Banjir Tanah Datar Sumbar

Tanah Datar Sumatera Barat Diterjang Banjir, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab menyebut, korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Tanah Datar menjadi 11 orang.

|
Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.COM/HO-BPBD TANAH DATAR
Masyarakat Tanah Datar, Sumatera Barat mengungsi akibat banjir bandang, Sabtu (11/5/2024) malam. 

POS-KUPANG.COM, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Badan Ppenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengkonfirmasi korban meninggal akibat banjir badang.

Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab menyebut, korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Tanah Datar menjadi 11 orang.

Sebanyak 6 orang berhasil diidentifikasi, sedangkan sisanya masih dalam proses.

"Update korban meninggal di Tanah Datar hingga pukul 16.00 WIB ini sudah 11 orang," sebut Ilham Wahab, Minggu (12/5/2024).

Ilham menyebutkan, enam warga yang sudah teridentifikasi adalah Yulimar (wanita/60), Adrizal (pria/53), Primus (pria/24), Baim (pria/8), Syafni (pria/64) dan Marcel (pria/14).

"Sedangkan sisanya masih dalam proses identifikasi ya," katanya lagi.

Menurut Ilham, hingga kini tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, relawan hingga masyarakat masih mencari korban yang hilang.

Sebelumnya diberitakan, banjir bandang melanda Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu (11/5/2024) dini hari akibat tingginya curah hujan.

Baca juga: Banjir Lahar Dingin Tanah Datar Sumatera Barat, 13 Orang Meninggal

Dilaporkan, banjir melanda 5 kecamatan yaitu X Koto, Limo Kaum, Batipuh, Batipuh Selatan, dan Rambatan dengan korban meninggal awalnya hanya satu orang.

Ilham menyebutkan, kecamatan yang terparah adalah X Koto dengan 4 titik banjir yaitu di Aia Angek, Koto Laweh, Pandai Sikek, dan Singgalang.

Dampak banjir, kata Ilham, juga merusak rumah warga. Dilaporkan sementara sudah ada ratusan rumah yang terendam banjir.

"BPBD setempat masih mendata jumlah rumah yang terdampak banjir. Sementara ada ratusan yang terendam," kata Ilham.

Untuk daerah X Koto yang berada di kaki Gunung Marapi, kata Ilham, banjir diduga bercampur dengan abu vulkanik gunung yang sebelumnya mengalami erupsi.

"Iya diduga bercampur dengan abu vulkanik Gunung Marapi," jelas Ilham. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved