Hari Kesiapsiagaan Bencana

Sambut HKB, BNPB Ajak Semua Pihak Simulasikan Kebencanaan

Pada tanggal 26 April setiap tahun, BNPB mengajak semua pihak untuk melakukan latihan atau mensimulasikan kebencanaan di wilayah.

Editor: Agustinus Sape
HUMAS BNPB
Simulasi kebencanaan melibatkan para pelajar/pramuka. 

POS-KUPANG.COM, KOTA PADANG - Pada tanggal 26 April setiap tahun, BNPB mengajak semua pihak untuk melakukan latihan atau mensimulasikan kebencanaan di wilayah. Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) ini merupakan upaya konkret pemerintah untuk menyikapi setiap ancaman bahaya atau bencana.

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi menyampaikan, HKB setiap tanggal 26 April ini bukan sekadar seremoni. Deputi menekankan semua pihak untuk melakukan latihan atau simulasi kebencanaan. Latihan tersebut dapat dilakukan di lingkup keluarga, komunitas atau pun tempat kerja.

“HKB bukan sekadar seremoni, tetapi ada aksi yang dilakukan, seperti pengecekan alat sirine peringatan dini atau pengecekan ketangguhan masyarakat,” ujar Prasinta pada Seminar Nasional HKB Siap untuk Selamat, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Kamis (25/4/2024).

Prasinta mencontohkan aksi konkret sederhana yang dapat dilakukan oleh setiap pihak, contohnya melakukan evakuasi dengan melindungi kepala secara tepat.

“Lindungi kepala, nah hal sederhana ini kita dapat mengajarkan sehingga kita siap untuk tetap selamat,” kata Prasinta kepada para peserta dari berbagai unsur penanggulangan bencana dan mahasiswa di Sumatera Barat.

Prasinta Dewi_01
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi pada Seminar Nasional HKB Siap untuk Selamat, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (25/4/2024).

Pada kesempatan itu, Prasinta juga berpesan HKB ini diharapkan tidak dilaksanakan pada setiap 26 April, tetapi latihan atau simulasi dapat dilakukan setiap tanggal 26 setiap bulannya. Deputi Bidang Pencegahan BNPB mencontohkan upaya Pemerintah Provinsi Bali yang melakukannya secara rutin pada tanggal 26 setiap bulannya.

Sementara itu, pada sambutan pembukaan seminar nasional Wakil Gubernur (Wagub) Sumatra Barat Audy Joinaldy menyebutkan wilayahnya merupakan etalase bencana alam. Wagub memaparkan sepanjang 2024 ini Sumatera Barat tertimpa bencana.

Partisipasi aktif setiap pihak pada HKB ini, Wagub mengharapkan masyarakat Sumatera Barat dapat waspada dan siap siaga dalam menghadapi setiap ancaman bahaya.

Wagub mengapresiasi atas kolaborasi berbagai pihak, baik dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan serta BNPB dalam penanggulangan bencana di wilayahnya.

BNPB memilih Provinsi Sumatera Barat sebagai tempat puncak kegiatan HKB pada tahun 2024. Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki beragam potensi ancaman bahaya atau bencana, di antaranya gempa bumi dan tsunami.

“Provinsi Sumatera Barat, khususnya di wilayah pesisir memiliki ancaman gempa Megathrust Mentawai dengan risiko tsunami tinggi sehingga perlu terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah,” tambahnya.

Pada HKB 2024 yang akan digelar esok hari, Jumat (26/4), sejumlah latihan atau simulasi dilakukan di berbagai tempat di wilayah Sumatera Barat. Kegiatan akan dipantau secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

Ingat! Latihan Kesiapsiagaaan Bencana Esok Hari

BNPB mengingatkan semua pihak untuk melakukan latihan atau simulasi kesiapsiagaan pada Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) pada Jumat, 26 April 2024. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, komunitas hingga tempat kerja.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya latihan atau simulasi kesiapsiagaan sehingga semangat ‘Siap untuk Selamat’ melekat pada setiap warga negara. Upaya kesiapsiagaan dapat dilakukan di dalam keluarga, misalnya membuat rencana kesiapsiagaan keluarga. Setiap keluagra dapat memulainya untuk memastikan anggota keluarga memahami dan melakukan latihan kesiapsiagaan.

Pada lingkup keluarga, seperti apa penyusunan rencana kesiapsiagaan keluarga? Kepala keluarga dapat mengajak setiap anggota keluarga untuk mengidentifikasi potensi risiko, bahaya, kerentanan dan kapasitas di dalamnya.

Mengidentifikasi potensi bahaya, setiap keluarga dapat memanfaatkan aplikasi inaRISK yang dapat diunduh melalui telepon pintar. Aplikasi inaRISK yang dikembangkan BNPB akan menampilkan upaya mitigasi setelah ancaman bahaya teridentifikasi.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Buka Rakornas Penanggulangan Bencana 2024

Latihan sangat penting dilakukan karena setiap keluarga memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda, misalnya rumah yang dimiliki tidak sepenuhnya tahan gempa atau ada anggota keluarga yang difabel.

Hal-hal tersebut harus dapat diidentifikasikan oleh setiap keluarga sehingga risiko dapat dicegah atau pun dimitigasi sejak dini.

Di samping itu, keluarga juga dapat menentukan titik kumpul ketika terjadi tanah longsor atau pun langkah-langkah apabila terjadi banjir, misalnya pemantauan informasi cuaca, penyimpanan dokumen penting hingga penyiapan tas siaga bencana.

Berbagai skenario latihan dapat dikembangkan oleh setiap keluarga. Pertama, pahami terlebih dahulu setiap ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas. Kapasitas ini dapat berbentuk banyak hal, seperti cara tepat evakuasi, kemampuan untuk berenang dan masih banyak lagi.

Berikutnya, keluarga dapat menggagas solusi ketika terjadi bencana, misalnya penentuan titik kumpul keluarga, memiliki nomor telepon lembaga untuk dukungan darurat, hingga penyiapan tas siaga bencana.

Melalui latihan, setiap keluarga dapat belajar untuk mengasah kemampuan dalam antisipasi situasi krisis atau bencana. BNPB mengharapkan dengan latihan kepanikan warga saat krisis atau bencana dapat dikendalikan oleh setiap individu.

Berdasarkan survei pascagempa Kobe tahun 1995, persentase tertinggi atau sekitar 34,9 persen warga selamat dari bencana karena kemampuan penyelamatan diri sendiri. Setelah itu, 31,9 persen para korban selamat karena bantuan oleh anggota keluarga.

Pelaksanaan latihan atau simulasi pada HKB mendapatkan dukungan penuh, salah satunya melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui surat nomor 11385/A.A7/HM.00.00/2024 perihal Pertisipasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024, Kemendikbudristek mengimbau untuk seluruh perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III untuk berpartisipasi dalam HKB.

Perjalanan HKB

BNPB mencanangkan HKB ini sejak tujuh tahun silam. Pada saat itu banyak antusiasme berbagai pihak dan komunitas melakukan latihan. Tema besar yang diusung yaitu ‘Siap untuk Selamat’. Di samping tema besar, BNPB menggarisbawahi pada penekanan dalam setiap HKB, misalnya pada saat itu sub-tema yang diangkat yaitu ‘Membangun Kesadaraan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana’.

Sejak saat itu, setiap tahun HKB diselenggarakan oleh BNPB dan BPBD di seluruh Indonesia. Pada 2018, sub-tema yang diangkat yaitu Siaga Bencana Dimulai dari Diri Kita, Keluarga dan Komunitas. Selanjutnya pada tahun 2019, 2020, 2021 dan 2022 dengan sub tema yang berbeda.

Terakhir pada 2023 lalu, HKB mengangkat tema ‘Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana’. BNPB menyelenggarakan puncak kegiatan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Di tahun 2024 ini, HKB mengangkat tema ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat’. Puncak kegiatan dilangsungkan di Provinsi Sumatra Barat. Sejumlah latihan dan simulasi akan digelar esok hari, Jumat (26/4) di berbagai tempat, misalnya di fasilitas pendidikan, rumah sakit hingga pasar.

Bertepatan pada HKB ini, BPBD Provinsi Sumatra Barat juga akan mensosialisasikan penanda garis biru zona aman dari tsunami yang dibuat pada akses jalan. Selain itu, BPBD juga akan mengenalkan sirine peringatan dini tsunami yang dapat diakses oleh kelompok difabel tuna rungu.

Pada HKB 2024 yang akan digelar esok hari, Jumat (26/4), sejumlah latihan atau simulasi dilakukan di berbagai tempat di wilayah Sumatra Barat. Kegiatan akan dipantau secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

Demikian siaran pers BNPB yang dibagikan Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved