Rakernas V PDIP

Megawati Beri Sinyal Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memberi sinyal kalau partai yang dipimpinnya akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo – Gibran.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
JADI OPOSISI – PDIP diperkirakan akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran lima tahun ke depan. 

POS-KUPANG.COM – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memberi sinyal kalau partai yang dipimpinnya akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo SubiantoGibran Rakabuming Raka dalam lima tahun ke depan atau 2024 -2029.

Megawati memberikan sinyal tersebut ketika menyampaikan pidato politiknya saat membuka Rapat Kerja Nasional atau Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta pada 24-26 Mei 2024.

Rakernas tersebut merupakan momen yang ditunggu-tunggu. Karena publik ingin mendapatkan kepastian tentang sikap PDIP terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran dalam periode 2024 – 2029 mendatang.

Publik memang menanti-nanti, karena apakah PDIP akan masuk dalam pemerintahan Prabowo-Gibran atau sebaliknya. Apalagi selama ini, Prabowo telah berusaha mati-matian untuk menemui Bu Mega yang juga Ketua Umum PDIP tersebut.

Saat menyampaikan pidatonya, Megawati menyinggung sejumlah hal mulai dari tudingan kecurangan pemilu, rusaknya demokrasi, apparat negara dibawa masuk ke area politik praktis, hingga pentingnya check and balance dalam sebuah pemerintahan.

Bahkan pada momen tersebut, Megawati juga mengutip pernyataan Presiden Soekarno, ayahnya tentang terkait kesabaran revolusioner, bahwa elemen partai harus selalu solid untuk meraih kemenangan.

"Kita terus bergerak, bergerak, solid bergerak, solid bergerak, terus, terus, maju terus, maju terus. Tidak pantang mundur, untuk apa? Mencapai kemenangan," ujar Megawati berapi-api.

"Apa yang dilakukan itu untuk satu tujuan, yakni rakyat bisa menjadi benar-benar mempunyai kedaulatan. Kedaulatan di tangan rakyat," ujarnya.

Megawati juga memerintahkan seluruh kadernya agar solid bergerak. Jika tidak demikian maka kader tersebut akan dikeluarkan dari partai.

Baca juga: Megawati Goda Puan Maharani: Gantilah, Saya Jadi Ketua DPR, Kamu Jadi Ketua Umum PDIP

Baca juga: Megawati Sedih Partai Persatuan Pembangunan Tak Lolos ke Senayan

"Partai kami adalah partai yang mempunyai keteguhan dan kesabaran yang luar biasa. Siapa yang enggak mau ngikut? Ya iyalah, udah enggak zona nyaman, zona nyaman melulu," ujar Megawati.

"Sebagai partai yang memiliki sejarah panjang di dalam memperjuangkan demokrasi, kita tetap menempatkan penting adanya check and balance, bahwa demokrasi memerlukan kontrol dan penyeimbang," ucapnya.

Begini Kata Ujang Komarudin

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin mengatakan bahwa saat ini pilihan rasional bagi PDIP adalah sebagai oposisi.

Pasalnya, pertama pemerintah butuh sparring partner, butuh pihak yang mengontrol dan mengawasi pemerintahan. Kedua, PDI Perjuangan telah teruji sebagai oposisi yang kuat, lincah, dan tegas.

Ketiga, kalau PDI Perjuangan masuk ke Prabowo-Gibran, tidak dianggap konsisten. Karena memusuhi Jokowi, tidak akrab dengan Jokowi. “Tapi kok menerima Gibran anaknya," kata Ujang sebagaimana dilansir Pos-Kupang Sabtu 25 Mei 2024.

Kalau PDIP memilih oposisi, lanjut dia, maka demokrasi Indonesia berjalan dengan sehat. PDI Perjuangan juga bisa mengkritisi, mengawasi, mengontrol jalannya pemerintahan agar tidak sampai salah jalan.

Kalau saja PDIP jadi oposisi, maka sikap tersebut sejalan dengan harapan konstituen yang umumnya memilih agar PDIP keluar dari pemerintahan agar bisa bersama-sama dengan rakyat berjuang untuk kemajuan bangsa dan negara.

"Nah minusnya kalau oposisi, mungkin akan dimusuhi oleh partai-partai koalisi pemerintah. Minusnya lagi mungkin bisa jadi ke depan akan dikerjai," tambahnya.

Sementara itu, Akademisi Universitas Andalas, Feri Amsari, mengatakan bila PDIP mampu membangun karya sebagai oposisi yang baik selama 5 tahun ke depan, maka semestinya dalam siklus politik akan terjadi upaya pembalikan pilihan oleh publik.

"Dari pemerintahan yang berjalan mungkin banyak kesalahan, dan keuntungan akan didapat oleh PDIP melalui bonus elektoral 5 tahun ke depan sepanjang PDIP betul-betul mengalokasikan dirinya menjadi oposisi yang baik dan bekerja untuk memastikan kehendak rakyat berada di jalur yang semestinya," ujarnya.

Megawati Mau Jadi Provokator 

Pada bagian lain, Megawati menyebutkan bahwa terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.  Adanya kecurangan tersebut, ia menyatakan siap dan berani menjadi provokator demi kebenaran dan keadilan.

"Kita tahan banting kok, berani apa tidak? Takut apa tidak? Berani apa tidak? Takut apa tidak? Berani apa tidak? Takut apa tidak?" tanya Megawati. Nanti katanya, saya Bu Mega provokator' iya, saya sekarang provokator demi kebenaran dan keadilan,"  tegasnya.

Baca juga: Tak Dibutuhkan Dalam Rakernas PDIP, Presiden Jokowi Pilih Pulang Kampung

Baca juga: Usai Digoda Megawati Soekarnoputri, Begini Jawaban Puan Maharani

Megawati menyebut, dalam Pemilu 2024 telah terjadi anomali ketika kecurangan secara terlihat menjadi-jadi, sementara KPU mengeklaim sebaliknya.

Megawati juga menyampaikan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah memilih partai banteng moncong putih pada Pemilu 2024. Hal tersebut membuat PDIP menjadi pemenang pemilu tiga kali berturut-turut.

"Selaku ketua umum partai dan atas nama PDI Perjuangan kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, yang dengan penuh semangat dan kecintaannya selalu mendukung PDI perjuangan hingga tetap berdiri tegak tetap menjadi pemenang pemilu legislatif tiga kali berturut-turut," kata Megawati sambil terisak. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved