Pilkada DKI Jakarta
Anies – Ahok Tak Mungkin Berduet di Pilkada DKI Jakarta, Begini Kata Gilbert Simanjuntak
Setelah nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mencuat ke permukaan, wacana menduetkan kedua sosok itu pun mencuat ke permukaan.
POS-KUPANG.COM – Setelah nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mencuat ke permukaan, wacana menduetkan kedua sosok itu pun seketika jadi bahan pergunjingan publik.
Yang jadi soal, adalah apakah di antaranya keduanya ada yang mau mengalah untuk menjadi orang kedua dalam Pilgub DKI Jakarta yang sebentar lagi akan digelar bersama dalam Pilkada Serentak 2024.
Pertanyaan ini mencuat, karena keduanya pernah sama-sama jadi gubernur DKI Jakarta, elektabilitas keduanya pun demikian kuat di masyarakat.
Tapi masalahnya, adalah keduanya pernah menjadi rival politik beberapa tahun lalu. Bahkan gegara kontestasi tersebut, Basuki Tjahaja Purnama pun harus berurusan dengan hukum.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah PDI Perjuangan DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak mengatakan, sampai saat ini baik Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama, sama-sama belum mendaftar ke DPD PDIP.
Dengan demikian, katanya, belum diketahui secara jelas, siapakah yang menjadi bakal calon gubernur dan siapa yang menjadi bakal calon wakil gubernur yang akan diusung oleh PDI Perjuangan.
Dikatakannya, meski saat ini basis massa keduanya demikian kuat, tapi tetapi proses pencalonan tentu akan sangat berpengaruh terhadap pilihan wong cilik pada saat pemilu nanti.
“Keputusan juga akan dipengaruhi sikap tersebut dan mendengar pendapat akar rumput. Saya yakin DPP akan mengambil keputusan terbaik, tapi keduanya berasal dari akar rumput yang jauh berbeda tentu suara bisa saling mendukung atau meniadakan,” kata Gilbert Sabtu 11 Mei 2024.
Selain perbedaan terhadap basis massa pendukungnya, kata dia, karakter keduanya juga dapat mempengaruhi proses pencalonan.
Apalagi mereka berdua sempat menjadi rival politik dalam ajang Pilkada Jakarta tahun 2017 lalu, dan sama-sama pernah menjadi Gubernur Jakarta.
“Karakter keduanya juga tidak ada yang mau mengalah. Semua mau jadi Gubernur, lalu siapa yang Wakil Gubernur?,” imbuh anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.
Alih-alih meminang Anies, Prof. Gilbert justru melihat ketertarikannya duet dengan sosok dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Diketahui, suara PKS di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat tertinggi hingga 18 orang, sehingga berhak memperoleh kursi Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029.
“Calon lain dari PKS sebenarnya juga menarik dipasangkan dengan calon dari PDI Perjuangan, karena calon tersebut didorong oleh partai, akan lebih menjual,” tuturnya.
“Kalau Bung Anies nanti maju lewat partai apa? Dulu Demokrat, lalu PKS, Gerindra dan lain-lain. Sekarang Capres lewat Nasdem, PKS, PKB, lalu Bacagub lewat mana?,” lanjutnya.
PDIP dan PKB Sambut Gembira saat NasDem Pilih Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 |
![]() |
---|
Akhirnya Koalisi Perubahan Dukung Anies di Pilkada Jakarta, PKS dan PKB Beda Pendapat Soal Cawagub |
![]() |
---|
Anies Baswedan Disandera PKS untuk Gandeng Sohibul Iman di Pilkada Jakarta |
![]() |
---|
PKS Ajukan Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta, Peluang Anies Baswedan Masih Terbuka? |
![]() |
---|
Pengamat Sebut Airlangga Bawa Golkar Patuh pada Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.