Berita NTT
Rocky Gerung di Kupang NTT: Kerusakan Ekologi Akan Menjadi-jadi di Era Berikut
Tanah di Indonesia, lanjutnya, dimiliki oleh dua partai. Tanah kehutanan dimiliki oleh Nasdem, tanah non kehutanan diatur oleh Demokrat.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Akademisi sekaligus pengamat politik Indonesia, Rocky Gerung hadir sebagai keynote speaker dalam Seminar Nasional Membedah Politik Ekologi di Nusa Tenggara Timur, Minggu, 12/05/2024.
Seminar ini diselenggarakan berkat kerjasama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi NTT dan Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang.
"Kalau tema ini adalah Membedah Politik Ekologi di Nusa Tenggara Timur kita mesti ucapkan secara lebih holistik.
Tidak ada krisis ekologi di Nusa Tenggara Timur tidak ada krisis ekologi di Kalimantan tidak ada krisis ekologi di Kanada, di kutub Utara. Yang ada krisis planet. Kita mulai membaca itu karena apapun yang dikerjakan di NTT dia bisa berakibat di Kanada. Apa yang terjadi di Hutan Amazon bisa menimbulkan badai di California. Kepak sayap kupu-kupu di Hutan Amazon bisa menimbulkan badai di California," kata Rocky.
"Pohon yang saya tanam tadi di situ bisa berakibat pada tumbuhnya harapan di Kalimantan - tadi saya habis tanam pohon di situ - itu yang disebut sebagai butterfly effect," tambahnya.
Dengan menanam pohon tersebut Rocky menyebut dirinya menanam sungai karena menurut dia, sungai adalah aliran air ke semua tempat yang memungkinkan semua makhluk bisa hidup.
"Pohon adalah sungai. Akar pohon itu menarik air ke kapiler. Kita dapat oksigen. Di malam hari ada embun di situ pagi-pagi jatuh ke bumi membadahi rumput yang adalah selimut bumi. Sirkulasi pikiran itu yang mesti kita tanamkan pada presiden Prabowo supaya dia paham bahwa sungai bukan yang dia bendung untuk menjadi bendungan, bukan," ujar Rocky.
"Memotong pohon itu artinya menghalangi aliran sungai untuk pergi ke pucuk pohon
Jadi kalau kita banyangkan bahwa konsep ekologi itu bukan sekedar apa yang disampaikan oleh Jokowi untuk memindahkan IKN lalu minta di-AMDAL di situ," lanjut dia.
Baca juga: Unwira Kupang Hadirkan Rocky Gerung Dalam Seminar Nasional Membedah Politik Ekologi di NTT
Dengan pembangunan yang digenjot, kata Rocky, hak cacing untuk menggemburkan tanah di IKN berubah menjadi hak beton untuk dicor sebagai pondasi istana negara.
"Sekarang ada problem. Seberapa kuat energi pengetahuan kita kita selundupkan ke dalam birokrasi ke dalam kabinet yang baru," katanya.
Tanah di Indonesia, lanjutnya, dimiliki oleh dua partai. Tanah kehutanan dimiliki oleh Nasdem, tanah non kehutanan diatur oleh Demokrat.
"Coba anda bayangkan absurditas kita bicara tentang ekologi tetapi pengendalian ekologi itu ditentukan oleh kepentingan dua partai itu saja.
Di Jakarta ada kesibukan untuk menyusun kabinet. Isinya apa? Tukar tambah ekonomi bukan tukar tambah ekologi. Jadi dari awal kita bisa bayangkan kerusakan ekologi kita akan menjadi-jadi di era berikutnya karena nggak ada menteri yang diangkat secara volunteer oleh kekuasaan politik," bebernya. (uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.