Berita NTT

Kapal Kargo Terbakar di Laut Banda, Basarnas Kupang NTT Evakuasi 8 WNI dan 2 WNA 

Sedangkan 8 WNI kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi NTT, dan akan dibawa ke rumah penampungan sementara

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO 
Tim medis sedang memeriksa kesehatan 10 ABK MV Da Hao 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sebuah kapal kargo bernama MV Da Hao, tujuan Manokwari - Dili dan Dili - Manokwari, mengalami kebakaran di Laut Banda. Kebakaran ini terjadi pada tanggal 28 April 2024, pukul 13.00 waktu setempat. 

Pada Selasa, 29 April 2024 Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang bersama otoritas pelabuhan Tenau Kupang, melakukan evakuasi kepada 10 Anak Buah Kapal (ABK) yang terdiri dari 8 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 2 Warga Negera Asing (WNA) asal Cina.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, I Putu Sudayana, S.E., M.A.P menuturkan kronologi evakuasi 10 ABK tersebut dari Laut Banda ke pelabuhan Tenau.

“Dapat kami informasikan bahwa Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang,  menerima email Bravo Carlie Carlie dari Basarnas Commad Centre, bahwa ada sinyal distress terkait dengan kapal terbakar,” ujarnya Senin, 29 April 2024 sore di Pelabuhan Tenau.

Baca juga: Mantan Anggota DPRD NTT Gusti Beribe Daftar Calon Wali Kota Kupang

Setelah menerima sinyal tersebut, Basarnas Kupang melaksanakan ploting area. Ternyata kejadian berlokasi di Laut Banda, yang mana berada di wilayah Kantor SAR Kendari.

Sudayana menjelaskan pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Kantor SAR Kendari, Kantor SAR Maumere, dan Kantor SAR Ambon. Ketiga Kantor SAR ini menyatakan siap menurunkan kapalnya.

Ketika hendak bergerak melakukan operasi, semua ABK MV Da Hao sudah diselamatkan oleh kapal tanker Marang Gas Psara, dengan rute pelayaran Singapura - Australia.

“Kami koordinasikan dengan nahkoda kapal tanker Marang Gas Psara ini, karena yang terdekat adalah Dili. Kami informasikan tolong bawa ke Dili, namun dari koordinasi dan lain sebagainya kami tidak paham itu. Tetapi mereka menggarahkan ABK ini justru ke Kupang,” jelasnya.

Karena ada informasi tersebut, Basarnas Kupang berkoordinasi dengan KSOP, Kantor Imigrasi, Kantor Bea Cukai, Pol Air, Kantor KKP, Lantamal, Bakamla, dan PT. Pelindo untuk proses ini. 

Dari Bakamla yang ada di Ambon, terlanjur menurunkan kapalnya KM Marore yang kemudian menggejar kapal tenker Marang Gas Psara sampai di dekat Atambua. Hal ini dikarenakan kapal tenker tersebut mengejar waktu untuk sampai ke Australia.

“Karena kapal terdekat adalah KM Marore maka yang 10 orang ini di trasnfer ke Marore. Selanjutnya Basarnas bersama tim intersep lagi ABK 10 orang dari Marore, ke KM Antareja. Proses koordinasi ini berjalan baik. Teman-teman Bakamla juga sangat terbuka dan kooperatif, kerjasama dan kolaborasi yang baik antara semua tim yang ada,” ungkap Sudayana.

Pukul 16.35 wita lanjut Sudayana, KM Antareja bersandar di pelabuhan Tenau.

“Posedur yang ada kita ikuti. Semua ABK harus diperiksa kesehatannya dulu oleh tim kesehatan, karena berasal dari luar. Kami juga mengikuti peraturan di KSOP, akan dilaksanakan pemeriksaan sesuai SOP. Setelah itu 2 WNA akan diserahkan ke pihak imigrasi. Sedangkan 8 WNI kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi NTT, dan akan dibawa ke rumah penampungan sementara,” jelasnya.

Pelaksana Harian (Plh) Kasi KBPP KSOP Kelas III Kupang Antonius Nitbani menambahkan pihaknya akan meminta keterangan dari WNI yang ada terkait penyebab kebakaran kapal.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved