Berita Kabupaten Kupang

Kondisi SMPN 7 Amarasi Barat Masih Memprihatinkan, Siswa Berebutan Kursi dan Meja

Bangku dan meja belajar juga tidak menunjang pembelajaran dimana sangat kurang sehhinngha siswa sering berebutan kursi dan meja.

POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
kondisi SMPN 7 Amarasi Barat usai direnovasi namun saat ini sangat kekurangan mebeler. 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen

POS KUPANG.COM, OELAMASI - Sekolah SMPN 7 Amarasi Barat Kabupaten Kupang di Desa Toobaun kondisinya masih memprihatinkan meskipun sudah sempat direnovasi lebih baik pada Agustus 2023 lalu.

Sekolah yang bediri pada 2016 lalu kemudian diresmikan operasionalnya pada tahun 2017 oleh Korinus Masneno sebagai Wakil Bupati Kupang saat itu.

Saat ini banyak kekurangan yang ada di sekolah tersebut dari segi fisik bangunan seperti bangunan yang masih semi permanen yang dindingnya dari bebak  gewang.

Bangku dan meja belajar juga tidak menunjang pembelajaran dimana sangat kurang sehingga siswa sering berebutan kursi dan meja.

Hasil wawancara POS-KUPANG.COM dengan Kepala Sekolah SMPN 7 Amarasi Barat Tobias Batmaro, Kamis 2 Mei 2024 data siswa di sana mencapai 63 siswa, namun jumlah kursi dan meja hanya 23 buah.

Akibatnya 40 siswa tidak kebagian kursi dan meja. Hal ini membuat pembelajaran tidak berlangsung dengan nyaman karena satu bangku dan meja bisa dipakai sampai 3 siswa sekaligus.

"Kursi dan meja kami sudah adakan dari dana BOS dan dana Kinerja namun masih kurang 40 itu bantuan bekas kursi dan meja dari sekolah SD yang kami lihat masih baik bapa ibu guru coba perbaiki dan dipakai siswa tapi untuk nyamannya siswa dan dalam belajar agar terganggu," terangnya

Baca juga: Lurah Teunbaun Minta Kegiatan Jumat Bersih di Amarasi Barat Terus Berlanjut

Soal gedung yang sejak 2016 lalu dibangun secara darurat juga pada 2021 lalu terdampak badai seroja dan mereka harus kesulitan belajar sementara sampai direnovasi kembali pada Agustus 2023 lalu.

Kini siswanya sudah bisa belajar tanpa takut kondisi gedung mereka namun kondisi mebelair yang masih sangat minim dirinya butuh perhatian pemerintah.

Soal kebutuhan guru dia berada  mencukupi karena di sana ada 12 guru mata pelajaran ditambah dirinya sebagai kepala sekolah jadi ada 13 orang pengajar disana.

Sebelumnya Bhabinkamtibmas Polres Kupang Desa Tunbaun dan Toobaun Desa Toobaun dan Tunbaun Aipda Aprianus Markus Passu mengaku bersama masyarakat disana akhirnya mewujudkan gedung yang layak bagi anak-anak agar bisa belajar.

Gedung darurat dulu yang beratap daun gewang dan beberapa lubang di bagian dinding kemudian dirusak seroja diganti.

Mereka sepakat membuat gedung yang baru meskipun model darurat namun lebih kokoh dibanding sebelumnya. Atap juga telah diganti dengan seng yang menutupi gedung panjang dengan tiga ruang kelas dan satu kantor tersebut.

Lantai yang dulunya dari tanah juga sudah dibuat dengan lantai semen dan dindingnya juga diganti total dan nampak lebih rapih.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved