Gempa Bumi
Kerusakan Gempa Tuban Jawa Timur Diduga Karena Terbangkitkannya Gelombang Permukaan
Banyaknya kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi Tuban diduga karena terbangkitkannya gelombang permukaan.
Bangunan-bangunan itu mengalami kerusakan ringan, tetapi menyisakan ketakutan dan trauma warga. Pengelola RSUD Umar Mas’ud pun mengevakuasi pasien dan pengunjung. Layanan rumah sakit itu pun terhenti sementara.
Namun, gempa pukul 11.22 itu ternyata hanya sebuah permulaan. Setelah gempa itu, terjadi lima gempa susulan pada pukul 11.35 sampai pukul 12.11 dengan magnitudo 2,7 sampai 4,4.
Lokasi gempa-gempa tersebut masih berdekatan dengan gempa pertama dan kedalamannya mirip, yakni 10-12 km. Setelah itu, muncul gempa keenam pukul 12.31 dengan magnitudo 5,3.
Selepas itu, terjadi 13 gempa susulan pada pukul 12.37 sampai pukul 14.11 dengan magnitudo 2,9 sampai 4,1. Sesudah itu, terjadi gempa dengan magnitudo 6,5. Pusat gempa ini berada di Laut Jawa dengan kedalaman 12 km, tepatnya berjarak 35 km arah barat Pulau Bawean.
Kepala Pelaksana BPBD Gresik Suyono mengatakan, rentetan gempa itu mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan dan menimbulkan trauma bagi warga, terutama di Pulau Bawean. Di pulau itu, sebagian bangunan Masjid Jami Al Muhajirin roboh setelah terjadinya rentetan gempa bumi.
”Kami masih terus mendata kerusakan, termasuk di wilayah Kabupaten Gresik di daratan Pulau Jawa yang sementara ini belum ada laporan korban jiwa,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban Sudarmaji mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari seluruh camat bahwa gempa dirasakan dengan guncangan yang cukup kencang. Tim BPBD Tuban masih mendata kerusakan dan kemungkinan korban luka.
Berdasarkan laporan sementara, Sudarmaji menyebut, gempa menimbulkan kerusakan pada dua rumah di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko; bangunan Balai Desa Dagangan, Kecamatan Parengan; satu rumah di Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan, dan satu rumah di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel.
Guncangan juga terasa di RS Nahdlatul Ulama, Tuban. Oleh karena itu, pengelola rumah sakit tersebut sempat mengevakuasi pasien dan pengunjung.
Di Surabaya, ibu kota Jatim, gempa melukai perempuan bernama Mohayaroh (28). Ia tertimpa material bangunan yang roboh di Tanah Merah, Kelurahan Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran. Korban masih dalam penanganan di RSUD Dr Soewandhi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menyebut, gempa merusak sebagian bangunan RSUD Dr Soewandhi dan RS Universitas Airlangga. Di kedua RS itu telah didirikan tenda darurat untuk mengantisipasi gempa susulan sehingga layanan kesehatan masih dapat diberikan saat pasien dievakuasi.
Selain itu, gempa merobohkan satu rumah di Kecamatan Simokerto, satu rumah di seberang RS Unair, satu rumah di Kecamatan Genteng, dan satu rumah di Kecamatan Mulyorejo. ”Korban ada satu orang yang terluka dan sedang dirawat di RSUD Dr Soewandhi,” ujar Agus.
Gempa dangkal
Dalam keterangan tertulis, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi dan kedalamannya, gempa di Laut Jawa itu termasuk jenis gempa dangkal. Gempa itu terjadi terkait aktivitas sesar aktif di Laut Jawa dengan mekanisme patahan geser (strike slip).
BMKG menyebut, beberapa kali gempa di Laut Jawa itu tidak menimbulkan tsunami atau gelombang pasang. BMKG pun meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan kemungkinan gempa susulan dari Laut Jawa atau lokasi lainnya.
Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Kebumian Universitas Brawijaya, Malang, Adi Susilo mengatakan, gempa itu terjadi akibat aktivitas patahan di Laut Jawa. Dia menyebut, jenis gempa patahan geser seperti itu rentan berdampak terhadap bangunan.
Baca juga: Diguncang Gempa, Tenaga Kesehatan dan Pasien di Sikka Lari Berhamburan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.