Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Selasa 21 Mei 2024, Budaya Kafir

Sebaliknya Daniel dan kawan-kawannya, hidup di tengah budaya Babel dan Media-Persia yang tidak mengenal Allah.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Ilustrasi Kafir 

Salomo membangun Bait Allah dengan memanfaatkan keahlian orang Tirus dan Sidon padahal sebutan Tirus dan Sidon selalu identik dengan kejahatan. Artinya, di dalam berbagai hal baik, orang baik, para ahli, saat yang sama ada juga kejahatan di dalamnya.

Ibarat seorang pengusaha ternama dan ahli ekonomi nasional, tetapi saat yang sama melakukan korupsi yang merugikan seluruh bangsa. Budaya menyatakan bahwa manusia secara teknis atau keterampilan memiliki banyak kebaikan. Hal itu kita lihat dalam hal bahasa, seni tari, seni tenun, semuanya sangat indah dan mempesona, bernilai sangat tinggi. Akan tetapi, akibat dosa maka di dalam semuanya itu ada dosa.

Seorang penutur yang baik, mungkin suka berbohong dan menipu. Seorang penari yang indah, mungkin suka memamerkan diri.

Seorang ahli tenun yang pandai, mungkin hobi berjudi. Dengan demikian, kebaikan-kebaikan itu hanyalah kebaikan teknis, bukan kebaikan etis. Inilah yang terjadi pada orang-orang Babel yang dikenal sebagai para pejabat dan juga memiliki ilmu yang tinggi akan tetapi mereka tidak percaya kepada Allah.

Kedua, Allah berkenan menyatakan kemurahan dan kebaikan-Nya dengan memberkati kebudayaan manusia yang jahat di Babel. Ini adalah anugerah umum.

Anugerah ini tentu mendatangkan kebaikan bagi banyak orang namun tidak menyelamatkan. Allah berkenan menyatakan visi bagi raja Nebukadnezar melalui mimpi.

Ini bukan mimpi biasa, tetapi mimpi yang menggelisahkan hati dan menuntut penjelasan makna.

Kepada raja Nebukadnezar juga Allah berkenan menyiapkan orang-orang terbaik yang selalu siap membantu menjelaskan arti mimpi dengan lengkap dan sesuai maksud Tuhan.

Raja Nebukadnezar akan menerima kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan dari Allah Semesta Langit, Allahnya Daniel dan kawan-kawan.

Ini anugerah umum namun anugerah ini tidak menyelamatkan Nebukadnezar, sebab ia percaya mimpi namun tidak percaya kepada Allah sebagai Tuhannya. Ia tetap menyembah patung emas buatannya (ps 3).

Apakah tanpa iman kepada Allah Pencipta, manusia dapat diselamatkan? Apakah kebudayaan yang sangat tinggi dan bernilai mampu menyelamatkan para ahli seni dan budaya?

Berdasarkan kebenaran dan konteks yang tertulis di dalam Alkitab, kita harus mengambil kesimpulan yang benar tentang relasi iman Kristen dan budaya. Rasul Paulus mengatakan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1Kor 10:31).

Demikian juga Roma 14:23, “Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa”. Tanpa iman yang benar kepada Allah Tritunggal yang kita imani, maka semua hal baik bahkan paling baik pun, adalah dosa. Termasuk tentu saja budaya! Karena itu, bagaimanakah seharusnya? Selamat berdiskusi. Soli Deo Gloria!

Alamat Sekretariat Suluh Injil:
Jl. Seruni No. 8 – Naikoten 1
Kota Kupang – NTT (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved