Prakiraan Cuaca
Peringatan Dini BMKG! La Nina Berpotensi Landa NTT, Ini Dampak yang akan Dirasakan
Peringatan Dini BMKG! La Nina Berpotensi Landa NTT, Ini Dampak Buruk yang akan dirasakan masyarakat
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
Hari Tanpa Hujan
Sementara itu, hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) di wilayah-wilayah Indonesia, BMKG mencatat sebagian besar wilayah Indonesia termonitor masih mengalami hujan dan Hari Tanpa Hujan (HTH) kategori Sangat Pendek (1-5 hari).
Baca juga: BMKG Sebut La Nina Ancam Sejumlah Wilayah Indonesia,NTT Siaga Kekeringan Meteorologis
Namun, ada daerah yang mengalami HTH sangat panjang, yakni 31-30 hari. Kondisi ini terjadi di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.
"HTH terpanjang terjadi di Triwung Kidul, Jawa Timur selama 67 hari," sebut BMKG.
"HTH Dasarian III Juni 2024 berpeluang 1-5 hari di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Bali, sebagian kecil Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah serta sebagian Papua Barat Daya, dan Papua Selatan," tulis BMKG.
Apa Itu ENSO?
El Nino-Southern Oscillation atau ENSO adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Disebutkan, iklim di Samudra Pasifik terbagi ke dalam 3 fase. Yaitu, El Nino, La Nina, dan Netral.
Pada fase Netral, angin pasat berhembus dari timur ke arah barat melintasi Samudra Pasifik menghasilkan arus laut yang juga mengarah ke barat dan disebut dengan Sirkulasi Walker. Suhu muka laut di barat Pasifik akan selalu lebih hangat dari bagian timur Pasifik.
Sementara saat fase El Nino, angin pasat yang biasa berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah. Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik. Air hangat yang bergeser ke timur menyebabkan penguapan, awan, dan hujan pun ikut bergeser menjauh dari Indonesia. Hal ini berarti Indonesia mengalami peningkatan risiko kekeringan.
Baca juga: Peringatan Dini! Angin Kencang Masih Berpotensi Landa NTT, BMKG: Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan
Dan, ketika terjadi fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.
"Bagi Indonesia, hal ini berarti risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis," demikian mengutip penjelasan BMKG di situs resmi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.