Pilkada DKI Jakarta

Anies – Ahok Tak Mungkin Berduet di Pilkada DKI Jakarta, Begini Kata Gilbert Simanjuntak

Setelah nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mencuat ke permukaan, wacana menduetkan kedua sosok itu pun mencuat ke permukaan.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
TIDAK MUNGKIN – Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama tak mungkin berduet dalam Pilgub DKI Jakarta 2024 ini. 

POS-KUPANG.COM – Setelah nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mencuat ke permukaan, wacana menduetkan kedua sosok itu pun seketika jadi bahan pergunjingan publik.

Yang jadi soal, adalah apakah di antaranya keduanya ada yang mau mengalah untuk menjadi orang kedua dalam Pilgub DKI Jakarta yang sebentar lagi akan digelar bersama dalam Pilkada Serentak 2024.

Pertanyaan ini mencuat, karena keduanya pernah sama-sama jadi gubernur DKI Jakarta, elektabilitas keduanya pun demikian kuat di masyarakat.

Tapi masalahnya, adalah keduanya pernah menjadi rival politik beberapa tahun lalu. Bahkan gegara kontestasi tersebut, Basuki Tjahaja Purnama pun harus berurusan dengan hukum.

Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah PDI Perjuangan DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak mengatakan, sampai saat ini baik Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama, sama-sama belum mendaftar ke DPD PDIP.

Dengan demikian, katanya, belum diketahui secara jelas, siapakah yang menjadi bakal calon gubernur dan siapa yang menjadi bakal calon wakil gubernur yang akan diusung oleh PDI Perjuangan.

Dikatakannya, meski saat ini basis massa keduanya demikian kuat, tapi tetapi proses pencalonan tentu akan sangat berpengaruh terhadap pilihan wong cilik pada saat pemilu nanti.

“Keputusan juga akan dipengaruhi sikap tersebut dan mendengar pendapat akar rumput. Saya yakin DPP akan mengambil keputusan terbaik, tapi keduanya berasal dari akar rumput yang jauh berbeda tentu suara bisa saling mendukung atau meniadakan,” kata Gilbert Sabtu 11 Mei 2024.

Selain perbedaan terhadap basis massa pendukungnya, kata dia, karakter keduanya juga dapat mempengaruhi proses pencalonan.

Apalagi mereka berdua sempat menjadi rival politik dalam ajang Pilkada Jakarta tahun 2017 lalu, dan sama-sama pernah menjadi Gubernur Jakarta.

“Karakter keduanya juga tidak ada yang mau mengalah. Semua mau jadi Gubernur, lalu siapa yang Wakil Gubernur?,” imbuh anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.

Alih-alih meminang Anies, Prof. Gilbert justru melihat ketertarikannya duet dengan sosok dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Diketahui, suara PKS di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat tertinggi hingga 18 orang, sehingga berhak memperoleh kursi Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029.

“Calon lain dari PKS sebenarnya juga menarik dipasangkan dengan calon dari PDI Perjuangan, karena calon tersebut didorong oleh partai, akan lebih menjual,” tuturnya.

“Kalau Bung Anies nanti maju lewat partai apa? Dulu Demokrat, lalu PKS, Gerindra dan lain-lain. Sekarang Capres lewat Nasdem, PKS, PKB, lalu Bacagub lewat mana?,” lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved