wisata NTT
Wisata NTT , Gunung Fatuleu yang Mempesona di Kabupaten, Bikin Ingin Kembali
Salah satunya adalah Gunung Fatuleu yang mempesoana. Berkunjung ke spot yangkini menadi Wisata NTGT ini akan mebuat wisatawan bakal kembali lagi
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Sejumlah anggota berfoto bersama di Gunung Fatuleu, Kabupaten Kupang, Minggu (18/8/2019).
Wisatawan dari sebua komunitas di puncak di Gunung Fatuleu, Kabupaten Kupang
Gencarnya pilihan berwisata ke lokasi itu erat kaitannya dengan ketersediaan infrastruktur jalan sejak setahun lalu. Jalan beraspal mulus yang tersambung mulai titik persimpangan Lintas Timor di Lili, Kecamatan Fatuleu, adalah bagian dari Poros Tengah, yang nantinya membuka isolasi kawasan hingga menyentuh perbatasan Oekusi, Timor Leste.
Panjang jalan poros tengah 159,2 kilometer. Hingga pertengahan Oktober 2015, bagian jalan yang sudah beraspal mulus mulai dari Lili hingga Kampung Kofi di Oelbitneno sepanjang 20 kilometer, atau sekitar tiga kilometer setelah Gunung Fatuleu.
Oleh karena itu, pilihan melancong ke Gunung Fatuleu dipastikan nyaman meskipun masih ada sedikit gangguan di Lili.
Kendaraan yang melintas untuk sementara waktu masih harus menerobos alur sungai di Lili karena jembatan sedang dibangun. Mobilitas warga saat ini mengandalkan kendaraan bak terbuka yang dimodifikasi menjadi angkutan pedesaan.
Bupati Kupang Ayub Titu Eki, Juni lalu, telah meresmikan kawasan Gunung Fatuleu sebagai salah satu obyek wisata di daerahnya.
Peresmiannya didahului ritual adat yang disebut feset, dengan hewan kurban berupa seekor babi. Ritual yang bermakna menyambut para tamu pelancong digelar di depan mulut Goa Nualeu, salah satu titik sakral sekitar kaki Gunung Fatuleu.
Masih di sekitar kaki gunung yang sama di titik lainnya tersedia sejumlah pondok peneduh bagi para pengunjung.
Warga Kampung Sublele, Desa Nunsaen, Marthen Kake (19), yang beberapa kali berperan sebagai pemandu tamu Gunung Fatuleu, menyebutkan, jika pengunjungnya sekelompok remaja hampir dipastikan ada pemanduan untuk kegiatan memanjat tebing.
Baca juga: Wisata NTT , Bukit Humon Lelogama yang Viral,Kabut Tipis Usai Hujan Bikin Nuansa Romantis ala Eropa
Ada pula pemanduan bagi tamu yang khusus mengunjungi Goa Nualeu dan juga mesbah di sekitarnya.
”Kelompok tamu yang membutuhkan pemanduan itu hanya untuk mereka yang berniat mengunjungi Goa Nualeu atau panjat tebing. Kelompok pengunjung yang menyaksikan Gunung Fatuleu dari areal pondok peneduh tidak butuh pemandu,” tambah Rise Manbait (21), rekan Marthen Kake.
Selain berhawa sejuk, berbagai kisah beraroma mistis juga ikut mendongkrak daya tarik Gunung Fatuleu sebagai obyek wisata.
Konon, berbagai bencana atau peristiwa selalu didahului tanda khusus di Gunung Fatuleu. Sejumlah contoh di antaranya terkait Gerakan 30 September 1965, berpulangnya mantan Presiden Soekarno, mantan Presiden Soeharto, Ibu Tien Soeharto, mantan Presiden Gus Dur, gempa dan tsunami Flores, tsunami Aceh, dan banyak lagi.
”Semuanya didahului longsoran batu dari dinding atau puncak Gunung Fatuleu,” kisah tetua Marthen Suan (53). Berperan ganda Gunung Fatuleu sesungguhnya berperan ganda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.