Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Selasa 25 Juni 2024, Gereja dan Keadilan Sosial

Selanjutnya pelayanan kesembuhan diberikan kepada seorang perempuan, mertua Petrus, yang menggambarkan aspek gender.

|
Editor: Oby Lewanmeru
Kompas.com
Ilustrasi keadilan. Renungan Harian Kristen Selasa 25 Juni 2024. 

POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Selasa 25 Juni 2024, Gereja dan Keadilan Sosial, merujuk pada Kitab Marakus 5:1-20.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Juni 2024. 

Suluh Injil Juni 2024 dengan Tema Bulan JUNI 2024 “Hidup Berkeadilan”. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

 Pendalaman Alkitab

Di kota-kota besar di Indonesia dan seluruh dunia, perekonomian bertumbuh dengan lebih baik dari pada di kampung atau kota kecil. Tampak dari bangunan gedung yang megah dan fasilitas yang modern dan mahal. Itulah gambaran kesejahteraan.

Akan tetapi saat yang sama, wajah kota yang bersinar tidak dapat menyembunyikan kemiskinan. Di kota-kota kecil dan di kampung-kampung pun keadaan sosial yang timpang terjadi.

Bagaimana panggilan dan misi gereja di tengah kondisi sosial yang sedemikian?

Melalui teks dari injil Markus ini kita diajak melihat realitas sosial dan panggilan Yesus bagi gereja-Nya untuk menjadikan gereja Kristus relevan bagi dunia sekitar.

Relevan yang dimaksudkan tentu saja bukan untuk menjadi serupa dengan dunia, melainkan untuk menjadi semakin serupa dengan Yesus Kristus dan setia kepada Misi-Nya bagi dunia.

Gereja hanya akan menjadi relevan bagi dunia ketika ia setia kepada misinya sebagai umat Allah. Keadaan Sosial di Sekitar Kita Salah satu kondisi sosial yang sering kita temukan di sekitar kita ialah keberadaan orang-orang dengan gangguan jiwa.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Senin 24 Juni 2024, Terang Dimulai Dari Dalam Rumah

Reaksi spontan kita ketika bertemu mereka ialah takut dan segera menjauhi. Gangguan jiwa didefinisikan sebagai sindrom perilaku yang secara klinis menggangu fungsi penting dari organ tubuh, yaitu otak yang mengatur kejiwaan (pikiran, perasaan/emosi dan perilaku).

Selain yang kita temukan di jalan umum, ada sejumlah lainnya yang masih medapatkan perhatian keluarga dan dirawat secara khusus di rumah sakit jiwa.

Adakah pelayanan gereja di sana? Bagaimana seharusnya gereja hadir bagi sesama dengan gangguan kejiwaan?

Prinsip pelayanan yang ditekankan di dalam Alkitab ialah kita tidak memiliki dasar untuk bermegah diri lebih baik dari mereka, sebab sebenarnya kita semua sama sebagai orang-orang berdosa.

Karena itu kehadiran gereja bukan pertama-tama untuk mendiagnosis mereka sebagai orang berdosa yang terikat dengan kekuatan kuasa kegelapan atau semacam itu.

Kondisi sosial inilah yang menjadi fokus PA ini. Pelayanan Yesus di Gadara Kisah di Injil Markus ini paralel dengan Injil Matius dan Lukas.

Jika kita melihat di dalam versi Matius 8, disana berisi sejumlah pelayanan kesembuhan.

Dimulai dari orang kusta yang secara sosial religius menyebabkan ia disingkirkan; dilanjutkan kesembuhan bagi hamba seorang perwira, padahal biasanya seorang hamba dianggap tidak berguna ketika ia menderita sakit.

Selanjutnya pelayanan kesembuhan diberikan kepada seorang perempuan, mertua Petrus, yang menggambarkan aspek gender.

Dan sesudah seluruh pelayanan itu, Tuhan Yesus mengajak para murid menyeberang ke daerah non Yahudi, Gadara.

Daerah yang mestinya dianggap haram bagi orang Yahudi. Tetapi pelayanan Tuhan Yesus bersifat ekspansif, keluar dari zona eksklusif.

Ada berapa banyak orang yang akan dilayani? Satu orang (Matius: dua orang). Ia hidup secara liar di sekitar tempat pemakaman umum.

Keberadaan mentalnya menjadi ancaman bagi masyarakat, karena itu ia dibelenggu dengan rantai, namun terlepas.

Keadaannya sangat menderita. Kehadiran Yesus sudah ia ketahui dan ia menyapa Yesus, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?

Demi Allah jangan siksa aku!” Namanya Legion, menunjuk kepada jumlah pasukan jahat yang menguasai orang ini. Biasanya Yesus mengusir (4:24), tapi di Gadara, setan menaklukkan diri kepada Yesus.

Setan tahu bahwa Yesus akan datang sebagai hakim. Setan tahu siapa Yesus dan tahu dirinya bukan apa-apa. Yesus membawa para murid ke tengah situasi pelayanan yang tidak nyaman untuk belajar memahami natur misi Yesus.

Orang yang dipanggil untuk menjadi murid Kristus tidak akan membenarkan diri kerja asal-asalan dan tinggal di zona nyaman.

Yesus membawa mereka ke medan pelayanan yang jauh dari kenyamanan, bahkan bahaya. Tujuan Yesus ialah menunjukkan siapa yang berotoritas atas setan dan roh-roh yang paling jahat.

Ini bagian yang harusnya menjadi alasan pelayanan gereja di tengah kehidupan sosial yang menantang.

Orang yang kerasukan ini sembuh dan meminta kepada Yesus untuk turut serta dalam pelayanan, tetapi Yesus menyuruhkan pulang untuk menjadi pemberita Injil bagi orang lain di kampungnya.

Bagaimana dengan pelayanan gereja kita? Selamat berdiskusi!

Alamat Sekretariat Suluh Injil:
Jl. Seruni No. 8 – Naikoten 1
Kota Kupang – NTT

Alamat email:
bethseba0906@gmail.com
WhatsApp
Neti 08113828074  dan Eka 085239108328 (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved