Berita Sumba Barat Daya

Virus ASF Kembali Marak, Kadisnak Siagakan Tim Tertibkan Warga yang Buang Babi Mati Sembarangan

Karena itu, tim pengendali siaga di lokasi-lokasi strategis untuk memantau pergerakan masyarakat membuang bangkai babi sembarangan.

Penulis: Petrus Piter | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/PETRUS PITER
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat Daya, Drs.Agustinus Pandak mememinta masyarakat Sumba Barat Daya memperkuat biosecurity demi mencegah serangan virus African Swine Fever (ASF) terhadap ternak babi. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter

POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Kepala Dinas Peternakan Sumba Barat Daya, Drs.Agustinus Pandak mengatakan, saat ini virus babi  African Swine Fever (ASF) kembali menyerang ternak piaraan masyarakat Sumba Barat Daya.

Banyak babi  piaraan masyarakat mati termasuk tiga ekor babi miliknya mati karena terserang virus ASF.

Kondisi itu terjadi, selain karena musim hujan dengan kelembaban tinggi mempermudah berkembangnya ASF juga karena perilaku masyarakat membuang babi mati sembarangan seperti di pinggir jalan raya menambah maraknya serangan virus ASF terhadap ternak babi milik masyarakat.

Karena itu, pihaknya mensiagakan tim pengendali lapangan di lokasi-lokasi strategis untuk memantau pergerakan masyarakat membuang bangkai babi sembarangan.

"Babi yang mati di buang warga di  jalan  raya  kawasan hutan Watukanggoro, dipinggir kawasan Rokoraka dan beberapa titik lainnya  yang selama ini menjadi titik pembuangan bangkai babi maupun sampah umumnya," ujart Agustinus Pandak saat ditemui di Tambolaka, Sumba Barat Daya, Sabtu 6 April 2024 siang.

Baca juga: ASF Serang NTT, Dinas Peternakan Sebut 146 Babi Mati Akibat Virus Babi Afrika

Agustinus Pandak menjelaskan pemerintah telah melakukan koordinasi dengan pemerintah propinsi NTT termasuk dengan Kantor Karantina Hewan untuk sementara menghentikan pemberian izin mendatangkan babi dari luar Sumba.

Hal itu penting demi mencegah meningkatnya serangan ASF terhadap ternak masyarakat Sumba Barat Daya. Misalnya melarang pelaku usaha mendatangkan babi dari Flores, Timor, Bali dan lan-lain.

Selain itu, ia juga menghimbau masyarakat untuk tidak membuang babi mati sembarangan. Dan menyarankan masyarakat menggali tanah lalu mengkuburkan babi yang mati. Hal itu untuk mencegah penularan virus ASF yang dapat menyerang ternak babi milik masyarakat sekitar. (pet)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved