Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, Kekuatan dalam Kerapuhan

kita bahwa tujuan hidup kita terletak pada penyerahan diri. Bahwa hal yang terbesar dalam hidup adalah melayani.

Editor: Rosalina Woso
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, Kekuatan dalam Kerapuhan 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, Kekuatan dalam Kerapuhan

Oleh : Pastor John Lewar, SVD

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Lectio
Keluaran 24:3-8
Mazmur 116:12-13,15,16bc,17-18
Ibrani 9:11-15
Injil: Markus 14:12-16, 22-26

Meditatio:
Pada hari ini segenap umat katolik sejagat bersama-sama merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Injil pada hari ini (Markus 14:12-16,22-26) mengajak kita untuk bersama-sama dengan para murid turut mempersiapkan dan hadir dalam Perjamuan Terakhir yang Tuhan Yesus adakan. Kita menyaksikan setiap perkataan serta gerakan-gerakan Tubuh Yesus yang menyentuh hati kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, Sumite, hoc est Corpus Meum: Terimalah, Inilah TubuhKu!

“Dia mengambil roti, mengucap berkat, memecahkanNya lalu memberikannya kepada para murid sambil berkata:”Ambilah, inilah tubuhKu”(Mrk 14: 22). Dengan melakukan semua itu, sesungguhnya Yesus sedang memberikan kepada kita “Sakramen yang terbesar”. Yang ditunjukkanNya justru dengan cara yang penuh dengan kesederhanaan.

Pada puncak kehidupanNya, Dia tidak memberi makan ribuan orang dengan tatapan mata banyak orang. Dia justru
masuk dalam Perjamuan paskah sederhana dan membagi-bagikan diriNya kepada para murid. Dengan cara ini Yesus hendak menunjukkan kepada kita bahwa tujuan hidup kita terletak pada penyerahan diri. Bahwa hal yang
terbesar dalam hidup adalah melayani.

Dan hari ini kita diajak untuk menyaksikan kebesaran Tuhan melalui kisah sepotong roti yang rapuh.

Kerapuhan yang berlimpah dengan kasih dan yang berbuah untuk saling berbagi. Yesus rela menjadi rapuh seperti roti yang kemudian dipecahpecahkan. Karena kekuatanNya justru bersumber pada kerapuhan itu.

Sehingga dalam Ekaristi, kerapuhan adalah sumber kekuatan. Kekuatan dari kasih yang mau dipecahkan menjadi kecil, sehingga lebih mudah untuk diterima dan tidak ditakuti.

Kekuatan dari Kasih yang mau dipecah dan dibagikan sehingga dapat membawa kehidupan ke banyak orang. Melalui pecahan yang dibagikan itu kita semua dipersatukan.

Lalu ada kekuatan lain yang menonjol dalam kerapuhan Ekaristi, kekuatan untuk mengasihi mereka yang berbuat kesalahan pada kita. Justru pada malam Dia dikhianati Yesus memberikan kepada kita Roti Hidup. Dia memberikan kita rahmat terbesar sementara hatiNya sendiri sedang merasakan jurang yang terdalam.

Murid yang dengannya Yesus bersantap dan yang dengannya Yesus mencelupkan roti ke dalam pinggan yang sama, ternyata mengkhianati Dia. Kita tahu bahwa pengkhianatan adalah sebuah pengalaman terburuk. Terlebih
bagi seseorang yang sedang mencintai (dan dilakukan oleh orang yang mencintai). Tetapi Yesus tidak menghukum orang yang berdosa.

Dia justru memberikan nyawaNya bagi orang itu dan membayarnya dengan diriNya. Dia menebusnya. Begitu pula saat kita menerima Ekaristi, Yesus melakukan hal yang sama kepada kita. Dia mengetahui bahwa kita orang yang berdosa dan Dia tahu kita melakukan banyak kesalahan. Namun Dia tidak menyerah untuk menyatukan kehidupan Nya dengan kehidupan kita. Dia tahu bahwa kita membutuhkan Ekaristi.

Ekaristi bukanlah hadiah bagi orang-orang suci, tetapi adalah santapan bagi orang-orang berdosa. Oleh karenanya Dia berkata: ”jangan takut. Ambillah dan makanlah”.

Setiap kali kita menerima Roti Hidup Yesus hadir untuk memberi makna baru bagi kerapuhan kita. Dia mengingatkan kita bahwa di mataNya kita lebih berharga daripada yang kita kira. Dia ingin kita berbagi
kerapuhan kita denganNya. Dia ingin menyembuhkan kita dari kerapuhan yang tidak dapat kita sembuhkan sendiri untuk menyembuhkan dengan KasihNya.

Kerapuhan seperti apa yang Yesus ingin sembuhkan? Salah satunya adalah kerapuhan akan perasaan benci terhadap mereka yang telah menyakiti kita. Kita tidak dapat menyembuhkan diri kita dengan menjauhkan diri serta menutup diri kita dari mereka yang menyakiti kita. Atau dengan terus mengasihi diri kita sendiri serta terus mengeluh.

Yesus akan menyembuhkan kita untuk mengasimilasi cara hidup Yesus dan untuk menjadi semakin serupa denganNya.

Melalui Ekaristi kita menerima Yesus yang mengasihi dan menyembuhkan kerapuhan kita agar kemudian kita dapat mengasihi orang lain dan membantu mereka dalam kerapuhan mereka.

Semoga Santa Perawan Maria menolong kita untuk menyambut Ekaristi dengan hati yang penuh syukur dan menjadikan Ekaristi sebagai anugerah dalam hidup kita ( https://www.google/search?q=renungan markus).

Missio:
Mari kita selalu mengikuti perayaan Ekaristi dan menjadikan Ekaristi sebagai kebutuhan setiap hari.

Doa:
Ya Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami, kami senantiasa mengucap syukur atas pengurbanan-Mu di kayu salib yang selalu dihadirkan dalam Perayaan Ekaristi. Sehingga dengan menerima Tubuh dan Darah-Mu kami dapat
selalu menikmati karya penebusan-Mu dalam hidup sehari-hari.

Semoga hidup kami menjadi kudus dan dapat menyongsong keselamatan yang telah Kaujajikan
bagi yang percaya kepada-Mu. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Tubuh dan Darah Kristus.

Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan
Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved