Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, “Corpus Christi”

para teolog menerapkan metode dialektis dari filsafat Yunani yang ditemukan kembali serta eksegesis Patristik.

Editor: Rosalina Woso
dok-pribadi Bruder Pio Hayon SVD
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, “Corpus Christi” 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, “Corpus Christi”

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD.

Hari Minggu Pekan IX

Bacaan I:Kel.24:3-8

Bacaan II: Ibr. 9: 11-15

Injil: Markus 14:12-16.22-26                                                                         

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Corpus Christi  adalah bahasa Latin yang diterjemahkan menjadi Tubuh Kristus. Dalam Gereja Katolik, perayaan ini menjadi perayaan yang berstatus “solemnity” atau hari raya yang dimiliki oleh gereja Katolik dan yang mempresentasikan tentang Yesus dalam keilahian dan kemanusiaanNya. Dan kita bersyukur memiliki Dia yang adalah Tuhan dan Penyelamat di dalam penyerahan diri secara total kepada Allah di atas salibNya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 31 Mei 2024, "Melonjak Kegirangan"

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki minggu kedua sesudah Pentakosta. Dan hari minggu kedua sesudah Pentakosta itu, Gereja secara khusus merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Pesta Corpus Christi (secara harafiah berarti: "Tubuh Kristus"), atau dikenal secara resmi dalam Gereja Katolik sebagai Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Maha Kudus (bahasa Inggris: Solemnity of the Most Holy Body and Blood of Christ), adalah sebuah hari raya yang diakui oleh Gereja Katolik.

Tujuannya adalah untuk menghormati Ekaristi, dan oleh karenanya tidak memperingati satu peristiwa apa pun dalam kehidupan Yesus. Perayaan ini biasa diadakan pada hari Kamis setelah Hari Raya Tritunggal Mahakudus untuk menghubungkannya dengan peristiwa Yesus yang menetapkan Ekaristi dalam Perjamuan Terakhir, pada Hari Kamis Putih.

Di beberapa negara atau keuskupan setempat, termasuk di Indonesia, Corpus Christi dirayakan pada hari Minggu setelah Hari Raya Tritunggal Mahakudus bila ditetapkan demikian oleh konferensi gereja atau uskup setempat.

Pada akhir misa, biasanya terdapat Prosesi Sakramen Maha Kudus (sering kali di luar ruangan) yang diikuti dengan Ibadat Adorasi Suci. Pesta Corpus Christi mulai muncul dalam kalender Gereja pada abad ketiga belas.Memang, sejak awal Gereja dengan setia mewartakan dan mengaktualisasikan ajaran Yesus: “Daging-Ku adalah makanan dan darah-Ku adalah minuman” (Yoh 6:55).

Tapi pada Abad Kegelapan, banyak pihak yang mepertanyakan sifat kehadiran Yesus dalam Ekaristi Kudus.Selama abad kesebelas dan kedua belas, para teolog menerapkan metode dialektis dari filsafat Yunani yang ditemukan kembali serta eksegesis Patristik. Mereka berjuang untuk mempertahankan realitas Ekaristi Kudus sebagai Tubuh dan Darah Kristus.

Para pembangkang dikecam.Masalah ini diselesaikan oleh Konsili Ekumenis Lateran IV (1215), yang menetapkan antara lain bahwa seluruh substansi roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus yang sejati tanpa mengubah penampilan mereka.

Konsep apapun itu, sama sekali tidak merubah sedikitpun tentang kebenaran iman akan Yesus yang hadir dalam rupa roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan DarahNya sendiri.  Dan itu sangat jelas disampaikan oleh Yesus sendiri dalam  makan paskah bersama para muridNya: “Yesus mengambul roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu lalu memberikanna kepada para muridNya seraya berkata: “Ambilah, inilah TubuhKu”.

Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus berkata kepada mereka: “Inilah DarahKu”, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Kisah makan paskah Yesus bersama para muridNya ini lalu menjadi tanda paling agung akan perjamuan ekaristi. Di dalam ekaristi itulah, kita sedang merayakan paskah bersama Tuhan sekaligus menyantap Tubuh dan DarahNya.

Kebenaran iman inilah yang membuat kita menjadi kaya iman, harap dan cinta walaupun kadang bahkan seringkali kita tidak melayakkan diri untuk menerima Yesus dalam hosti dan anggur sebagai bentuk paling nyata dari Tuhan untuk kita. Maka marilah kita terus belajar untuk selalu merayakan ekaristi sedapat mungkin agar kita dapat merasakan kasih Allah paling agung dalam Tubuh dan Darah Yesus.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua sudah menerima Yesus dalam tubuh dan darahNya melalui perayaan ekaristi.

Kedua, makakitaseharusnyamenjadiyakin dan percayabahwa Allah secara nyata memanifestasikan diriNya dalam hosti dan anggur dalam perayaa nekaristi.

Ketiga, untuk itu, kita harus selalu melayakkan diri untuk perayaan misteri paling agung ini.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved