Destinasi Wisata
Pembangunan Jembatan Palmerah di Larantuka Flotim Dipastikan Terealisasi, Sudah Ada Kesepakatan
Kehadiran jembatan sepanjang 1,6 kilometer itu selain berdampak ekonomi, juga bakal melengkapi wisata religius Semana Santa— Tri Hari Suci Paskah.
Biaya pembangunan PLTAL Larantuka ini sekitar Rp 3 triliun, dari FMO, dalam bentuk pinjaman lunak, dengan durasi pinjaman 20 tahun. Jika sudah dilakukan front end engineering and desaign (Feed), FMO akan memberikan hibah senilai 35 persen dari total pembiayaan, sisa pinjaman 65 persen. Usia jembatan itu didesain untuk 50 tahun ke depan.
Dengan demikian, dalam pembangunan itu Pemerintah Indonesia tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Jembatan dan power plant-nya akan membiayai dirinya sendiri, dengan revenue dari hasil penjualan listriknya yang dimanfaatkan oleh PLN.
Dirut PT Tidal Bridge Latief Gau mengatakan, Indonesia memiliki potensi arus laut sangat besar. Sebagai negara kepulauan, Indonesia diapit dua samudra sehingga memiliki selat-selat, dengan arus laut sangat besar untuk digunakan sebagai energi. Potensi arus laut ini sudah digunakan sejak abad ke-12 di Belanda, di United Kingdom, Perancis, Portugal, dan Korea.
Ramah lingkungan
Semua turbin yang ditanam di dasar laut menjadi turbin yang mengapung di permukaan laut. Salah satunya adalah screw turbin, ramah lingkungan, dengan diameter sekitar 8 meter sehingga memenuhi standar Green Peace.
Keberadaan turbin ini tidak mengganggu atau merusak biota laut, termasuk ikan-ikan yang ada di selat tersebut. Turbin digantung di badan jembatan dengan model seperti ”laci meja”, yang untuk pemeliharaannya bisa dimasukkan atau dikeluarkan dari kolong jembatan.

Panjang jembatan 800 meter, terdiri dari 250 meter arah Larantuka dan 150 meter dari arah Adonara, sebagai jembatan sipil atau civil bridge, sedangkan 400 meter di tengahnya adalah jembatan Tidal atau Tidal Bridge. Di segmen 400 meter ini, turbin akan digantungkan untuk menghasilkan energi listrik.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN Hartanto Wibowo mengatakan, energi yang dihasilkan oleh arus dan gelombang laut adalah energi yang sangat potensial untuk mendukung program pemerintah, di mana saat ini Indonesia dalam masa transisi energi. Selama ini terjadi hambatan soal bagaimana memadukan investasi jembatan dan energi arus laut.Namun, dengan kesepakatan kerja sama empat pihak, maka hambatan itu sudah diselesaikan.
Financial arranger
”PLN berharap nota kesepahaman bersama empat pihak ini segera terealisasi untuk dimulainya pembangunan PLTAL Larantuka ini. Ini menjadi PLTAL pertama di Indonesia dan akan menjadi PLTAL pertama terbesar di Asia Tenggara. Kepemilikan jembatan ada di Kementerian PUPR,” kata Hartanto.
Kementerian PUPR berharap agar desain jembatan oleh PT Tidal Bridge akan di-review Kementerian PUPR, dalam hal ini Dirjen Bina Marga.Amdal sesuai standar Indonesia dan standar internasional sudah dilakukan, dengan kesimpulan jembatan dan PLTAL Larantuka layak dibangun dan layak lingkungan. Pertemuan itu pula menyepakati pembahasan draf MOU empat pihak dilakukan pada Kamis (4/4/2024).
Penjabat Bupati Flores Timur Doris Rihi menyatakan telah mendapat undangan pertemuan di Jakarta, 4 April 2024 tersebut.
Ia berharap jembatan Palmerah dengan PLTAL ini segera dimulai karena masyarakat sangat menantikan kehadiran jembatan dan PLTAL tersebut.
(kompas.id)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Destinasi Wisata: Kedatangan Wisman ke Bali Selama Februari 2024 Naik Dibanding Januari 2024 |
![]() |
---|
Kampung Adat Wologai, Destinasi Wisata Penyangga TN Kelimutu dengan Cita Rasa Kopi Wologai |
![]() |
---|
Kampung Adat Saga, Destinasi Wisata Alternatif Setelah Mengunjungi Danau Kelimutu Kabupaten Ende |
![]() |
---|
Destinasi Wisata Rohani Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Laktutus Kabupaten Belu |
![]() |
---|
PLBN Motaain, Destinasi Wisata Perbatasan Indonesia - Timor Leste di Kabupaten Belu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.