Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 7 Mei 2024, "Emas di Ujung Cemeti"

Dia mendulang emas di ujung cemeti. Di balik sakitnya, ada sukacita, ada emas kesuksesan dalam belajar mengajar, walaupun tinggal kenangan saja.

Editor: Eflin Rote
YOUTUBE SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD 

Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua

Suara Pagi
Selasa, 7 Mei 2024
Hari Biasa Pekan VI Paskah

Lectio:
Kisah Rasul 16:22-34
Mazmur 138:1-2a,2bc-3,7c-8
Yohanes 16:5-11

Meditatio:

Adalah seorang siswa kelas XII SMK Katolik St. Yosef Nenuk-Atambua Timor NTT, Jurusan TKRO, Sergio Paineon. Dia dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan menderita leukimia, kanker darah stadium akhir.

Sambil menjalani pengobatan, dia dihadapkan pada satu situasi sulit, sebuah tantangan yang besar, ujian akhir sekolah, 16 – 23 April 2024. Sambil tersenyum dia melangkah maju dan memasuki ruang ujian. Tampak di wajah ada ketenangan untuk mengerjakan soal ujian. Hari berganti hari dijalaninya dengan baik, tetapi pada hari keenam, kondisi badannya melemah.

Dia belum menyerah. Sergio ingin menyelesaikan ujiannya. Dia mengatakan, “saya masih kuat”. Tetapi radang leukimia tidak mengenal kompromi, akhirnya Sergio dilarikan lagi ke rumah sakit dan pada tanggal 1 Mei tepat pukul 20.30 WITA, dalam pelukan mama tersayang, tatapan wajah yang tenang tanpa kata, Sergio menghembuskan nafas terakhir.

Sergio meninggal. Dan Hari kemarin, 06 Mei 2024, papa dan mamanya hadir di sekolah menerima amplop kelulusan. Sergio Lulus. Semua temannya ada gandeng orangtua, tetapi mamanya hanya gandeng foto saja. Sergio telah mengakhiri perjuangan hidupnya di lembaga pendidikan SMK Katolik St. Yosef Nenuk Atambua.

Dia mendulang emas di ujung cemeti. Di balik sakitnya, ada sukacita, ada emas kesuksesan dalam belajar mengajar, walaupun tinggal kenangan saja.

Lukas dalam Kisah Rasul 16:22-34, berkisah tentang seorang kepala penjara diterpa musibah. Dia ditugaskan untuk mengawasi Paulus dan Silas dengan penjagaan ekstra ketat di penjara.

Di tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Orangorang hukuman lain mendengarkan suara mereka.

Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah. Terbukalah semua pintu penjara dan terlepaslah belenggu mereka semua.

Ketika kepala penjara melihat keadaan penjara yang terbuka, dia mengira bahwa tahanan-tahanan telah melarikan diri, khususnya Paulus dan Silas.

Musibah ini membuat dia ingin bunuh diri karena tak tahan dengan pertanggung jawaban yang akan dikenakan kepadanya.

Namun Paulus kemudian menghentikan tindakannya itu. Kepala penjara itu berlari dan tersungkur di depan Paulus dan Silas. Dia pun membawa Paulus dan Silas ke rumahnya dan memberi diri dibaptis bersama seisi rumahnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved