Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Rabu 12 Juni 2024, Memenuhi Panggilan untuk Menjadi Berkat
Siapakah Abram? Dalam daftar keturunan Terah (Kejadian 11:27-32), disebutkan bahwa ayah Abram adalah Terah, dan Abram memiliki dua saudara
Oleh: Pdt. Elyanor V. Manu Nalle, S.Th
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Rabu 12 Juni 2024, Memenuhi Panggilan Untuk Menjadi Berkat
Kejadian 12:1-9
Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda yang bekerja di sebuah perusahaan besar. Dia merasa nyaman dengan posisinya yang mapan, gaji yang besar, dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
Suatu hari, dia merasa dorongan dalamhatinya untuk meninggalkan pekerjaannya dan memulai usaha sosial yang akan membantu masyarakat kurang mampu. Keputusan ini membuatnya keluar dari zona nyaman dan menghadapi banyak tantangan.
Namun, dia percaya bahwa panggilannya adalah untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kisah ini menggambarkan bagaimana panggilan Tuhan sering kali menuntut kita keluar dari kenyamanan kita demi menjadi berkat bagi sesama.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Senin 10 Juni 2024, Adil Memandang Perbedaan
Bapak, Mama, dan saudara-saudarasemua yang diberkati Tuhan, Shalom! Damai di hati. Tema renungan kita minggu ini adalah "MemenuhiPanggilan Untuk Menjadi Berkat" berdasarkan Kejadian 12:1-9.
Kisah ini adalah awal mula sejarah umat Allah ketika Dia memilih dan memanggil Abram. Yesus sendiri pernah berkata dalam Yohanes 15:16, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” Abram dipilih dan dipanggil oleh Allah.
Siapakah Abram? Dalam daftar keturunan Terah (Kejadian 11:27-32), disebutkan bahwa ayah Abram adalah Terah, dan Abram memiliki dua saudara: Nahor dan Haran.
Abram sudah beristri, namanya Sarai, tetapi Sarai mandul dan tidak memiliki anak. Meskipunmenantu yang lain memberikanketurunankepada Terah, Sarai tidak. Dari latar belakang hidup Abram yang sepertiini, Allah tetap berkenan memanggilnya melalui firman-Nya.
Pertanyaan mungkin muncul, mengapa Abram yang dipanggil dan bukan Nahor atau Haran? Apa kelebihan Abram? Abram tidak punya kelebihan khusus, malah dia memiliki kekurangan: istrinya Sarai mandul.
Allah memanggil seseorang bukan karena kelebihannya, melainkan karena kehendak-Nya yang bebas untuk memilih dan memanggil siapa saja.
Isi Panggilan Allah kepada Abram adalah untuk pergi dari negerinya, Ur-Kasdim, dari sanak saudaranya, dan dari rumah bapaknya ke negeri yang akan Tuhan tunjukkan kepadanya. Tinggal di negeri sendiri, bersama sanak saudara dan orang tua, adalahsesuatu yang nyaman dan didambakan oleh setiap orang.
Namun, untuk menjadi berkat, Abram disuruh pergi, keluar dari zona nyaman ke zona yang tidak nyaman. Tempat yang akan dituju itu tidak diketahui keadaannya oleh Abram, apalagi jauh dari sanak keluarga. Abram disuruh keluar dari kepastian hidup dan pergi ke suatu tempat yang tidak pasti baginya.
Dari sini kita renungkan bahwa untuk menjadi berkat, kita harus bisa keluar dari zona nyaman bagi diri sendiri.
Misalnya, yang membuat kita nyaman seperti sanak keluarga, orang tua, tempat tinggal, atau jabatan, kita harus siap meninggalkannya jika itu yang Tuhan kehendaki. Selama kita tidak mau keluar dari zona nyaman itu, kita tidak bisa menjadi berkat bagi sesama.
Kejadian 12:1-9 menggambarkan bagaimana panggilan Tuhan kepada Abram mengandung janji. Allah berjanji, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau, serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
”Pada saat Abram dipanggil oleh Allah, diabukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa. Namun, Allah menjanjikan kebesaran, kekayaan, dan ketenaran kepada Abram, bukan untuk kemuliaan pribadi, tetapi agar Abram bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Jika saat ini kita memiliki kebesaran, jabatan, kekayaan, atau pengaruh besar, ingatlah bahwa semua itu berasal dari Tuhan.
Berkat yang kita miliki bukan untuk diri kita sendiri, tetapi untuk menjadi berkat bagi sesama. Janji Allah dalam ayat 3, “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau; dan oleh semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat,” menunjukkan bahwa Allah memberi jaminan kepada Abram bahwa dia tidak akan kekurangan ketika menjadi berkat bagi orang lain.
Aplikasi dari kisah ini bagi kita adalah tidak perlu takut atau ragu untuk menjadi berkat bagi sesama. Rasa kuatir dan ragu itulah yang sering kali menghalangi kita untuk melaksanakan panggilan Tuhan.
Janji Allah kepada Abram berlaku juga bagi kita: ketika kita menjadi berkat, kita juga akan diberkati oleh Tuhan.
Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa menjadi berkat adalah perintah Tuhan, bukan pilihan. Abram memenuhi panggilan Tuhan dengan iman dan ketaatan, tanpa pertanyaan atau keraguan.
Dia keluar dari Ur-Kasdim, bersama istrinya Sarai dan keponakannya Lot, menuju negeri yang tidak diketahui, dengan percaya bahwa Tuhan yang memanggilnya adalah Tuhan yang setia.
Perjalanan Abram dari Ur-Kasdim, ke Haran, ke Kanaan, hingga ke Betel menunjukkan kesetiaannya dalam memenuhi panggilan Tuhan. Melalui Abram, segala bangsa di bumi diberkati.
Seperti seorang petani yang menabur benih di ladangnya. Dia tidak tahu pasti berapa banyak hasil panen yang akan dia peroleh. Namun, dengan man dan kerja keras, dia menabur dan merawat tanamannya. Pada saat panen tiba, dia menuai hasil yang melimpah.
Begitu juga dengan kita, ketika kita menjawab panggilan Tuhan untuk menjad iberkat, kita mungkin tidak tahu seberapa besar dampak yang kita buat. Namun, dengan iman dan ketaatan, kita percaya bahwa Tuhan akan memberkati usaha kita dan menjadikan kita berkat bagi banyak orang.
Marilah kita keluar dari zona nyaman kita, menjawab panggilan Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama. Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.