Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 12 Juni 2024, “Janganlah Kalian Menyangka"

tentang nabi besar Allah, yakni Elia. Kisah tentang nabi Elia yang berhadapan dengan ratusan nabi-nabi Baal.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu 12 Juni 2024, “Janganlah Kalian Menyangka" 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

POS KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 12 Juni 2024, “Janganlah Kalian Menyangka"

Bacaan I:1Raj.18:20-39

Injil: Matius 5:17-19                                                     

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.

Sangka atau menyangka lahir dari satu asumsi atau konsep yang telah dibangun oleh kita  terhadap satu hal yang menjadi obyek sangkaan kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 11 Juni 2024, Menjadi Pribadi yang Santun dan Baik Hati

Dan ketika membangun dugaan atau sangkaan, kita hanya mendapatkan satu dua keterangan lalu kita serta merta membuat sangkaan atau dugaan kita terhadap sebuah realitias yang kita tangkap melalui panca indera kita.

Dan dugaan atau sangkaan itu biasanya jatuh pada prasangka saja dan kita selalu ‘merasa’ bahwa apa yang kita sangkakan itu benar adanya padahal biasanya selalu salah juga.

Lebih buruk lagi kita berprangka buruk terhadap obyek yang kita indrai.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini sekali lagi kita diundang untuk merenungkan firman yang kita dengar hari ini. Kita dihadapkan lagi dengan kisah maha dasyat tentang nabi besar Allah, yakni Elia. Kisah tentang nabi Elia yang berhadapan dengan ratusan nabi-nabi Baal.

Nabi Elia yang hanya seorang diri itu cuma mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya Allah, penolongnya yang setia. Bahkan raja Ahab dan semua pengikut Baalnya pun bersatu melawan Nabi Elia.

Dalam perdebatan antara nabi-nabi Baal dan Elia berakhir dengan pembuktian siapa yang memiliki Allah yang benar dengan cara membuat persembahan di atas altar yang sudah disiapkan dengan memotong seekor lembu dan diolah lalu korban persembahan itu tidak boleh dipasang apinya tetapi dengan memanggil Allah mereka untuk membakarkorban persembahan yang ada.

Giliran pertama adalah para nabi Baal. Mereka berdoa dan memanggil allah mereka dari pagi sampai sore hari tetapi tidak ada tanda-tanda korban persembahan itu dibakar oleh api karena tak ada api yang muncul sejak mereka berdoa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved