Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Kamis 23 Mei 2024, Sadarilah Akan Penyertaan Tuhan
satu dua bangsa. Lebih luas dari itu, ikatan penyertaan abadi ini dibuat Allah untuk seluruh dunia.
Meskipun umat Israel adalah umat pilihan Allah, namun kehidupan mereka sebagai satu bangsa tidak seindah yang dibayangkan. Dalam sejarah kehidupan mereka sebagai satu bangsa, mereka mengalami yang namanya penderitaan.
Sekitar tahun 589 SM, Kerajaan Babel merebut Yerusalem dan membawa orang Israel sebagai orang-orang tahanan ke Babel untuk bekerja sebagai budak bangsa Babel. Bangsa Israel bukan hanya mengalami yang namanya menderita tetapi mereka mengalami yang namanya kehancuran. Kehancuran Israel dipandang sebagai dampak dari kelalaian iman bangsa Israel dan pemimpin mereka.
Dalam praktek iman, orang Israel dan pemimpin mereka memilih beribadah kepada ilah lain. Para pemimpin Israel menolak tidak menggunakan hikmat dari Tuhan, sebaliknya mereka menggunakan hikmat diri dalam memimpin.
Para pemimpin Israel melakukan perjanjian dengan kekuatan-kekuatan asing untuk menyelamatkan hidup mereka dengan cara mengabaikan kemampuan Allah yang dapat menyelamatkan mereka. Akibatnya, Israel kalah dalam pertempuran melawan musuh.
Sebagai satu bangsa, mereka mengalami kehilangan tanah air sebagai bagian dari kehancuran identitas. Di Babel, bangsa Israel juga mengalami kekurangan uang. Kekurangan uang tentu akan berdampak bagi ekonomi keluarga mereka.
Sebab tanpa uang mereka tidak dapat membeli makanan, mereka tidak dapat membayar kebutuhan yang terus menjadi tuntutan hidup. Kepada mereka, Yesaya menasehati dengan memberikan gambaran tentang sikap mereka yang fasik.
Di sini “sesuatu yang bukan Roti” yang digambarkan Yesaya yang menyarah kepada sikap Israel yang percaya kepada janji-janji ilah lian. Padahal dengan mendengarkan Tuhan, mereka akan diberkati, mereka kaan memakan makanan terbaik, merek akan menikmati berkat terbaik. Dengan mereka mau mendengarkan Tuhan , mereka kan hidup (ayat 2,3).
Kunci keberhasilan Israel adalah menyandalkan Tuhan, namun mereka mengabaikan akan hal tersebut. Nubuat dalam pasal 40-55 mneggambarkan tentang kekalahan yang telah dialami bangsa Israel sehingga Yesaya tampil memberikan penghiburan sekaligus pengharapan kepada bangsa itu.
Umat Israel di ajak untuk kembali menyadari akan penyertaan Tuhan. Dalam kesadaran untuk kembali menyadari akan penyertaan Tuhan, umat diminta untuk kembali mendengarkan suara Tuhan, kembali percaya pada kehendak Tuhan.
Dalam situasi yang mereka alami, ketika mereka mau kembali menyadari akan penyertaan Tuhan, maka apa yang mereka alami akan dipulihkan, apa yang mereka gumulkan akan didengar oleh Tuhan. Tuhan akan mengikat perjanjian abadi dengan meraka (ayat 3).
Apa yang mustahil bagi manusia tidak bagi Tuhan. Tuhan akan memulihkan bangsa Israel. Tuhan menetapkan bangsa asing menjadi alat menyelamatkan bangsa Israel. Kebenaran ini dinyatakan nabi Yesaya dalam ayat 4 dan 5 : “Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi bagi saksi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya engkau akan memanggil bangsa yang tidak engkau kenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, olah karena Tuhan Allahmu, dan karena Yang Maha Kudus, Allah Isreal yang mengagungkan engkau.” Apa yang dinubuatkan Yesaya ternyata benar terjadi. Dalam sejarah Israel, pada tahun 538, Koresh, raja Persia mengalahkan Babel dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
Dengan demikian, Yesaya kembali mnegajak Israel untuk kembali mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui. Kembali berseru kepada Tuhan selama Tuhan itu ada dekat dengan mereka. Mereka dapat kembali kepada Allah, sebab Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Yesaya menasehati supaya bangsa Israel meninggalkan kefasikan, meninggalkan kejahatan dan kembali kepada Allah yang mengasihi mereka. Yesaya menjelaskan bahwa sesungguhnya upah dari berlaik kembali kepada jalan Allah akan memperoleh dua hal. Pertama, memperolah pengampunan (ayat 7).
Kedua, Allah akan merawat kehidupan mereka. Apa yang menjadi pergumulan mereka akan didengar, apa yang menjadi kekurangan kebutuhan mereka akan dicukupkan oleh Allah. Jaminan hidup akan diberikan oleh Allah untuk mengenyangkan kehiduoan mereka. Mereka bukan hanya akan dikeyangkan dengan kebutuhan pokok tetapi mereka juga akan dikeyangkan dengan sukacita dan damai sejahtera (ayat 12).
Usai dari semua penderitaan mereka di Babel, hidup mereka kan diganti dengan kegembiraan dan sorak sorai. Di dalam Tuhan, penderitaan Israel hanyalah sebuh musim yang akan berlalu diganti dengan sukacita sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap (ayat. 13). Tanda abadi itu digambarkan laksana pertumbuhan tanaman dari yang tidak berguna menjadi berguna.
Nabi Yesaya menggambarkan tanda abadi itu laksana semak duri yang diganti dengan pohon sanobar, laksana kecubung yang diganti dengan pohon murad (ayat 13). Di tangan Tuhan, bangsa Israel akan menjadi alat berguna. Mereka yang dari tidak berguna menjadi berguna.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Selvy-N-Nalle-Ndun.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.