Keindahan Bukit Avatar Bajawa Ngada NTT Surga Bagi Pemburu Sunset

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Charles Abar 

POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Bukit Avatar merupakan salah satu dari sekian banyak spot wisata di kabupaten Ngada yang belakangan ramai dikunjungi wisatawan baik lokal hingga Mancanegara.

Terletak di Desa Beja, Kecamatan Langa, kabupaten Ngada,  bukit Avatar atau dikenal dengan Bukit Watunariwowo tempat terbaik bagi pemburu sunset.

Dilabeli bukit avatar, Watunariwowo dengan topografi seperti animasi Avatar The Legende of Aang dilengkapi pemandangan yang instragrammable. Dengan sunset yang bisa menjadi momen berharga bagi pengunjung menjadi surga bagi pemburu sunset.

Menuju tempat ini tidak membutuhkan waktu lama. Dari kota Bajawa cukup ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit, jika Anda menggunakan sepeda motor.

Baca juga: Bawaslu Ngada Minta PPK Jaga Netralitas

Tiba di lokasi parkiran, petugas setempat akan memberikan kita karcis masuk dengan harga cukup murah hanya dengan Rp.5000 satu orang.

Lalu dari tempat parkir kita menuju puncak bukit Avatar dengan jalan kaki. Sepanjang perjalanan kita dikelilingi hutan bambu membuat tambah sejuk.

Walaupun jalan cukup menantang, semua akan terbayar dengan pemandangan alam yang memukau hamparan bukit Avatar dengan latar Gunung Inerie.

Sepanjang perjalanan melewati lereng perbukitan kita akan suguhkan pemandangan alam yang memanjakan mata. Ditengah hamparan bukit juga awan yang mengepul menyelimuti seperti sedang berada di negeri atas awan.

Sejak tahun 2023, bukit Avatar ramai dikunjungi. Pemerintah setempat  juga memberikan jaminan keamanan bagi pengunjung dengan membuat pagar besi kiri-kanan menuju puncak.

"Walau menuju sini kita membutuhkan kenekatan, dengan melewati jurang tapi semua terbayar sampai di puncak, ini tempat terindah yang pernah saya kunjungi di NTT," kata Rini  wisatawan asal kabupaten Ende, saat temu dilokasi.

Keindahan bukit Avatar ini membuat pengunjung sangat berkesan.

"Saya sangat berkesan bisa menyaksikan pemandangan indah di atas puncak," tambahnya.

Kesan Rini sebagai pengunjung memang tidak mudah sampai puncak. Melewati jalan berbatuan membutuhkan konsentrasi dan fokus.

Ia mengharapkan kepada pemerintah setempat untuk memperhatikan akses masuk. Beberapa titik juga diharapkan sediakan tenda persinggahan bagi pengunjung yang tidak kuat jalan.