Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juni 2024, Apakah Upahmu?

tak ada cara lain selain kita harus membuktikan diri kita sebagai pengikut Tuhan dengan lebih mampu berbuat lebih dari biasanya

Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juni 2024, Apakah Upahmu? 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juni 2024, Apakah Upahmu?

Hari Selasa Biasa Pekan XI

Bacaan I:1Raj.21:17-29

Injil: Matius 5:43-48                                                                          

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Dalam setiap pekerjaan atau jasa yang diberikan kepada kita, pasti juga akan dituntut upah atas pekerjaan atau jasa yang sudah diterima.

Memberikan upan kepada orang yang bekerja itu adalah satu kewajiban yang harus dibuat karena dia telah bekerja sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Pemberian upah itu telah dilindungi oleh hukum.

Namun upah juga bisa dalam bentuk yang lain yang tak bisa diukur dengan uang yaitu kebaikan atau kebajikan yang kita lakukan dalam hidup kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Kembali lagi pada hari ini, kita diteguhkan lagi dengan kisah raja Ahab pasca pembunuhan Nabot orang Israel itu dan pengajaran Yesus tentang mengasihi  musuh.

Dalam bacaan pertama, dikisahkan dalam kitab raja-raja tentang kisah bersambung  raja Ahab yang telah mengambil paksa tanah Nabot itu yang dipolitisasi oleh pembunuh berdarah dingin isteri raja Ahab, Izebel.

Sesudah Nabot dibunuh dengan dilempari batu, tanah dan hasil anggurnya diambil oleh raja Ahab dan kejadian ini dilihat oleh Allah maka murka Allah turun atas Ahab.

Tuhan memanggil Nabi Elia untuk pergi menghadap raja Ahab untuk memberitahukan murka Allah atas Ahab dan berkata kepadanya: “Sungguh, aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu. Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun rendah kedudukannya di Israel. Juga mengenai Izebel Tuhan telah bersabda, ‘Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa saja dari keluarga Ahab yang mati di kota, akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara.”

Kutukan dari  Allah bagi Ahab ini adalah sebuah malapetaka yang  langsung  akan  didatangkan oleh Tuhan karena Ahab telah berbuat kejahatan. Itulah Tuhan. Jika kita setia, Dia pasti akan lebih setia tetapi ketika kita berbuat jahat melawan Dia maka Dia pun akan berbalik melawan kita dengan malapetaka yang akan ditimpakan kepada kita.

Namun Allah tetap Allah yang berbelaskasih. Ketika Ahab mendengar malapetaka yang akan menimpa dirinya, dia pun berbalik dan merendahkan diri dihadapan Allah dan bertobat.

Perubahan sikap inilah yang membuat Allah membatalkan malapetaka kepada Ahab dan akan mendatangkan malapetaka itu pada zaman anaknya. Karena perkataan Allah tak pernah dibatalkan oleh apapun juga. Kisah ini kita diajarkan untuk selalu berbuat baik kepada siapapun.

Dan bagi Yesus, perbuatan baik itu harus mempunyai nilai lebih sebagai seorang pengikutNya seperti yang disampaikan Yesus dalam kotbah di bukit: “Kalian telah mendengar bahwa yang disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’.

Tetapi Aku berkata kepadamu: “Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka  yang menganiaya kalian.” Bagi Yesus, ini bukan sekedar sebuah ajaran belaka tetapi lebih dari itu sebuah kebajikan yang dituntut lebih dari setiap orang yang mengakui dirinya adalah pengikut Yesus. Hal ini  langsung ditegaskan oleh Yesus sendiri: “Apabila kalian mengasihi  orang  yang  mengasihi  kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?”

Penegasan Yesus ini menjadi penting karena Yesus mau mengajarkan bahwa sebagai pengikutNya, kita dituntut lebih dan bukan sekedar mengasihi  orang yang kita kasihi, tetapi juga harus  juga  mampu  mengasihi musuh-musuh kita. Inilah ajaran  yang  sesungguhnya dan yang selalu menuntut kita untuk  berbuah lebih dari  biasanya.

Maka marilah kita belajar dari  pengajaran  Yesus  hari  ini yaitu  kita harus  mampu berbuat lebih dari tuntutan yang ada dan tak sekedar  melakukannya. Karena hal yang sama pun bisa dilakukan oleh siapapun  bahkan orang jahat pun dapat melakukan hal yang sama. Lalu apa yang membedakan kita dengan mereka?

Pembedanya adalah kita harus berbuat lebih dari tuntutan yang ada. Mengasihi sesama itu biasa, tapi kita pun dituntut lebih dengan mengasihi musuh-musuh kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:semua kita adalah juga pengikut Tuhan yang terbaptis dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Kedua, maka ketika kita menyandang nama sebagai pengikut Tuhan, maka kita harus tahu konsekuensi  dari menjadi pengikutNya.

Ketiga, untuk itu, tak ada cara lain selain kita harus membuktikan diri kita sebagai pengikut Tuhan dengan lebih mampu berbuat lebih dari biasanya. (*)

Ikuti  Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved