir 6 persen.
Ansy Lema, dalam simulasi dua nama untuk elektabilitas Cagub mengantongi 33,8 persen dan Melki Laka Lena 39, 4 persen. Elektabilitas Ansy Lema berada tipis di politikus senior Beny K Harman dan melampaui Fary Francis.
Selain dua tokoh ini, terdapat kader PDI Perjuangan lainnya yakni Kornelis Kodi Mete. Bupati Sumba Barat Daya dua periode itu menjadi Cagub PDI Perjuangan lainnya. Sementara itu, nama Herman Hery maupun Hugo Parera, juga menguat di tubuh PDI Perjuangan sebagai bakal Cagub NTT.
Terdapat juga beberapa kandidat diluar PDI Perjuangan seperti Orias Moedak, yang pada Pilpres 2024 menjadi bendahara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. PDI Perjuangan menjadi pendukung utama paslon Pilpres nomor urut tiga itu.
Orias dan pasangannya Sebastian Salang mendaftar ke PDI Perjuangan NTT. Ada pula nama Frans Aba. Dosen pada Universitas Atma Jaya itu berlatar belakang aktivis dari GMNI. Ia juga punya kedekatan dengan PDI Perjuangan, jika ditilik dari rekam jejaknya.
PAN NTT Belum Bersikap
Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN) belum memutuskan arah dukungan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT. Ketua DPW PAN NTT Ahmad Yohan mengatakan, sejauh ini komunikasi PAN ke semua partai.
"Ini kerja sama yang nyata dan sering kami lakukan dengan Pak Melki Laka Lena. Dengan bu Emi juga sering. Tadi diskusi bagaimana PAN dengan Golkar, PDIP, PKB dengan hampir semua partai. Belum mengarah sampai keputusan. Karena itu kewenangan DPP," katanya, Selasa (25/6).
Anggota DPR RI itu mengaku, komunikasi yang dilakukan itu semata membentuk koalisi agar mendorong kader terbaik memimpin NTT lima tahun ke depan.
Pertarungan para kandidat itu, menurut dia, harus menghindari fitnah atau saling menjelekkan lawannya politik.
Ia menegaskan, bila Koalisi Indonesia Maju (KIM) berpeluang dijalankan ke daerah, maka koalisi itu dijalankan. Namun, ia melihat dengan segala kondisi tiap daerah.
"Kalau bisa dibangun, kita bangun. Tapi kita tentu akan melihat. Karena dinamika di masing-masing kabupaten/kota, beda," katanya.
PAN sangat mendengar aspirasi dari pengurus di semua tingkatan mengenai arah dukungan maupun koalisi. Di level Pilgub, Ahmad Yohan mengaku belum ada keputusan apapun. Semua masih melakukan komunikasi.
"Ini gerakan. Mari bersama-sama untuk berpikir membangun daerah kita. Bikin koalisi yang kira-kira memenangkan kader terbaik agar daerah kita maju," kata Ahmad Yohan.
PAN NTT, kata dia, juga dalam kesempatan ini menegaskan soliditas mendukung Ketua Umum Zulkifli Hasan untuk kembali menjabat sebagai pimpinan PAN.
Ahmad Yohan mengaku dirinya akan melaporkan perkembangan Pilkada dari NTT dalam beberapa waktu dekat. Dalam agenda Rapimda itu, tim desk Pilkada daerah melapor ke DPW terkait dengan kondisi di tiap daerah. (fan/aca)
Ikuti Liputan Khusus POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.