Timor Leste

Timor Leste: Arnolfo Teves yang Dituduh Melakukan Pembunuhan Mencari Bantuan Paus dan  PBB

Arnolfo Teves Jr dituduh sebagai dalang pembunuhan Gubernur Roel Degamo dan sembilan orang lainnya pada Maret 2023

Editor: Agustinus Sape
KONGRES FILIPINA
Arnolfo Teves Jr. terlihat dalam gambar tak bertanggal ini. 

POS-KUPANG.COM - Seorang buronan politisi Filipina yang dituduh melakukan pembunuhan massal telah menulis surat terbuka yang ditujukan kepada Paus Fransiskus, PBB dan kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International, dengan tuduhan “penganiayaan politik” dan memicu keributan di negara mayoritas Katolik tersebut.

Pemerintah Filipina dan anggota keluarga para korban bereaksi keras terhadap surat dari mantan anggota parlemen Arnolfo Teves Jr., yang kini menjadi tahanan rumah di Timor Leste.

Dalam suratnya, tertanggal 27 Mei dan diterbitkan oleh media Timor Leste, Arnolfo Teves meminta intervensi Paus dan kelompok hak asasi manusia untuk perjuangannya.

Surat tersebut telah diterbitkan oleh media Filipina pada minggu ini.

Teves mengatakan dia “dengan rendah hati” memohon “perhatian dan bantuan” dari Tahta Suci, PBB dan semua kelompok hak asasi manusia, dan menuduh dia “dianiaya secara politik” oleh pemerintahan saat ini di Filipina.

“Anda semua tahu kenyataan yang terjadi di Filipina. Tolong jangan kirim saya ke sana. Saya tidak ingin dibunuh. Tolong selamatkan hidup saya,” bunyi surat itu.

Baca juga: Pengadilan Timor Leste Perintahkan Tahanan Rumah untuk Arnolfo Teves

Dia menambahkan bahwa tuduhan terhadap dirinya adalah “salah” dan bahwa dia “bahkan dianggap bersalah sebelum diadili.”

“Dicopot dari jabatan publik hanya karena menari di media sosial, paspor saya dibatalkan tanpa alasan yang jelas, dan bahkan ditandai sebagai teroris,” ujarnya dalam surat tersebut.

Teves dituduh sebagai dalang pembunuhan saingan politiknya sekaligus gubernur provinsi Negros Oriental, Roel Degamo, dan sembilan orang lainnya di kota Pamplona, ​​Filipina tengah pada 4 Maret 2023.

Pembunuhan tersebut memicu kecaman dari kelompok hak asasi manusia dan pemimpin Gereja yang mengecam budaya kekerasan yang dipupuk oleh klan politik kuat yang diduga memiliki pasukan swasta untuk memusnahkan saingan mereka.

Degamo dikenal sebagai sekutu Presiden saat ini Ferdinand Marcos Jr.

Teves dilaporkan meninggalkan negara tersebut sebelum pembunuhan tersebut dan dilacak serta ditangkap di Timor Leste pada tanggal 21 Maret tahun ini (2024). Setelah pembunuhan itu, Teves dicopot dari keanggotaannya di parlemen.

Kantor Kejaksaan Agung Timor Leste menempatkannya sebagai tahanan rumah. Pejabat pemerintah Filipina mengatakan mereka melakukan upaya diplomatik untuk mengekstradisi Teves.

“Dia akan berada dalam keamanan 24 jam, dan hanya anggota keluarga yang diizinkan mengunjunginya. Pemerintah akan terus mengawasi situasi ini untuk memastikan bahwa semua prosedur sah dan sesuai,” kata Departemen Kehakiman Filipina dalam sebuah pernyataan pada 13 Juni.

Pada tanggal 12 Juni, Walikota Pamplona Janice Degamo, janda dari gubernur yang terbunuh, menyebut tindakan Teves baru-baru ini sebagai “aksi media.”

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved