Prakiraan Cuaca
BMKG Prediksi Provinsi NTT dan 6 Wilayah Indonesia Berpotensi Dilanda Kekeringan hingga Oktober 2024
BMKG Prediksi Provinsi NTT dan 6 Wilayah Indonesia berpotensi dilanda kekeringan hingga Oktober 2024
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi Provinsi NTT dan 6 Wilayah di Indonesia ini berpotensi dilanda kekeringan hingga Oktober 2024.
BMKG menyebut sebanyak 19 Persen Wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Wilayah tersebut di antaranya, Aceh, Sumatera Utara, Riau, pesisir utara dan selatan Pulau Jawa, Bali bagian Selatan, NTB dan Sebagian NTT.
Kondisi kekeringan selama kemarau tersebut diprediksi akan mendominasi hingga September.
Baca juga: Waspada, BMKG Sebut Hujan dan Angin Kencang Berpotensi Landa 12 Kabupaten di NTT hingga 3 Juni 2024
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, curah hujan sangat rendah pada Agustus 2024 berpotensi terjadi di Lampung , Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Sulawesi Selatan dan Tenggara. Pada September 2024 masih berpeluang terjadi di Jawa, Bali, Nusa tanggara Barat dan Nusa Tenmggara Timur.
"Pada Oktober 2024 kondisi serupa di sebagaian Jatim, Nusa Tenggara Barat dan Timur. Dimulai dari Juni hingga Oktober. Ini perlu disiapsiagakan, perlu mitigasi khusus dampak kekeringan," kata Dwikorita.
Kemudian, Dwikorita menjelaskan telah munculnya beberapa titik panas awal pada daerah-daerah rawan karhutla, untuk itu perlu diwaspadai risiko menengah dan tinggi yang akan terjadi di daerah tersebut.
"Kami merekomendasikan kepada pemerintah daerah untuk mengisi waduk-waduk di daerah yang berpotensi mengalami kondisi kering saat musim kemarau. Lalu, membasahi dan menaikkan muka air tanah pada daerah yang rawan mengalami karhutla ataupun pada lahan gambut," tuturnya.
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini NTT & 6 Wilayah Indonesia ini Waspada Kekeringan hingga Oktober 2024
Selain itu, Dwikorita Karnawati menyarankan masyarakat agar selalu memastikan koneksitas jaringan irigasi dari waduk ke kawasan yang terdampak kekeringan benar-benar memadai, agar upaya modifikasi cuaca dapat terlaksana dengan efektif dan efisien dalam memitigasi potensi bencana kekeringan.
"Daerah yang masih mengalami hujan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau, perlu segera mengoptimalkan secara lebih masif upaya untuk memanen air hujan, melalui tandon-tandon/ tampungan-tampungan air, embung-embung, kolam-kolam retensi, sumur-sumur resapan, dan sebagainya., seiring dengan upaya mitigasi dampak kejadian ekstrem hidrometeorologi basah yang sedang dilakukan," jelasnya.
Dwikorita juga mengimbau untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan iklim dari BMKG, melalui berbagai kanal informasi resmi yaitu laman www.bmkg.go.id, aplikasi Mobile Phone INFO BMKG, berbagai media sosial @infobmkg ataupun melalui Call Center 196. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.