Pilgub NTT

Pilgub NTT, Sebastian Salang Temui Pendiri Yayasan Nativitas di Sikka

Marie Jeanne Colson itu adalah guru, yang selalu tergerak untuk membantu anak-anak mulai di negara asalnya, Belgia hingga Afrika.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Pilgub NTT, Sebastian Salang Temui Pendiri Yayasan Nativitas di Sikka
POS-KUPANG.COM/HO
Bakal Calon Wakil Gubernur NTT Sebastian Salang saat menemui pimpinan Yayasan Nativitas di Kabupaten Sikka.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Bakal calon wakil gubernur NTT Sebastian Salang menemui pendiri yayasan Nativitas di Maumere, Kabupaten Sikka

Sebastian Salang yang berpasangan dengan Orias Moedak di Pilgub NTT itu, sebelumnya bersilaturahmi dengan keluarga Manggarai yang ada di Kabupaten Sikka

Pengurus DPP Golkar ini mendatangi panti asuhan Santa Maria Nangahure, Maumere.
Kunjungan ke  panti asuhan yang didirikan oleh Ibu Belgia itu dilakukan. 

Sebelum menyambangi panti asuhan yang berada di Nangahure, Sebas menyempatkan diri  bertemu dengan Ibu Belgia, pendiri Yayasan Nativitas yang menaungi sejumlah panti asuhan, termasuk yang di Nangahure itu.

Baca juga: Dua Kelompok Arisan Manggarai Timur di Sikka Dukung Sebastian Salang di Pilgub NTT

Yayasan ini adalah sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang didirikan sejak tahun 1975 dan melayani anak anal yatim piatu, dan anak terlantar. Dalam kurun waktu 47 tahun yayasan ini telah menolong  dan menyelamatkan 6.274  anak anak yang berasal dari Kabupaten Sikka, juga dari berbagai kabupaten lain di wilayah Provinsi NTT

Saat ini Panti Asuhan. Santa Maria Stella Maris Nangahure  Maumere  mengasuh 28 anak-anak. Terdapat 8 anak dengan kebutuhan khusus. 

Ketua Pembina Panti Asuhan adalah Kornelia Yasinta Kimang. Sebastian Salang mendapat berbagai cerita Ibu Belgia dari penuturan Kornelia Kimang. Sejak pandemi covid-19 dan situasi global, Yayasan itu cukup kesulitan dalam finansial. 

"Sejak wabah Covid-19 kami kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan pokok anak anak, termasuk  biaya pendidikan anak anak,” cerita Kornelia Kimang kepada Sebastian Salang

Yayasan ini sedang berjuang untuk menghidupkan kembali usaha-usaha produktif seperti ternak  babi dan ayam yang gagal akibat virus ASF dan flu burung.

“Usaha-usaha  ini sangat penting karena menjadi penopang utama kebutuhan hidup anak anak panti,” katanya. 

Beberapa umat Katolik yang simpati, seringkali memberi bantuan ke yayasan itu. Sebastian Salang yang mendengar keluhan itu ikut terharu. Dia bilang tidak menjanjikan apa-apa. Ia akan berupaya semampunya. 

“Saya tidak memberikan PHP atau pengharapan palsu untuk Yayasan ini. Hanya saja saya ingin mengetuk hati seluruh warga NTT dan  umat Katolik di Indonesia untuk ikut mengulurkan tangan membantu Yayasan ini. 
Bagi umat Katolik di mana saja berada, saya menyampaikan bahwa uluran tangan anda akan membuat anak-anak di Panti Asuhan yang didirikan Ibu Belgia akan tersenyum bahagia,” ujarnya. 

Sekilas tentang Ibu Belgia. Dia adalah seorang misionaris awal asal Belgia yang sudah membaktikan hidupnya untuk anak-anak yatim dan difabel di wilayah Flores dan NTT secara umum selama hampir 50 tahun lamanya.
Ia telah hadir di Maumere Flores sejak tahun 1970-an.

Sebelum datang ke Indonesia, wanita bernama lengkap Marie Jeanne Colson itu adalah guru, yang selalu tergerak untuk membantu anak-anak mulai di negara asalnya, Belgia hingga Afrika.

Dari tangan wanita berusia 81 tahun ini, telah berdiri 6 panti asuhan dan menampung penyandang cacat dan yatim piatu. Semua anak disekolahkan setidaknya hingga SMA. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved