Berita Manggarai Barat

Labuan Bajo Mulai Masuk Musim Pancaroba, Begini Penjelasan dan Imbauan BMKG

Maria juga meminta masyarakat mewaspadai potensi angin puting beliung yang bisa saja terjadi di wilayah Manggarai Barat.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Stasiun Komodo menyampaikan informasi terkait peralihan Musim Pancaroba di wilayah Manggarai Barat, Provinsi NTT.

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran menjelaskan, mulai bulan April 2024 wilayah Manggarai Barat dan sekitarnya sudah mulai masuk Musim Pancaroba.

Adapun pancaroba merupakan peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.

Menurut Maria, selama periode itu akan ada potensi cuaca ekstrem. Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.

"Hujan beberapa hari terakhir ini terjadi karena kita sudah memasuki masa pancaroba, musim hujan ke musim kemarau. Hujan biasanya terjadi periode siang sampai sore disertai petir, dan angin kencang. Tapi cuma sebentar, tidak berlangsung lama," jelasnya, Minggu 31 Maret 2024.

Maria juga meminta masyarakat mewaspadai potensi angin puting beliung yang bisa saja terjadi di wilayah Manggarai Barat.

"Puting beliung terjadi dari adanya awan cumulonimbus atau awan petir," terang Maria.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk tinggi gelombang di sekitar perairan Labuan Bajo saat ini berada di sekitar 0,25 sampai 0,75 meter. Menurutnya, itu masih dalam kategori aman untuk dilintasi kapal.

Baca juga: Webinar Outlook Kepariwisataan Labuan Bajo NTT, Menjawab Tantangan dan Peluang Pariwisata

Kendati begitu, ia tetap mengimbau masyarakat dan wisatawan yang melakukan wisata bahari di perairan Labuan Bajo untuk selalu waspada.

"Kapal-kapal di sekitar perairan Manggarai Barat perlu waspada ketika terjadi hujan, bisa terjadi kenaikan tinggi gelombang yang signifikan karena angin kencang sehingga memicu tinggi gelombang," pungkasnya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved