Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Minggu 23 Juni 2024, Menjadi Pelita Kebenaran

Saya harus menggunakan pelita setiap malam.Pelita hanya  ada  satu buah. Rumah pastori jauh dari rumah-rumah jemaat.

|
Editor: Oby Lewanmeru
DOK PRIBADI
Pendeta Frans Nahak, S.Th. 

Oleh: Pdt. Frans Nahak, S.Th

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen, Minggu 23 Juni 2024 dengan judul Menjadi Pelita Kebenaran, merujuk pada Kitab Markus 4:21-25.

Pada bulan Desember tahun 2018, saya ditempatkan menjadi pendeta orientasi di Jemaat Besnam, Klasis Amanuban Timur. Saya tinggal di rumahpastori yang belum ada listrik, sebab pada waktu itu listrik belum masuk di wilayah tersebut.

Saya harus menggunakan pelita setiap malam.Pelita hanya  ada  satu buah. Rumah pastori jauh dari rumah-rumah jemaat.

Satu malam ada orang yang melewati samping pastori. Dia melihat dari celadinding ada pelitayang menyala dalam rumah, namun tidak mendengar tanda-tanda ada orang di dalam rumah. Saya sementara berbaring namun melihat bayang-bayang orang itujalan kian kemari. Dia berpikir saya tidak melihatnya.

Saya penasaran, apa yang akan dia lakukan. Saya belum kenal pasti orang itu, karena hanya melihat bayang-bayangnya. Dia menghadapkan mukanya ke cela-cela dinding untuk melihat, kemudian saya sengaja batuk. Dia pun terkejut.

“Aduh, bapa, saya pikir tidak ada orang. Saya tidak lihat bapa,” katanya.

“Saya lihat bapa jalan kian kemari dari cahaya lampu, tapi tidak jelas. Bapa tidak lihat saya karena terhalang dengan lemari,” ujar saya.

Saya membuka pintu lalu kami dua duduk bercerita.

Cahaya pelita terhalang atau dihalangisehingga kita tidak bisa melihat dengan jelas. Jika pelita terang dan di tempat terbuka kami dua saling melihat dan mengenal.

Markus Pasal 4 Yesus mengajar menggunakan perumpamaan. Hal-hal kerajaan Allah disampaikan dengancara yang sederhana, bahasa yang sederhana dan contoh-contoh yang sederhana. Contoh-contoh yang digunakan dikenal dan ada dalam keseharian mereka. Jika kita memperhatikanperumpamaan-perumpamaan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Yesua hidup di kampung bersama dengan para petani, nelayan, tukang, ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak.

Dalam bacaan ini, ada dua hal yang Yesus gunakan sebagai perumpamaan, yakni pelita dan ukuran. Di bagian akhir, Yesus berbicaratentang karunia khusus yang diberikan kepada murid-murid untuk mengerti rahasia kerajaan Allah (ay. 25). Di setiap perempuan kalimat itu Yesus biasa ucapkan. Hal ini menunjukkan sesuatu yang penting bagi pengajaran-Nya. Selain itu penekanan juga pada siapa yang bertelinga hendak mendengar (ay. 23).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Sabtu 22 Juni 2024, Keadilan & Kasih Menjadi Satu

Pertama, pelita. Pelita pada zaman Yesus biasanya berupa mangkuk tanah liat berisi minyak dan sumbu mengambang yang menyala. Pada malam hari, lampu ini merupakan satu-satunya sumber penerangan untuk seluruh ruangan.

Pelita biasanya diletakkan di bawah keranjang atau tempat tidur, dan bukan di tempat yang paling terbuka. Ada alasan mengapa biasanya pelita diletakan di bawah keranjang dan di bawah tempat tidur? Rumah-rumah orang Galilea di atas bukit, jika pelita ditaruh di tempat yang terbuka maka bisa padam karena angin. Namun risikonya adalah orang tidak melihat karena cahayanya tertutup. Kemudian bisa saja berbahaya  karena terjadi kebakaran.

 Dalam ayat-ayat serupa baik di Matius (5:14-16) dan Lukas (8:16-17) berbicara tentang pelita. Ada penafsir yang mengatakan bahwa terang itu menunjukkan kepada diri Yesus. Tentang terang yang telah datang ke dunia dengan terobosan kerajaan Allah, dan pelita itu adalah Yesus sendiri. Ia  datang ke duniasebagai pelita yang akan diletakkan di atas kaki dian, sehingga terang memancar dan menyatakan dirinya dengan jelas kepada semua orang yang tinggal dalam kegelapan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved