Helikopter Presiden Iran Jatuh

Israel Bantah Berada di Balik Kecelakaan Helikopter Presiden Iran 

Para pejabat Israel membantah terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa 'Penjagal Teheran' Presiden Iran Ebrahim Raisi.

|
Editor: Agustinus Sape
AP/MOJ NEWS AGENCY/AZIN HAGHIGHI
Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas Helikopter Bell 212 yang ditumpanginya jatuh saat terbang melintasi pegunungan dalam kabut tebal, Minggu (19/5/2024). 

POS-KUPANG.COM - Para pejabat Israel membantah terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa 'Penjagal Teheran' Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa Israel tidak terlibat dalam kematian presiden Iran. Sumber tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan, “itu bukan kami”.

Beberapa jam setelah Teheran mengkonfirmasi kematian Raisi dan menteri luar negerinya, Hossein Amir-Abdollahian, Ayatollah Ali Khamenei dari Iran menggambarkan presiden tersebut sebagai pelayan yang “mulia dan tidak mementingkan diri sendiri” bagi negaranya dan juga menegaskan bahwa pemilu baru akan diadakan dalam 50 hari.

Dia mengatakan Ebrahim Raisi meninggal dalam “insiden malang yang terjadi saat dia menjalankan tugas resminya.”

Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan tujuh orang lainnya ditemukan tewas di lokasi jatuhnya helikopter.

Presiden Iran Ebrahim Raisi
Presiden Iran Ebrahim Raisi (SHAFAQ.COM)

Pesawat itu jatuh kemarin di daerah terpencil di barat laut negara itu dan tim pencari bekerja semalaman untuk menemukan puing-puingnya.

Presiden Ebrahim Raisi, 63 tahun, sedang bepergian bersama para pejabat ketika pesawat itu jatuh kemarin di dekat Jolfa, sebuah kota di perbatasan Azerbaijan.

Gambar yang dirilis oleh media pemerintah Iran menunjukkan helikopternya lepas landas beberapa saat sebelum kecelakaan terjadi dan menimbulkan gelombang kejutan di seluruh negeri.

Media pemerintah di Iran sebelumnya mengatakan "tidak ada tanda-tanda kehidupan" di lokasi jatuhnya pesawat.

Raisi membantu mengawasi eksekusi massal ribuan orang pada tahun 1988 dan kemudian memimpin negara itu dalam memperkaya uranium mendekati tingkat senjata dan melancarkan serangan besar-besaran dengan drone dan rudal terhadap Israel.

Kecelakaan ini terjadi ketika Timur Tengah masih belum tenang akibat perang Israel-Hamas. Saat itu, Raisi, di bawah kepemimpinan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, melancarkan serangan drone dan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel bulan lalu.

Di bawah kepemimpinan Raisi, Iran mengayakan uranium mendekati tingkat yang bisa dijadikan senjata, sehingga semakin meningkatkan ketegangan dengan Barat karena Teheran juga memasok drone pembawa bom ke Rusia untuk perangnya di Ukraina dan kelompok milisi bersenjata di seluruh wilayah.

Media pemerintah awalnya mengatakan insiden itu terjadi di dekat Jolfa, sekitar 600 km dari Teheran, namun kemudian meluas ke timur dekat desa Uzi.

Presiden Raisi berada di Azerbaijan untuk menghadiri peresmian bendungan bersama presiden negara itu, Ilham Aliyev.

“Presiden dan perusahaan yang terhormat sedang dalam perjalanan kembali dengan beberapa helikopter dan salah satu helikopter terpaksa melakukan pendaratan darurat karena cuaca buruk dan kabut,” kata Vahidi di TV pemerintah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved