Berita Timor Tengah Utara
Dinas Peternakan TTU Catat Puluhan Ternak Babi Mati Diduga Suspek ASF, Tersebar di Empat Kecamatan
Trimeldus juga menyebut virus ASF tak akan hilang di Kabupaten TTU, meskipun demikian, upaya yang perlu dilakukan adalah beradaptasi dengan virus ini
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Timor Tengah Utara, Trimeldus Tonbesi mengungkap, kasus African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika diduga telah menyebar di empat kecamatan di Kabupaten TTU, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tiga kecamatan ini mencakup Kecamatan Kota Kefamenanu, Biboki Anleu, Insana Utara dan Kecamatan Biboki Moenleu.
Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Peternakan di lapangan, setidaknya ada 50 ekor ternak babi di tiga kecamatan tersebut mati mendadak setelah menunjukkan gejala seperti tidak makan.
Ternak babi milik masyarakat yang mati di 3 kecamatan tersebut berdasarkan dugaan Dinas Peternakan Kabupaten TTU itu suspek ASF. Tetapi, Trimeldus mengklaim bahwa, kesimpulan perihal kematian ternak babi tersebut disebabkan oleh ASF mesti didahului dengan pemeriksaan dokter hewan yang akan diterjunkan ke lapangan.
"Sementara dugaan kita itu suspek ASF kemudian tentunya untuk sampai pada kesimpulan ASF harus melalui pemeriksaan oleh para dokter hewan yang akan diterjunkan ke lapangan supaya melihat apakah benar itu ASF dan harus diperiksa lagi di laboratorium," ungkap Trimeldus saat diwawancara, Selasa, 14 Mei 2024.
Menurutnya, untuk data jumlah babi mati di Kecamatan Kota Kefamenanu saat ini sedang dalam proses pendataan. Namun, sekitar 20-an ekor mati di Kecamatan Kota Kefamenanu.
Sementara itu, di Kecamatan Biboki Moenleu diperkirakan sebanyak 20 hingga 30 ekor ternak babi mati diduga suspek ASF. Sedangkan di kecamatan lain belum ada data riil hingga detik ini.
Baca juga: Sejumlah Ternak Babi Mati di Biboki Anleu dan Moenleu Timor Tengah Utara Terindikasi Suspek ASF
Trimeldus juga menyebut virus ASF tidak akan hilang di Kabupaten TTU. Meskipun demikian, upaya yang perlu dilakukan adalah beradaptasi dengan virus ini.
Dalam upaya mengantisipasi tersebarnya virus ASF ini, lanjutnya, ketahanan hayati atau biosekuriti seperti kebersihan, sanitasi yang harus dijaga. Selain itu, pengunjung dari luar tidak boleh masuk ke kandang.
"Karena itu adalah media pembawa," ujarnya.
Ia menuturkan, apabila nanti penyebaran ASF ini semakin parah maka, Dinas Peternakan akan melakukan penyemprotan disinfektan di kandang. Lebih daripada itu secara khusus untuk pedagang ternak tidak diperbolehkan masuk ke kandang. Pasalnya, pengunjung dari luar bisa saja menjadi media penyebar virus ASF.
Perihal ternak babi yang mati karena diduga suspek ASF, Trimeldus mengimbau agar dikuburkan dan tidak boleh dibuang sembarangan. Pasalnya, apabila ternak babi mati itu dibuang sembarangan, virus akan berkembang lagi ke ternak yang lain.
Namun, apabila ada ternak babi yang mati, masyarakat disarankan untuk melaporkan hal itu ke petugas resort peternakan kecamatan atau ke Dinas Peternakan untuk segera diambil tindakan.
Selain itu, Dinas Peternakan akan menggandeng pemerintah desa atau kelurahan setempat untuk berkolaborasi menangani persoalan itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.