Hari Kesiapsiagaan Bencana
Sambut HKB, BNPB Ajak Semua Pihak Simulasikan Kebencanaan
Pada tanggal 26 April setiap tahun, BNPB mengajak semua pihak untuk melakukan latihan atau mensimulasikan kebencanaan di wilayah.
Pada lingkup keluarga, seperti apa penyusunan rencana kesiapsiagaan keluarga? Kepala keluarga dapat mengajak setiap anggota keluarga untuk mengidentifikasi potensi risiko, bahaya, kerentanan dan kapasitas di dalamnya.
Mengidentifikasi potensi bahaya, setiap keluarga dapat memanfaatkan aplikasi inaRISK yang dapat diunduh melalui telepon pintar. Aplikasi inaRISK yang dikembangkan BNPB akan menampilkan upaya mitigasi setelah ancaman bahaya teridentifikasi.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Buka Rakornas Penanggulangan Bencana 2024
Latihan sangat penting dilakukan karena setiap keluarga memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda, misalnya rumah yang dimiliki tidak sepenuhnya tahan gempa atau ada anggota keluarga yang difabel.
Hal-hal tersebut harus dapat diidentifikasikan oleh setiap keluarga sehingga risiko dapat dicegah atau pun dimitigasi sejak dini.
Di samping itu, keluarga juga dapat menentukan titik kumpul ketika terjadi tanah longsor atau pun langkah-langkah apabila terjadi banjir, misalnya pemantauan informasi cuaca, penyimpanan dokumen penting hingga penyiapan tas siaga bencana.
Berbagai skenario latihan dapat dikembangkan oleh setiap keluarga. Pertama, pahami terlebih dahulu setiap ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas. Kapasitas ini dapat berbentuk banyak hal, seperti cara tepat evakuasi, kemampuan untuk berenang dan masih banyak lagi.
Berikutnya, keluarga dapat menggagas solusi ketika terjadi bencana, misalnya penentuan titik kumpul keluarga, memiliki nomor telepon lembaga untuk dukungan darurat, hingga penyiapan tas siaga bencana.
Melalui latihan, setiap keluarga dapat belajar untuk mengasah kemampuan dalam antisipasi situasi krisis atau bencana. BNPB mengharapkan dengan latihan kepanikan warga saat krisis atau bencana dapat dikendalikan oleh setiap individu.
Berdasarkan survei pascagempa Kobe tahun 1995, persentase tertinggi atau sekitar 34,9 persen warga selamat dari bencana karena kemampuan penyelamatan diri sendiri. Setelah itu, 31,9 persen para korban selamat karena bantuan oleh anggota keluarga.
Pelaksanaan latihan atau simulasi pada HKB mendapatkan dukungan penuh, salah satunya melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui surat nomor 11385/A.A7/HM.00.00/2024 perihal Pertisipasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024, Kemendikbudristek mengimbau untuk seluruh perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III untuk berpartisipasi dalam HKB.
Perjalanan HKB
BNPB mencanangkan HKB ini sejak tujuh tahun silam. Pada saat itu banyak antusiasme berbagai pihak dan komunitas melakukan latihan. Tema besar yang diusung yaitu ‘Siap untuk Selamat’. Di samping tema besar, BNPB menggarisbawahi pada penekanan dalam setiap HKB, misalnya pada saat itu sub-tema yang diangkat yaitu ‘Membangun Kesadaraan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana’.
Sejak saat itu, setiap tahun HKB diselenggarakan oleh BNPB dan BPBD di seluruh Indonesia. Pada 2018, sub-tema yang diangkat yaitu Siaga Bencana Dimulai dari Diri Kita, Keluarga dan Komunitas. Selanjutnya pada tahun 2019, 2020, 2021 dan 2022 dengan sub tema yang berbeda.
Terakhir pada 2023 lalu, HKB mengangkat tema ‘Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana’. BNPB menyelenggarakan puncak kegiatan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.
Di tahun 2024 ini, HKB mengangkat tema ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat’. Puncak kegiatan dilangsungkan di Provinsi Sumatra Barat. Sejumlah latihan dan simulasi akan digelar esok hari, Jumat (26/4) di berbagai tempat, misalnya di fasilitas pendidikan, rumah sakit hingga pasar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.